Happy reading
***
Arga berjalan masuk ke sebuah kafe sambil melihat-melihat tempat duduk yang kosong. Tanpa sengaja kedua matanya menangkap sosok gadis berambut curly yang sudah ia duga gadis itu adalah Lyra. Lalu apa yang dilakukan gadis itu sendirian disini? Pikir Arga. Dia tahu Lyra adalah gadis rumahan yang tidak suka hangout. Lyra akan bepergian atau hangout jika tujuannya penting atau mungkin dia akan hangout dengan sukarela (untuk tujuan yang tidak penting) dengan orang yang benar-benar sudah sangat akrab dengannya, seperti sahabat atau keluarga.Arga mengenyahkan pikirannya dan berjalan dengan langkah gontai menghampiri gadis itu.
"Hei Ra.." sapa Arga ketika sudah berada tepat di depan gadis itu.
Lyra sedikit tersentak melihat lelaki itu yang sedang menarik kursi dan duduk di hadapannya"Kok lo bisa disini sih? Jangan-jangan lo nguntit gue ya!" Tuduh Lyra dengan mata memicing menaruh curiga
Arga mengacak rambut gadis itu," Kampret lo. Nggak lah. Ngapain coba? Nggak ada kerja banget"
"Gue udah bilang nih rambut jangan diacak," Keluh Lyra sambil merapikan rambutnya yang sudah berantakan dan Arga hanya terkekeh senang melihat wajah kesal gadis itu "Emang lo nggak pernah ada kerjaan. Btw, ngapain disini?" Tanya Lyra
"Gue bosan aja nungguin Risa disalon. Jadi gue kesini aja." Jawab Arga malas
"Lo nungguin cewek lo? Di salon? Ughh...cwit banget cih..Hahahaha" Lyra tertawa puas. Seorang Arga melakukan hal itu? Wow. Pikir Lyra
"Puas ketawanya?" Mimik wajah Arga terlihat kesal mendengar suara tertawa gadis itu yang terdengar mengejek.
"Sayang, nanti tungguin aku di salon ya. Aku nggak mau pisah sama kamu. Aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu. Kamu juga gitu kan sayang?" Tanpa mempedulikan pertanyaan Arga, Lyra dengan sengaja meniru gaya berbicara Risa yang terkesan manja
"Apa sih, Ra. Senang banget deh kalo ngejek gue. Coba aja tadi gue nggak kesini. Lo nggak bakal ketawa sepuas ini." Gerutu Arga dengan mimik wajah kesal."Btw, lo kok bisa disini? Sendiri lagi. Lo kan tipikal gadis rumahan yang malas keluar rumah." Arga penasaran.
Tawa Lyra berhenti ketika mendengar pertanyaan Arga barusan."Lo tahu nggak, gue tu kesel banget sama teman-teman kantor gue. Mereka janjian ketemu disini kan eh pas gue nyampe trus duduk 10 menitan gitu mereka batalin dong janjiannya. kesel kan?,"Keluh Lyra
"Lagian lo sih jadi orang on time banget. Masa lo nggak tahu tipikal masyarakat +62 yang suka ngaret. Tapi tetap mereka yang salah sih."
"Emang mereka yang salah"
"Trus kenapa lo nggak langsung balik? Sengaja ya biar bisa ketemu sama gue?" Tanya Arga denga percaya diri tingkat dewa
"Ketemu sama lo? Nggak lah. Males banget hari-hari cuma liat muka lo doang. Kayak nggak ada cowok lain aja di bumi. Daripada ketemu sama lo mending gue ketemu sama kakek Sugiono biar bisa salam kenal"
"Emang kampret lo, Ra. Kata-kata lo nggak pernah lolos sensor banget ya. Ngomong jorok mulu." Arga terkekeh
"Eee... kakek Sugiono tu kakek teman gue ya. Pikiran lo tu yang jorok. Dasar"Lyra beralasan
***
"Makasih ya pak,"ucap Lyra seraya melepaskan helm berwarna hijau yang ia kenakan dan memberikan uang dua puluh ribuan kepada driver tersebut.
Lyra baru pulang dari kafe setelah melewati obrolan yang cukup panjang dengan Arga. Obrolan mereka berkahir ketika Arga mendapat panggilan telepon dari pacarnya, Risa untuk menjemput Risa di salon. Dengan berat hati Arga meninggalkan Lyra sendiri di kafe. Selepas Arga pergi, beberapa menit kemudian Lyra memesan ojek online dan sekarang Lyra telah sampai di kediamannya dengan selamat.
"Iya mbak. Sama-sama," Balas driver yang jika dilihat sekilas diperkirakan usianya sudah empat puluh tahunan.
***
Lyra baru saja menghempaskan dirinya di tempat tidur dan ponselnya bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk. Lyra melihat siapa yang menelepon dan didapatinya, nama Arga yang tertera disana. Seperti biasa dengan senyum mengembang Lyra menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Hallo," Ucap Lyra sebagai salam pembuka
"Halo Ra. Lo udah sampe rumah belum? Sorry ya tadi nggak bisa anter lo pulang." Balas suara di seberang sana dengan nada menyesal
Lyra tersenyum. Apakah Arga khawatir padanya?
"Yaelah Ga. Nggak papa. Lagian tadi kan gue juga kesana emang sendiri nggak bareng sama lo kecuali kalo bareng trus pas balik lo ninggalin gue, nah itu baru namanya kampret moment.
"Hehehe...Tapi lo udah sampe rumah belum? Udah makan belum?"
"Gue udah sampe rumah cuma belum makan. Lagian masih jam enam sore" Jawab Lyra sembari melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamarnya dan berhadapan dengan tempat tidur.
"Makan bareng yuk. Gue jemput ke rumah lo sekarang."Ajak Arga
"Lain kali aja ya, Ga. Gue capek. Masa baru nyampe rumah udah keluar lagi? Kenapa nggak ngajak pacar lo aja?" Jujur. Untuk saat ini tubuh Lyra benar-benar lelah dan ia sangat butuh istirahat
"Kalo ngajak dia, gue nggak bisa gila-gilaan. Nanti jaim mulu" Jelas Arga
"Lah ngapain harus jaim? Orang pacaran kan harus terbuka satu sama lain. Harus menunjukkan dirinya yang sebenarnya tu kayak gimana supaya hubungan jadi lebih menarik untuk dijalani." ucap Lyra sedikit tegas karena greget dengan ucapan Arga barusan
"Nggak mungkin dong Ra kalo baru awal pacaran gue langsung gila-gilaan depan dia. Ntar kalo tu anak ilfeel gimana dodol? Makanya Ra. Pacaran. Pa-ca-ran" Arga mengeja kata 'pacaran' sambil tertawa membayangkan wajah Lyra yang pasti sudah kesal dan ternyata bayangannya tidak meleset.
"Apasih?! Kok gue yang merasa tersudut gini.? Eh dengar ya sekali gue dapet pasangan, gue langsung naik pelaminan." Ucap Lyra kesal.
Arga terbahak di seberang sana."Lagian lo sih ngomongnya kayak orang yang udah pengalaman aja. Sok-sok'an jadi penasihat cinta. Hadehhh..makan tu novel-novel romansa lo. Tangan baru dipegang sama cowok aja langsung merona. Dasar." Ejek Arga di seberang sana dan tawanya makin pecah.
"Ck. Kok lo jadi nyebelin gini sih? Udah ah mending gue matiin aja." Lyra kemudian menggeser tombol merah bergambar telpon di layar ponselnya dan mengakhiri obrolannya dengan Arga.
Baru saja obrolan berakhir sepihak, Arga mengirim chat via sosmed kepada Lyra. Lyra berusaha menahan kesal setengah mati karena isi chat dari Arga
Isi chatnya: Woi...pacaran woi..PA-CA-RAAANNNN
Tanpa membalas pesan Arga, Lyra mengambil handuk kering yang terlipat di lemari pakaiannya dan berjalan gontai ke arah kamar mandi yang berada di kamarnya. Sepertinya dia perlu me-refresh tubuh dan pikirannya.
***
Semoga Suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone, lagi?
RomanceIni pertama kalinya aku melihat dia lagi. Semakin dewasa dan mempesona. Rasa ini masih tetap sama -Lyra Alexandra Dia semakin cantik dan menawan. Rasa ini perlahan muncul kembali. Entahlah perasaan apa ini. Seperti takut kehilangan untuk kedua kalin...