Kring...kring...kring. Suara jam Beker didalam kamar Belva menyala.Sekarang sudah pukul 5.30 pagi. Belva pun mematikan alarmnya dan menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.
" Hoaaamm.. kenapa masih ngantuk ya? " Ucap Belva dalam keadaan setengah sadar dari tidurnya.
Dia pun langsung mengucek matanya agar menghilangkan rasa ngantuk nya itu. Setelah itu dia merapihkan tempat tidur nya dan bergegas ke kamar mandi.
Selesai melaksanakan ritual pagi, dia memakai seragamnya dan membawa tas nya lalu turun kebawah untuk sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
" Mamah bikin sarapan apa? " Tanya Belva sambil duduk di meja makan.
" Eh kamu udah bangun va, ini mamah masak nasi goreng buat kita sarapan " jawab mama Belva.
Mereka berdua pun langsung memakan sarapannya. Setelah selesai Belva pamit untuk berangkat ke sekolah.
" Mah Belva berangkat sekolah dulu ya " ucap Belva sambil menyalami tangan mamanya.
" Iya va, kamu hati-hati ya dijalan " jelas Elena.
Lalu Belva hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Sekarang Belva sudah berada di angkot setelah berapa lama mengunggu tadi di halte.
Hanya butuh 10 menit untuk ke sekolah Pusaka Raya, dan sekarang Belva tengah berjalan ke kelasnya. Tiba tiba saja ada yang memanggil namanya, sepontan Belva langsung menoleh ke arah suara itu.
" Belva "
" Iya ra " jawab Belva. Ya orang yang memanggil Belva adalah sahabatnya Davira.
" Ayo ke kelas bareng " ajak Vira.
Lalu hanya di jawab dengan anggukan oleh Belva. Sesampainya di kelas mereka berdua langsung duduk di kursi masing masing.
" Va, katanya kamu mau cerita ke aku " ucap Vira duluan.
" Oh iya ra, jadi gini..." jawab Belva menggantung, Vira tetap menunggu kelanjutan cerita Belva.
" Kemaren pas waktu gue mau pulang ada anak Dirgantara gangguin gue " jelas Belva. Tapi belum selesai.
" Terus kamu ngga papa kan va? " Tanya Belva khawatir.
" Nah itu makanya dengerin dulu gue cerita sampe selesai " ucap Belva agak sedikit kesal karena ceritanya dipotong.
Lalu Vira hanya menganggukan kepalanya saja.
" Terus pas gue di gangguin gue lari, eh jatoh terus lutut gue berdarah. Tadinya anak-anak Dirgantara mau bawa gue, eh tiba-tiba Kenzo Dateng nolongin gue " jelas Belva.
" Apa? Kenzo nolongin kamu? " Tanya Vira heran.
" Iya ra, dan Kenzo itu yang udah gue tumpahin es waktu kemaren di kantin " jelas Belva. " Terus dia juga nganterin gue pulang kemaren karna lutut gue berdarah " lanjut Belva.
" Sumpah va kamu tuh cewek pertama yang udah pulang bareng sama Kenzo " jelas Vira pada Belva.
" Terus? " Tanya Belva heran.
" Ya kamu beruntung aja si, soalnya cewek cewek yang lain tuh pada pengen banget pulang atau berangkat sama Kenzo, tapi dia nya ngga pernah mau " jelas Vira.
" Biasa aja sih. Kalo bukan Karna lutut gue luka, gue juga ngga mau dianterin dia. Orang nya gengsian, cuek, ngga mau ngomong kaya orang bisu sumpah " jawab Belva menjelek jelekan Kenzo.
" Yeh va, gitu gitu Kenzo itu the most wanted di sekolah ini " jelas Vira lagi.
" Bodo amat gue juga bisa dibilang termaksud the most wanted di sini " jawab Belva sedikit meyombongkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELVA
Teen FictionSaat seseorang harus menjalin hubungan itu merupakan hal yang baik. Tapi bagaimana jika sifat mereka berdua sangat bertolak belakang. Cowoknya dingin, tidak banyak bicara dan cool, sedangkan ceweknya petakilan, banyak bicara, dan melakukan sesuatu s...