Bagian 5

6.3K 222 29
                                    

🍂 Devil Park Jimin 🍂

◽◽ Happy Reading ◽◽

Anna sudah Jimin baringkan di ranjang nya. Wajah cemas Jimin sangat terlihat jelas ketika iya melihat Anna yang tidak sadarkan diri. Kecemasan dia, sungguh luar biasa. Jimin menyadari bahwa Anna seperti ini karena ulahnya.

"Anna, ku mohon bangunlah. Anna jangan membuatku sangat khawatir akan keadaanmu Anna, tolong sadarlah!" ujar Jimin. Tak henti mengusap kepala Anna.

Gadis itu masih menutup kedua matanya. Belum ingin untuk sadarkan dirinya. Tidak! Maksudnya, Anna sudah sadar. Karena memeng dia tidak pingsan. Anna hanya berpura-pura saja agar Jimin berhenti memukul nya.
Satu matanya terbuka sedikit melihat Jimin yang saat ini terlihat sangat khawatir padanya. Apa itu semua tulus dari hatinya? Bahwa dia sangat khawatir akan ke adaan Anna saat ini.

"Anna ku mohon sadarlah. Anna aku tidak bisa melihatmu seperti ini." terdengar sangat lirih, dalam hati Anna tertawa, melihat Jimin yang lemah. Mari bersandiwara.

Anna perlahan lahan membuka kedua matanya. Senyuman tergores di bibir Jimin kala iya melihat gadis itu sadarkan dirinya.

"Anna, kamu sudah sadar. Ah ... aku sangat senang kamu tidak apa-apa Anna." ujar Jimin.

"Kamu menyakiti Jimin Hiks ...."

"Anna, kumohon jangan katakan itu, aku-aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti mu sungguh. Aku respek dan tidak sadar, tolong maafkan aku Anna."

"Aku benci padamu Jimin! Aku benci dengan sikap mu yang seperti ini!"

"Anna, kumohon jangan katakan itu. Jangan membuatku marah Anna, kau tau? Aku orang yang temperamen. Tolong jangan membuatku emosi. Aku menyayangi mu!"

"Sayang? Jika kamu sayang, tidak mungkin kamu menyakitiku Jimin. Semua yang kamu lakukan ini sangat sakit. Hiks... Awaww..." rengeknya.

"Mana yang sakit Anna? Maafkan aku sudah menyakiti dirimu." ujar Jimin.

"Hiks ... Tubuhku sakit semua Jimin, kau menyakiti ku hiks ..." rengek Anna membuat Jimin terus merasa khawatir padanya.

Jimin segera berjalan ke arah lemari untuk mengambil P3K dan segera mengobati luka Anna.

"Aku sungguh minta maaf padamu Anna. Aku tidak pernah berniat untuk menyakiti mu. Ku harap kamu tau dengan sikapku ini Anna, aku selalu hilang kesadaran jika sedang marah. Ku harap kamu tidak membuat ku marah Anna." ujarnya sambil menuangkan alkohol di kapas, mengusapkan lembut di sudut bibir Anna.

"Kamu yang memulai nya Jimin. Jika kamu memang mencintai dan menyayangiku, semarah apapun kamu. Kamu pasti bisa menahannya!"

"Aku-aku tidak bisa Anna. Maafkan aku,"

Anna menepis tangan Jimin yang masih mengusap sudut bibirnya.

"Berarti kamu tidak sungguh sungguh mencintai ku Jimin. Jika kamu tidak bisa mengendalikan emosi mu padaku!"

"Anna, aku butuh waktu untuk itu!"

"Bersikap baiklah padaku, Jika kamu mencintai ku dengan sunguh-sungguh Jimin. Atau aku akan benar - benar membenci mu!"

"Tolong jangan katakan itu Anna tolong!"

"Percuma! Jika kamu tidak bisa. Lebih baik aku pergi!" ujar Anna kembali.

"Jangan pergi Anna, ok! Aku akan coba menuruti apa mau mu! Aku akan berusaha menahan emosi ku Anna. Hanya padamu, tolong jangan pergi, aku sungguh mencintaimu dengan tulus!"

"Janji kamu tidak akan marah padaku?" tanya Anna. Jimin mengangukan kepalanya. Anna tersenyum dengan pengakuan Jimin. Ini baik sangat baik.

"Terimakasih Jimin. Aku yakin jika kamu adalah orang baik. Aku yakin!" ujar Anna dengan senyuman. Tubuh Jimin memeluk hangat tubuh Anna, dalam hati iya tertawa bahwa halnya Jimin lemah akan dia.

'Aku akan membuat mu membayar atas perlakuan mu padaku Jimin.'

.
.
.
.
.
.

2 hari setelah itu.
Jimin masih di rumah dan belum pergi bekerja. Dia masih memiliki cuti dan tidak ingin untuk pergi bekerja.

Jimin duduk santai di ruangan utama menatap layar laptop nya. Anna sibuk di dapur memasak makan siang untuk mereka. Makan siang?

Bahkan Anna tidak bermaksud ingin masak saat ini. Dia hanya diam saja di dapur sambil memainkan layar ponsel nya.

"Anna."

Suara Jimin memanggilnya. Dengan segera gadis itu pergi menemui Jimin. 

"Yak Jimin?"

"Tolong buatkan kopi untuk ku," pintanya. Anna tersenyum dengan titahnya lalu melangkah pergi meninggalkan Jimin setelah iya tau apa maksud Jimin memanggilnya.

Cih! Anna bahkan tidak sudi membuat kopi untuk Jimin. Enak sekali dia menyuruh nya seperti seorang pembantu. Kopi sudah siap dengan segera iya menemui Jimin.

"Jimin ah. Ini kopinya!" ujar Anna. Jimin tersenyum sambil menerima secangkir kopi pemberian Anna. Tanpa mengalihkan pandangnya dari layar laptop dia.

Jimin menyeruput kopi itu tapi.

BUR...

Dia menyemburkan semua kopi yang sudah masuk kedalaman mulutnya itu. Dia saat dia merasakan kopi itu yang terasa asin. Anna tertawa dalam hati ketika dia melihat Jimin yang sudah terkena jebakan nya. Jimin tidak tau kalau Anna menyeduh kopi itu dengan garam bukan gula.

"Anna!" tatapan tajam Jimin membuat Anna menundukan kepalanya. Dia berpura - pura takut.

"Apa yang sudah kamu masukan kedalam kopi ini? Apa kamu sengaja melakukan itu?" ujarnya dengan nada tinggi. Anna tersedu dengan ucapan Jimin itu.

"Ak-aku memasukan gula Jimin,"

"Tapi kenapa rasanya asin? Kamu tidak sedang mengerjai ku kan?"

"Ti-tidak Jimin aku-aku, ahhkk.." Jimin tiba-tiba menarik rambut Anna membuat gadis itu merintih kesakitan.

"Sakit Jimin hiks ... Kenapa kamu marah. kamu bilang kamu tidak akan marah padaku hiks..." rengek Anna. Jimin terdiam ketika iya melihat Anna yang menangis kesakitan.

Dia melepaskan cengkaman nya. Dengan deru napas yang tersengal sengal.

BRUK

Jimin memukul tembok. Di samping nya, Anna histeris kala itu. Dia sangat takut seketika pada Jimin.

Tatapan Jimin tajam pada Anna yang saat ini menangis histeris melihatnya memukul tembok dengan keras.

Susah rasanya mengendalikan emosinya. Tapi dia juga berfikir akan keadaan Anna dan juga janjinya. Jimin mendekap tubuh Anna mencoba menenangkan gadis itu.

"Jangan menangis maafkan aku," lirihnya. Anna terdiam di dekapan Jimin. Tersenyum penuh kemenangan.

'Lakukan hal yang lebih. Yakin saja suatu saat nanti dia bahkan tidak akan berani menyentuh ku jika dia marah. Ini baru permulaan. Biar sakit hanya sedikit. Sabar, ' batin yang tertawa bahagia.

.
.
.
.
.

Tbc.
Sandiwara Anna, masih permulaan itu :v

Crazy Husband PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang