BAB 4

86 10 55
                                    

VOTE⬇⬇⬇


Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi. Namun, Reno belum kunjung keluar dari tempat parkir.

Tara menunggu di depan gerbang sudah hampir 10 menit. Ia terus saja menggerutu kesal. Celingak-celinguk mencari batang hidung milik Reno, namun nihil. Bahkan siswa sudah hampir habis. Sebenarnya ke mana cowok itu?

Ingin menyusul tapi Tara takut Reno datang ke sini tapi dirinya tidak ada. Tetap menunggu pun membuatnya lelah.

Ia bersandar pada gerbang sekolah itu sambil terus menghubungi Reno. Dari tadi nomor tersambung tapi tak diangkat.

"Beb!" panggil Devi -selaku teman dekat Tara- yang baru saja keluar dari tempat parkir menaiki motornya.

"Ngapain lo di sini? Lo bukannya nebeng sama Reno? Reno mana?" Sederet rentetan pertanyaan di lontarkan dari mulut kecil Devi.

Tara menghela napasnya kesal, "Gatau! Apa jangan-jangan dia ninggalin gue ya? Aelah gue cape nungguin dia di sini." Ia berjongkok.

"Ada latihan basket kali."

"Gak mungkin Dev. Tapi masa sih, biasanya kalo anak laki-laki aja latihan masa yang perempuan enggak. Harusnya-kan barengan."

"Iya juga sih."

"Eh eh itu ada anak baru. Coba lo tanya, dia kan yang lagi deket sama Reno. Siapa tau dia ngerti ke mana Reno," lanjutnya, ketika ia melihat Teresa berjalan menuju gerbang sekolah.

Tara dengan sikap kemayunya berjalan ke arah Teresa.

Merasa jalannya terhalang, Teresa mendongak, menatap teman sekelasnya yang super duper protective itu dengan malas sekaligus seperti bertanya 'apa lagi?'

"Eh nak baru. Tau pacar gue gak? Lo kan selalu sama dia akhir-akhir ini."

Jika ditanya apakah Teresa ingin pindah sekolah, ia akan lantang menjawab iya. Bagaimana tidak? Siswi seperti Tara yang hanya memikirkan soal cowok, atau bahkan soal cinta yang sebenarnya Teresa harusnya tak ikut masuk dalam masalah mereka pun, jadi ikutan di sangkut-pautkan.

Teresa tidak mengenal mereka, apalagi Reno itu. Dia hanya cowok yang selalu menganggu hidupnya beberapa hari lalu dengan ocehan serta gombalan yang bahkan Teresa pun risi, tapi kenapa di sini seakan Teresa yang mendekati Reno dengan sengaja.

Apa cinta harus seperti itu?

Ia menatap sekilas Tara. "Gak," ketusnya sambil berlalu melewati mereka begitu saja.

"Yee santai aja kali."

Tara menggerutu kesal, menyesal bertanya kepada Teresa. Ia kesal juga karena Reno tak kunjung datang.

😍😍😍

Suasana di area basket sedikit ramai, karena ada beberapa anak yang iseng bermain di lapangan tersebut. Hal ini sering terjadi jika mereka malas pulang.

Di sana ada Reno yang meminum airnya hingga setengah botol. Ia berkeringat banyak.

"Ren!" panggil Angga -teman se-club dengan Reno-, ia menoleh sambil meminum airnya lagi.

Angga datang bersama Rein -kekasih Angga- dengan berlari kecil menuju arah Reno sembari membawa bola basket di tangannya. "Lo ada janji sama Tara?"

Byurr!

Pertanyaan Angga sukses membuat Reno menyemburkan air minumnya ke depan -ke arah Reina berdiri-.

ReSa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang