× 05 ×

945 103 9
                                    

× PICK ME ×





Baru kali ini Nara merasakan pulang sekolah sendiri, bukan tanpa alasan pastinya. Yang pertama, supir yang biasa mengantar jemput dia dan Sakura sedang cuti karena sakit, dan sang Kakak, Sakura ada kerja kelompok yang harus diselesaikan hari itu juga.

Mungkin sudah biasa untuk siswa yang lain, tapi bagi Nara ini pengalaman baru baginya. Entah transportasi apa yang harus dia pilih. Sebenarnya mudah saja baginya untuk mengeluarkan uang membayar taksi ke rumahnya, tapi sepertinya hati dia berkata lain.

Kaki Nara melangkah menuju halte bus yang biasa dia lihat ketika berangkat sekolah, tidak jauh dari gerbang sekolahnya. Iya, Nara memilih bus untuk menjadi transportasi yang mengantar dia ke rumahnya. Toh dia juga ingin merasakan menjadi pelajar yang sesungguhnya, batinnya.

Awan yang sejak pagi menutupi matahari mulai menggelap. Dan benar saja, rintik hujan mulai jatuh saat Nara tiba di halte. Bukan rintik hujan kecil, bahkan cukup deras.

Nara bangkit dari duduknya menuju pinggir halte dan mengulurkan tangannya sehingga air hujan membasahinya. Sejak kecil ia mengidamkan bermain dibawah guyuran hujan, sepertinya seru. Tapi hal itu tak pernah tersampaikan sampai saat ini.

Merasakan dingin yang lebih menusuk kulitnya, Nara kembali duduk di kursi halte sambil mengeringkan tangannya yang basah dengan tissue. Gadis itu menyesali dirinya yang tak menuruti sang Mama untuk membawa hoodie pink favorit nya.

Jalanan cukup lengang, karena sekarang sudah lewat dari jam pulang sekolah. Hari ini jadwal Nara piket di kelas, alhasil dia pulang terlambat. Sepertinya dia harus menunggu bus lebih lama lagi.

Kepala Nara tertunduk sambil menggesekkan ujung sepatunya di trotoar membentuk pola, kebosanan mulai menghampiri dirinya. Nara menghela nafas pelan, "Kenapa tadi ga naik taksi aja ya" sesalnya pada dirinya sendiri.

Nara mengangkat kepalanya saat ada suara deru motor berhenti dihadapannya. Motor sport hitam dengan pengemudi laki-laki yang mengenakan seragam yang sama dengannya, bedanya lelaki itu basah kuyup karena menerobos hujan.

"Junho?" panggil Nara.

Lelaki yang sedang mengusak rambutnya yang baru terlepas dari helm pun menoleh ke arah Nara. "eh Nara, kok belum pulang?"

Junho menghampiri Nara sambil mengusap kasar seragamnya yang basah. "Belum, lagi nunggu bus", jawab Nara.

Nara masih memperhatikan Junho yang duduk di sebelah nya, tentu saja dengan jarak yang tidak dekat karena Junho takut membuat seragam Nara ikut basah karenanya.

"Junho sendiri belum pulang?"

"Belum, tadi habis nganter si Yoonseong dulu" jawabnya. "Nara bukannya biasa diantar jemput? Kak Sakura mana??"

Nara menoleh ke arah Junho, "Iya, Supir nya lagi sakit, terus kalo Kak Sakura lagi ngerjain tugas kelompok"

"Oh gitu"

Hening setelahnya, hanya suara hujan yang andil. "Nara"

"Iya"

"Kalau boleh tau, lo pindahan dari sekolah mana?" tanya Junho.

"Aku homeschooling sebelumnya"

"Homeschooling?"

"Iya" Air muka Nara seakan berubah sendu mengingat kondisinya, "Sebelum ini aku ga pernah sekolah di sekolah biasa"

Junho tetap memperhatikan Nara yang menatap kosong pada rintik hujan dari samping. "Ini juga kali pertama Nara punya teman" lanjut Nara.

Junho tersenyum, "Kalau Nara butuh bantuan, jangan sungkan sama gue"

Nara menoleh dan membalas senyum Junho, "Makasih Junho"

Bohong kalau Junho ga terpikat dengan pesona Nara. Nyatanya lelaki itu sering memperhatikan Nara diam-diam. Tak jarang juga ia kepergok memandangi Nara dari kursinya saat di kelas.

Junho fikir Nara adalah perempuan yang berbeda, apalagi jika disandingkan dengan Yiren. Bukan karena Yiren primadona di sekolah, tapi karena aura Nara berbeda. Seperti ada magnet untuk menarik orang lain segan sama dia.

Iya, kesopanan Nara lah yang menjadi magnet nya sehingga orang lain pun berbuat sopan kepadanya.

Junho menengadahkan kepalanya melihat langit yang tak lagi menurunkan air hujan, dirinya bangkit dari duduknya. "Udah ga hujan, kalau jam segini bus udah jarang. Gue antar aja gimana?"

"Eh gapapa, aku mau nunggu bus aja," tolak Nara. "Kamu pulang aja duluan, nanti keburu hujan lagi"

"Udah sore juga, bahaya kalau lo nunggu disini sendirian", jelas Junho.

"Gue antar aja, gapapa kok. Rumah kita juga ga terlalu jauh" lanjutnya.

"Loh Junho tau rumah aku?" tanya Nara kaget dengan penjelasan Junho.

"Gue tau rumah Kak Sakura, pasti kalian tinggal serumah kan" Junho menaiki motor hitamnya dan memakai helmnya.

"Oh gitu"

"Ayo naik" ajak Junho sambil menyalakan mesin motornya.

Nara tampak berfikir sebentar sebelum akhirnya dia memutuskan untuk naik ke motor nya Junho.

"Motor Junho tinggi banget sih, aku berasa kaya manjat pagar" keluh Nara yang susah payah untuk duduk di jok belakang motor Junho.

Junho terkekeh kecil mendengarnya, "Berlebihan banget"

Junho menengok ke arah Nara, "Oh iya, di tas gue ada jaket, kayanya engga basah. Pakai aja"

"Loh kok aku yang pake? Kan Junho yang bajunya basah"

"Lah loh lah loh terus dari tadi, gapapa gue kan cowok"

Ya terus apa hubungannya cowok sama baju yang basah? Pikir Nara.

"Nara buka tas Junho ya" tangan Nara vergerak membuka resleting tas junho, "Nih Nara cuma ambil jaket aja ya, ga ngambil apa-apa lagi"

Junho yang daritadi memperhatikan Nara dari kaca spion hanya tersenyum geli dengan tingkah Nara, gimana bisa perempuan bocah seperti dia duduk di bangku SMA? pikirnya.

"Iya percaya"

"Beneran Nara yang pakai??" tanya Nara lagi.

Sejujurnya dia merasa ga enak dengan Junho. Gimana kalau Junho kedinginan? Gimana kalau Junho sakit? Gimana kalau Junho hipotermia? Gimana kalo— se-berlebihan itu memang seorang Miyawaki Nara.

"Udah dipakai jaketnya?" tanya Junho.

Nara menggangguk, "Iya udah"

"Yaudah pegangan"


×××

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PICK ME || CHA JUNHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang