["..ra.."
"Hiks.. Kenapa kau pergi?.."
"..kan..cuma sebenter.."
"..hiks! #### jahat! Padahal katanya ngga akan pindah!.."
"..aku janji deh..nanti akan kembali.."]
.
.
"Hah!!""Hah..hah..hah..", Lyra terbangun dari tidur siangnya, ia bermimpi buruk. "S-siapa dia?! K-kenapa ugh..". Lyra menundukkan kepalanya, air matanya luruh. "Eh? A-aku menangis? Seriusan?". Lyra segera mengusap air mata yang keluar. Perasaan ini..perasaan rindu?
Ting nong..ting nong!!
Bel rumah Lyra berbunyi, segera ia pergi kedepan untuk melihat siapa yang menekan bel rumahnya.
"Loh kaka?".
Sesosok perempuan berdiri di luar. Ia memakai baju sederhana nya. Dia memiliki surai rambut panjang berwarna silver-ungu pucat dan mata berwarna ungu sedikit pucat.
"Yo!", ucapnya sambil melambai. "Udah pulang? Cepat ya", tanya Lyra. "Haha, begitulah.. kaka males juga kali lama lama pergi. Aku kan sayang banget dengan adikku satu ini~♡", ucapnya sambil menyubit pipi Lyra gemas."Kak.. aku udah besar ih, jangan manja manjain napa?", rengek(?) Lyra. "Aku kan cuma kangen", ucapnya sambil memayunkan bibir. "Udah ah, yuk masuk", ajak Lyra. Kakaknya pun mengangguk kemudian masuk.
Kakaknya memilih duduk di sofa ruang tamu sambil merebahkan (?) badannya di sofa. "Teh?", tawar Lyra. Kakaknya mengangguk kemudian Lyra pun berjalan menuju dapur.
.
.
.
Lyra menyediakan teh hangat untuk kakaknya ini kemudian ikut duduk di sofa. Kakaknya meminum teh tersebut dan kembali menyandarkan badannya di sofa....
Hening menyergap. Kakaknya itu tertidur diruang tamu. Sedangkan Lyra mendengar lagu dari headset nya.
Lyra melirik ke arah kirinya, dilihatnya kakaknya tertidur pulas. "Ck, kakak ばか!". Lyra akhirnya menggendong (mengangkut) nya dan membawanya ke kamar disamping kamar Lyra.
"Kakak ini, tidur pakai di ruang tamu. Kan capek menggendong nya dari ruang tamu ke kamar. Mana naik tangga lagi..hadeh", Lyra geleng geleng kepala melihat sifat kakaknya ini.
"Bosan.."
Lyra memutuskan untuk pergi ke rumah Reina dan mengajaknya nobar*.
Didepan rumah Reina
Lyra memakai baju ala kadarnya saat itu. Kaos putih yang dilapisi jaket hitam, serta celana pendek ketat putih selutut.
Ding dong!
Lyra menekan tombol bel di depan rumahnya ini. Tak ada sahutan maupun jawaban. Sekali lagi, Lyra kembali menekan tombol bel.
"Ya bentar!!", sahut seseorang dari dalam.
"Akhirnya.."
Klek..
"Sia-- oh Lyra? Kenapa?", tanya Reina dari balik pintu. "Pinjam kaset CD, mau nonton", jawab Lyra. "Nobar yuk?", sambungnya. Reina mengangguk kemudian meminta Lyra untuk menunggu kemudian masuk ke dalam.
.
.
.
"Udah bawa?", tanya Lyra. Reina mengangguk kemudian pergi.
.
.
.
"ただいま~".Reina masuk kemudian disusul oleh Lyra. Lyra langsung duduk sedangkan Reina memasang CD, "anime apa?", tanya Reina. "NGNL", jawab Lyra mantap. Reina mengangguk kemudian memasukan CD nya. Reina ikut duduk dan menekan tombol 'play' dari remote.
"Selamat menonton".
.
.
.
Esoknya
.
.
.Dikelas Lyra dan Reina.
Lyra POV
Keadaan kelas masih sepi, hanya baru beberapa yang datang. Salah satunya si anak baru. Pengen samperin sih, cuman ntar ngga dibales. Akhirnya aku pun tetap menyapa nya.
"Selamat pagi Dzaky!", ucapku ramah. Dan lihat? Bahkan ia tak berkutik sedikitpun. Dasar! Setidaknya bales gitu kek. Dalam hati aku terus menggerutu dan mengambil earphone dari tasku.
"Pagi", ucap Dzaky pelan.
Awalnya aku terdiam hingga menyadarinya. Dia membalas sapaanku?!. Mana Dzaky yang di bilang Reina cuek itu?!. Apa jangan jangan.. dia tsundere? Pft.. lucu sekali Lyra.. hahaha..
.
.
.
"Anak anak! Ibu ada tugas kelompok untuk kalian. Satu kelompok berisi 5 orang dan Ibu yang memilih siapa anggotanya!".Beberapa murid kudengar ingin satu kelompok dengan Dzaky. Ah iya, selain tampan Dzaky cukup pintar. Ntah kenapa aku merasa iri..
"Baiklah Ibu akan memanggil nama kalian! Kelompok 1!"
"Lyra Permata Sari"
"Reina Athanasia Putri""Yes! Kita sekolompok!", sorak Reina.
"Zardian Ananda"
"Rere permata""Dan yang terakhir.."
Para murid sontak saja terkejut siapa orang terakhir kelompokku, termasuk aku sendiri. Aku tak percaya anak pembawa sial ini satu kelompok denganku (jangan ditiru teman teman)
"Dzaky Putra".
.
.
.
Oke, aku tak ingin satu kelompok dengannya. Saat ini sudah jamnya pulang sekolah dan Reina meminta untuk berkumpul dirumahku. Hah..rumahku juga..Aku telah menunggu diruang tamu sambil meminum teh yang kubuat. Akhir akhir ini aku sering sekali meminum teh.. kenapa ya..?
"Lyra!! Kami datang", teriak anak itu. Segera aku ke pintu depan. Membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.
"Di atas aja", usulku. Diatas kami berkumpul di teras (?) Lantai atas. Kami mulai membagi tugas.
.
.
.
"Lyra~♡ buatkan aku mie dong~.."Ugh..suara itu?! Huh! Tidak bisa apa hidupku sedikit normal?. "Males", sahutku. Apa dia tidak tau bahwa aku sedang kerja kelompok?! Huh!
Kakak ku kemudian muncul di depan pintu penghubung ruang dalam dan teras lantai 2 (?). "Loh? Lagi kerja kelompok toh?". Ucapnya dengan sedikit memiringkan kepalanya. "Iya kakakku yang cantik se Galaxy.
Dia terkekeh. Apa yang lucu? Hah..terkadang aku tak mengerti jalan pikirannya. "Siapa..?", tanya Reina. "Reina belum pernah jumpa ya..", ucapku pelan. "Kakak Lyra. Jadi bagaimana? Kau mau buatkan atau tidak?", tanya kakakku lagi.
"Oke oke", ucapku menyerah. Kemudian akupun segera berlari menuju dapur
Author POV
"Kalian teman Lyra ya?", tanya kakak Lyra pada mereka. Semuanya pun mengangguk kecuali Dzaky, ia hanya memandang datar. "Hm..Lyra pernah cerita ngga? Rahasia gitu", ceplos Kakaknya. "Maksudnya?", tanya kawan sekelasnya yang bernama Rere Permata ini. "Loh? Beneran ngga di kasih tau..".
.
.
.
Lyra segera mengambil kemasan mie di lemari gantung yang berada didapur dan merebusnya."...berarti..kalian ngga dianggapnya teman terdekat dong?.."
T.B.C.
Hayo? Siapa yang sudah tau alurnya? Kalo kamu tau hebat deh. Seribu jempol buat kamu meskipun jempol saya cuman 4. 2 ditangan dan 2 di kaki (loh emangnya bisa?:v)
*nobar = nonton bareng.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Love
Romance"Apa itu CINTA ?". Bagi beberapa orang yang belum pernah merasakannya pasti hanya menggelang tak tau. Cinta adalah sebuah ungkapan dalam berbagai arti. Tapi bagiku , Lyra, cinta itu hanya satu. Dimana dia menjalin hubungan serius dan siap akan rinta...