D-day

65.7K 1.3K 215
                                    

Namaku Kim jisoo. Ralat.. jisoo Kim. Ha? Aniya, baik Kim jisoo atau pun jisoo Kim sama saja. Aku merupakan seorang karyawan di bidang IT pada sebuah perusahaan besar teknologi di Korea.

Banyak yang bilang aku sangat cantik. Meskipun aku agak sedikit keberatan. Karena pasal nya aku tak secantik itu. Bukti nya aku masih betah menyandang status jomblo hingga usia ku yang ke 25 ini. Aku hanya pernah berpacaran sekali. Itu pun ketika SMP. Jadi bisa di pasti kan bahwa bibir ku masih di 'segel'.

"Yak! Kim jisoo! Mau sampai kapan kau memandangi gambar kekasih khayalan mu itu? Kalau suka tinggal ajak nikah. Gampang bukan?"

Sial. Itu suara Lisa. Orang yang selalu menganggu imajinasi kencan ku dengan bos ku.

"You kidding me? Pakai otak mu Lisa."

"Oh ayolah jisoo. Kau cantik. Sangat cantik malah. Aku yakin jika kau mau kau bisa mendapat kan nya."

"Ck. Aku yakin dia 100% straight."

"Come on jisoo. Ini sudah abad 21. Jangan berpikir kolot seperti itu lagi. Lagian apa kau pernah melihat bos kita mengandeng seorang pria? Tidak kan?"

Aiisshh.. aku tau Lisa berucap demikian hanya untuk menyemangati aku. Sudah 3 tahun sejak dia menjadi bos baru di perusahaan ini sukses mencuri perhatian ku. Tapi yang bisa ku lakukan hanya lah memandang nya dari jauh.

Aku tau dia suka Americano. Dia suka hujan namun takut petir. Dia tidak pernah datang terlambat. Dia sangat terlampau dingin. Dia yang selalu makan harus di temani telur dadar. Dia yang paling tidak suka saat tidur di banguni. Dia yang hanya mandi sekali sehari. Dan masih banyak hal yang ku tau tentang dia.

"Yak! Kim jisoo kau tak mau bayar utang?"

Lamunan ku tentang bos ku seketika buyar mendengar ucapan si penagih utang itu.

"Yeri, ini tanggal tua. Sebulan lagi, ne?"

"Sebulan??? Kau gila. Seminggu."
"Yak! Itu terlalu cepat. Dua Minggu. Please.."

"Memang nya berapa utang mu Jisoo?"
"Ehmm,, 30.000 won Lisa."

"Nih.." ucap Lisa sembari memberi beberapa lembar uang pada Yeri.

"Yak! Apa kau gila?"

"Sudah lah. Kau sudah ku anggap kakak ku sendiri jisoo. Kau tau kan aku sendiri di Korea ini. Kau satu2 nya yg sudah ku anggap keluarga. Dan aku tak mau melihat mu sengsara. Aku akan membantu mu. Aku janji."

Aku langsung memeluk Lisa. Bahkan mata ku kini sudah berkaca2

"Gumawo lisa-ya. Saranghae."
"Nado jisoo-ya."

Jisoo POV end

Ceklekk..

Pelukan mereka sontak terlepas begitu mendengar pintu ruangan bagian IT terbuka.

Tak hanya mereka berdua, Yeri, Kai, dan Jimin yang merupakan teman satu ruangan mereka mengalihkan fokus mereka.

"Miss?" Ucap Jimin langsung memberi hormat di susul keempat teman lain nya.

"Dimana laporan yang harus nya ada di meja saya pagi ini?" 

"Ngg- i-itu Miss laporan nya.."
"Saya mau laporan itu ada di ruangan saya sekarang juga." Tanpa menunggu Jennie berlalu meninggalkan ruangan IT.

"Mampus aku. Bunuh aku Lisa. Ku mohon."
"Ada apa?"

"Laporan nya tinggal di apartemen Lisa."
"Yak! Jisoo pabo! Kau cari mati?" Kali ini kai yang angkat bicara.

Short Story Of Jensoo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang