☣ doyoungs (closure) ☣

3.8K 320 24
                                    

1 Year Later

Rumah dengan nuansa putih yang minimalis ini terasa benar-benar berbeda sekarang. Taeyong berdiri di ruang tengah dan mengedarkan matanya kesetiap sudut ruangan. Matanya mulai berkaca-kaca namun bibirnya membentuk senyuman yang tipis.

"Ayah" suara nyaring dari seorang anak laki-laki membuyarkan segala pikiran yang berkecamuk dikepala Taeyong. Anak lelaki dengan warna kulit yang putih, matanya yang bulat dan pipinya yang chubby itu berlari dan memeluk kaki Taeyong dengan erat.

"Hey, kau sudah siap ?" ujar Taeyong, ia menggendong anak tersebut dan menatapnya penuh cinta.

"Sudah ayah" jawabnya semangat.

"Bagus, anak ayah memang cekatan. Baiklah ayo kita keluar, paman Johnny sudah menunggu di mobil"

Taeyong menurunkannya lalu menggandengnya erat, ia berlalu dari tempat dan menyisakan kesunyian didalam rumahnya.

"Paman Johnny!" anak kecil itu melepaskan genggamannya dari Taeyong, ia berlari menghampiri Johnny dengan kedua lengan yang membentang seakan meminta pelukan yang hangat.

"Hello baby" Balas Johnny seraya memeluknya, Johnny mengusap kepala lelaki kecil yang menggemaskan itu dan sesekali mengelus pipinya.

Taeyong hanya mampu tersenyum tenang melihat sahabatnya begitu dekat dengan anaknya. Ya, Taeyong memiliki anak.

"Hey, how about me? why don't u gimme some hug?" pria dengan rambut pirangnya tiba-tiba keluar dari mobil dan berjongkok dihadapan lelaki kecil itu.

"Mark hyung!" Ia memeluk Mark dengan erat, "Mark hyung nakal masih? ku tak suka anak nakal!" ucap anak manis itu dengan susunan kata yang masih berantakkan, menggemaskan sekali.

"I'm not, aku adalah anak baik" jawab Mark seraya mencubit pelan pipi anak itu.

"Hey, aku masih tidak setuju kau dipanggil hyung sedangkan aku paman" ujar Johnny dengan ekspresi wajah yang tak nyaman.

"Sudah lah, John. Lagipula kau memang cocok menjadi paman, segeralah menikah dan berikan teman bagi anakku" jawab Taeyong diakhiri tawa khasnya.

Johnny hanya menggelengkan kepalanya dan seraya tersenyum pahit mendengar ucapan Taeyong, ia pun mengisyaratkan pada semua yang ada untuk segera masuk kedalam mobil dan mulai menuju lokasi tujuan.

"Ayah, kita mau kemana ?" ucap anak itu seraya menatap Taeyong semangat.

"Kita akan bertemu dengan paman yang satunya lagi" jawab Taeyong seraya mencolek hidung sang anak.

"Ung? paman lagi?"

"Iya, dia paman paling special dan luar biasa bagi ayah"

...


Taeyong menggenggam lengan anaknya, Johnny dan Mark berdiri berdampingan, semuanya sudah berada didepan tempat peristirahatan terakhir Doyoung, semua sudah berdoa dan memberikan bunga disana. Johnny tahu Taeyong butuh waktu lebih lama disana, ia pun berlalu dan memilih menunggunya di dalam mobil begitupun dengan Mark yang mengajak anak Taeyong untuk ikut dengannya.

Kini Taeyong hanya sendirian menghadap makam Doyoung. Air matanya sudah tak terbendung lagi, walau semua sudah berlalu cukup lama tapi kasih sayang yang Doyoung tinggalkan begitu dalam hingga Taeyong benar-benar merasa kehilangan.

"Doyoung-ah, apa kau mendengarku? Aku sangat kesepian ketika kau meninggalkanku sendirian, aku sangat depresi dan lelah sekali, aku berjuang untuk hidup, mencari uang, semuanya aku lakukan karena kau adalah alasannya tapi sekarang kau malah pergi meninggalkanku" Taeyong menarik nafasnya dalam-dalam seraya mendongakkan wajahnya untuk menyeka air mata yang membasahi pipinya.

"Tapi...aku tahu kau akan sedih jika aku terus depresi seperti itu, aku tidak mau membuat istirahatmu menjadi tidak tenang. Maka aku memutuskan untuk hidup bahagia seperti yang kau minta dan--" ucapan Taeyong terputus ketika menoleh pada sang anak yang tengah asyik bersenda gurau dipangkuan Mark, Taeyong tersenyum dan kembali menatap makam Doyoung,

"Kau lihat anak laki-laki itu? Itu adalah anakku. Kau pikir aku sudah menikah? Tidak, Aku tidak menikah dengan siapapun, karena rasa cintaku sudah terkuras habis hanya untukmu dan anakku tidak tersisa bagi siapapun. Aku mengadopsinya dari panti asuhan dan ketika aku melihatnya, aku ingat denganmu. Dia anak yang periang dan cerdas sepertimu, ia juga menyukai kelinci dan suka sekali dengan sereal dia benar-benar mirip denganmu, bukan?" Taeyong berjongkok dan sesekali menyentuh kuburun Doyoung,

"Aku seperti melihat dirimu pada anakku, maka aku memutuskan untuk--" ucapan Taeyong terputus ketika Mark berteriak,

"Doyoung-ah, jangan lari nanti kau jatuh!"

Anak itu berlari menghampiri Taeyong dan memeluknya erat.

"Ayah kenapa lama ?" ujarnya.

"Maafkan ayah, ayah sedang berbicara dengan pamanmu." jawab Taeyong seraya membalas pelukan sang anak.

"Mana?" tanyanya polos.

"Ini" jawab Taeyong seraya menepuk pelan kuburan Doyoung. "Paman mu sudah meninggal sebelum kau bersama ayah, dia sangat baik, pintar, dia juga sangat berbakti pada orang tua, dia benar-benar paman yang hebat" ujar Taeyeong.

"Benarkah?" tanya anak bernama Doyoung itu yang dibalas anggukan dari Taeyong.

"Namanya siapa?"

"Kim Doyoung" jawab Taeyong diakhiri senyuman hangatnya.

"Hm, Doyoung? sama sepertiku?"

"Iya, ayah memberikan nama yang sama untukmu agar kau bisa seperti paman Doyoung, paman Doyoung sangat menyayangi ayah dan ayah harap kau juga begitu."

"Wah paman Doyoung hebat, aku mau seperti dia!" ujar Doyoung semangat, membuat Taeyong terkekeh seraya mengusap rambutnya.

Taeyong beridiri seraya menggendong anak berusia lima tahun itu ke pangkuannya.

"Doyoung, aku pulang dulu. Nanti aku pasti kembali lagi"

"Dadah pama Doyoung, aku mau ikut ayah kesini nanti" ujar Doyoung, itu membuat Taeyong berkaca-kaca dan mengusap rambut sang anak. Mark dan Johnny yang memperhatikan Taeyong dari kejauhan pun terlihat lebih tenang karena kini Taeyong nampak lebih bersemangat dibandingkan sebelum ia memiliki Doyoung.

Aku sekarang memiliki anak bernama Lee Doyoung, aku tahu kau sudah tidak ada didunia ini tapi kasih sayangmu masih hidup dan sangat terasa bagiku. Doyoung, aku akan menjaga anakku seperti kau menjagaku selama ini, aku akan merawatnya seperti kau merawatku selama ini, aku tidak akan membiarkan anakku menutup dirinya sepertimu dulu karena aku benci ketika aku tidak tahu rahasiamu, aku tidak mau kehilangan "Doyoung" yang lainnya. Aku menyayangi kalian, aku sangat sangat sangat mencintai kalian, beristirahatlah dengan tenang, aku janji aku akan hidup bahagia karena sekarang aku memiliki Lee Doyoung.

Terimakasih, Kim Doyoung.



-CLOSURE-

Affection | Doyoung & Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang