Pria berkaki panjang dengan wajahnya yang tampan itu berjalan mendekati Taeyong yang tengah sibuk meracik kopi. Ia mendekatkan wajahnya kearah telinga Taeyong dan berbisik,
"Bagaimana liburannya, tuan Taeyong?"
Taeyong menjauh dari sumber suara yang menggelitik telinga nya, ia melemparkan tatapan yang dingin pada Johnny, "Hampir saja kopi ini gagal" ujar Taeyong yang kembali pada aktifitasnya.
"Kau belum menjawab ku, Lee Taeyong!" ujar Johnny yang masih memperhatikan Taeyong dengan serius.
"Tentu saja menyenangkan, kenapa kau harus melayangkan pertanyaan yang seluruh dunia juga sudah tau jika Lee Taeyong sedang bersama Kim Doyoung pasti selalu bahagia." jawab Taeyong diakhiri tawa khasnya. Johnny hanya bergidik geli mendengar bualan Taeyong, rasanya sedikit berlebihan bagi sesama pria mendengar ucapan Taeyong.
"Hyung, where is your baggle bite? Lemme take a bite and don't be niggard, please!" pria bersurai pirang itu tiba-tiba menerobos pembatas meja bar khusus barista dan itu mendistraksi Taeyong. Ia menatapnya dan mencoba memperdalam penglihatannya, matanya seakan berkata siapa anak ini? rasanya tidak asing.
Setelah berpikir beberapa detik ia pun menjentikkan jarinya seakan mendapatkan jawaban yang ia cari. Tidak salah lagi, pria itu adalah Mark Seo. Mark adalah adik Johnny yang tinggal di Canada bersama dengan kedua orang tuanya. Berbeda dengan sang adik, dengan alasan ingin mandiri Johnny memilih menjadi entrepreneur di Seoul dan tidak tinggal disana.
"Mark, kau sudah dewasa sekarang" ujar Taeyong. Mark mengalihkan pandangannya pada Taeyong, bibirnya kini membulat dan berkata,
"Oh! Taeyong hyung? You make me losing my focus, bro."
Keduanya saling berbagi high five. Taeyong dan Johnny sudah bersahabat cukup lama sehingga dia mengenal Mark sejak ia masih sekolah dasar. Mark kini sudah berbeda aura, benar-benar seperti remaja Canada pikir Taeyong. Ketiganya sedang bertukar cerita disela-sela pekerjaan yang lumayan melelahkan. Setidaknya kehadiran Mark menambah suasana lebih ramai dan tidak terlalu kaku.
...
Disisi lain, Doyoung baru saja pulang dari kampusnya. Sekarang sudah memasuki akhir semester jadi Doyoung bisa pulang lebih awal, lagipula semua ujian untuk mata kuliah nya sudah selesai dan sekarang tinggal menunggu hasilnya keluar. Maka dari itu Doyoung berencana akan mengunjungi Taeyong di ditempat kerjanya, setidaknya ia bisa sedikit memberikan bantuan jika memang dibutuhkan.
Doyoung memasuki kafe milik Johnny dengan senyum simpul terlukis diwajahnya. Aroma kopi yang menenangkan mulai menyerang penciuman Doyoung membuat suasana positif di hatinya meningkat. tidak heran jika banyak yang datang kemari, harumnya saja sudah meningkatkan selera, batin Doyoung.
Johnny yang menyadari kedatangan Doyoung pun menyambutnya dan menuntun pria berwajah kelinci itu menemui sang kakak. Taeyong yang menyadari kehadiran Doyoung seketika memeluknya, ia tidak menyangka sang adik akan datang menemuinya saat ini. Ia mengacak kecil rambut Doyoung dan berkata,
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Tentu saja ingin menemui mu, hyung." jawab Doyoung diakhiri dengan gummy smile andalannya. Taeyong yang mendengar jawaban sang adik pun hanya tertawa kecil dan mencubit pipinya. Kenapa adiknya ini semakin hari semakin menggemaskan pikir Taeyong.
Suasana kafe hari ini begitu menyengkan bagi Taeyong, ia yang biasanya merasa kesepian kini merasa sangat lengkap. Doyoung, Johnny dan Mark, mereka semua dapat berbaur dengan baik.
Namun, sayangnya semua kebahagiaan tersebut tak bisa bertahan lama. Semua tawa dan senyum yang terukir itu hilang seketika.
"Akkhhh" Doyoung tiba-tiba mengerang kesakitan, jantungnya berdetak dengan tempo yang tak beraturan. Ia meremas dadanya sangat kuat, kepalanya terasa sangat berat dan pandangannya mulai menggelap.
sial, kenapa harus sekarang...
Tidak...
Jangan sekarang...
Taeyong hyung sedang melihat ku...
Ku mohon...BRUUK!
Doyoung sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi, ia tergeletak lemas diatas lantai. Samar-samar ia masih bisa mendengar suara Taeyong yang terus berteriak memanggil namanya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa, perlahan pendengarannya benar-benar memudar hingga tak ada lagi suara yang bisa ia dengar.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection | Doyoung & Taeyong ✔
FanfictionDoyoung berjanji akan selalu menjaga sang kakak, Taeyong. Begitupun Taeyong yang akan menjadi kakak sekaligus orang tua yang baik bagi Doyoung. Namun kita tidak pernah mengetahui masa depan. Rencana hanyalah rencana, janji hanyalah janji. Semua bisa...