1. Routine War

22 2 5
                                    

"Berantem sama Cha udah kayak sarapan buat gue, bikin keroncongan kalo nggak dilakuin. Bedanya, kalo nggak sarapan perut gue yang keroncongan. Kalo nggak berantem sama Cha, hati gue yang keroncongan. Aneh ya." - B.W


"laknat! Emang manusia laknat paling laknat dari semua kelaknatan yang ada!"

Well, aku belum tau apalagi yang terjadi kali ini. Bencana apa yang menimpa seorang Chanari sehingga ia datang dengan kaki menghentak, wajah masam dan lontaran sumpah serapah. Tapi, ditilik kembali dari gejalanya sepertinya aku punya setitik pertanda. Apapun bencana itu, pasti berhubungan dengan sosok bernama Barda. Satu-satunya manusia yang punya kemampuan khusus membangkitkan sisi tergelap dari seorang Cha.

"kali ini kenapa, Cha?"

Aku belum sempat bersuara tapi Indi sudah mengutarakan apa yang juga ingin aku tanyakan. Perempuan itu bahkan sudah menghentikan gerakan jarinya di atas keyboard laptop dan bersiap mendengarkan keluh kesah Cha dengan seksama. Jiwa anak psikologi memang sepenuhnya ada pada Indi. Perempuan mungil dengan kacamata minus itu selalu berada di barisan terdepan dan menyediakan telinga yang sangat sabar untuk curhatan teman-temannya.

Cha mendengus lantas melipat kedua tangan di depan dada. Wajahnya mencebik sangat parah, pertanda bahwa kekesalannya bukan main-main. "Dia teriakin gue gendats! Demi neptunus itu dia teriak sekenceng apa lo pada bayangin aja. Gue bahkan diseberang danau dan dia teriak begitu, yakin satu Ganesha denger. Gue kesel! Pengen gue lelepin di danau dia tadi."

Ouch. Kali ini Barda mengambil topik becandaan yang cukup sensitif untuk seorang Cha. Berat badan. Kalau perlu silakan garis bawahi dan cetak dengan tebal. Cha adalah tipe perempuan yang menganut paham bahwa mengatakan perempuan berberat badan lebih dari normal slash mengolok perihal berat badan adalah salah satu bentuk abuse yang nggak termaafkan. Pola pikir dengan prinsip kebanyakan perempuan. Im not judging, tapi aku bukan salah satunya. Topik berat badan masih bisa diterima oleh telinga dan perasaanku kok. Aku cuman terlalu apa ya, sebut saja cuek.

"Bodo amat dia atasan gue, kali ini pokoknya gue nggak bakal maafin dia. Peduli sethan kalo gue ditegur Kak Rian lagi pokoknya kali ini dia yang salah! Gue benci mulutnya Barda Wardhana!" Cha masih terus berceloteh dengan jemari kedua tangannya memainkan ujung jaket yang ia kenakan.

Kami hanya bisa menjadi pendengar yang baik sementara Cha terus menumpahkan isi hati dan kekesalannya. Sementara dalam diamnya kami ini sedang menahan tawa. Perseteruan antara Cha dan Barda selalu menjadi hal yang mengasikkan untuk disaksikan. Lakon mereka berdua bisa menjadi obat jenuh paling mujarab, pun menjadi satu-satunya hiburan yang bisa kami dapatkan di kala penat dengan pekerjaan di secretariat.

"Sebelum dia ngadu sama Kak Rian, gue yang bakal ngadu duluan. Biar sekalian diberi SP1 dia!"

"Ngadu apa Cha?"

Kami semua menoleh ke arah pintu dimana Rian Nagaratama –ketua BEM kami yang tampan, bijaksana dan idaman semua kaum hawa— masuk bersama dengan Barda yang mengekor dibelakangnya. Aku sempat melirik pada Cha dan mendapati perempuan itu mendengus lalu membuang pandangan. See, kalau sudah memulai war, melihat tampang Barda saja Cha enggan apalagi bertegur sapa.

Rian duduk di sebuah kursi lantas menghela napas. Mata tajamnya yang indah itu menatap lekat pada Cha, menunggu perempuan itu menjawab pertanyaan yang ia lontarkan. Ya Tuhan. Kak Rian ini bener-bener idaman. Kalau aja lupa sama pacar yang lagi nuntut ilmu di universitas sebelah, sudah pasti aku daftar jadi pengagumnya Kak Rian lalu menjalankan modus diam-diam. Tapi kayaknya itu nggak bakal kesampaian. Pacarku yang kayak sipir penjara itu bisa ngamuk lalu menjalankan aksi diam lebih dari 1x24 jam. Sudah pasti dia akan mendapat laporan dari mata-mata setianya.Read Cha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Carpe DiemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang