Syauqina Dan Hujan

Chapt 2

Hening.

Sepi.

Dingin.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Terlihat seorang gadis cantik tengah melipat mukenah dan sajadahnya, menyimpan kembali dilemari. Memeluk lalu mencium Al-Qur'an nya dengan khidmat, kemudian mengembalikannya keatas rak buku dimeja belajarnya.

Berjalan kearah lemari, mengganti piyama dengan kaos lengan panjang dan celana training. Ia akan lari pagi hari ini, meregangkan otot-ototnya yang telah lama ia manjakan dan menghirup udara segar dipagi hari.

Menguncir rapi rambut bergelombangnya yang indah.

"Cantik" gumamnya melihat pantulan diri dicermin.

Ia keluar dari kamarnya, memakai sepatu di ruang tamu lalu keluar rumah. Tak lupa ia mengunci pintu rumahnya dan segera pergi dengan telinga yang tersumpal earphone.

Ia menarik nafas panjang lalu membuangnya secara perlahan. Menikmati semilir angin yang membelai lembut wajahnya. Tersenyum.

"Baiklah Qina, mari kita lakukan ini" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Mungkin kalian bertanya. Qina? Siapa dia? Qina, gadis cantik dengan rambut gelombangnya yang mempesona beserta senyuman manisnya yang membius.

Dia lah Qina, Nisa Syauqina Humairah.

Qina memulai olahraga paginya dengan pemanasan, sudah lama ia tidak berolahraga seperti pagi ini semenjak... Ah sudahlah, ceritanya akan sangat panjang, kalian tidak akn sanggup mendengarnya.

Setelah dirasa pemanasannya cukup, Qina pun mulai berlari ditrotoar depan rumahnya.

Sepagi ini udara sangat segar, sepi dan tenang, itulah yang dibutuhkan Qina.

Ketenangan. Ketenangan untuk mengenang mendiang ibunya. Tak ada semenitpun ia tidak mengenang m3ndiang ibunya.

"Ibu, bahagia kah kau disana? Jangan khawatirkan Qina disini, ibu. Qina akan baik baik saja." batin gadis itu seraya memandang langit luas yang mulai terang.