Chapter 4 - paradox Kenyataan

138 5 0
                                    

 

—Altair’s POV—                                                    

*Krik~! Krik~! Krik~!*

Malam yang sunyi...

Bunyi jankrik yang terdengar sayup di telinga membuat diriku kembali terikat dalam pemikiran-pemikiran tentang setiap hal di dalam hidupku.

Mungkin ini bukanlah sesuatu yang penting untuk dipikirkan.

Tapi terkadang— aku iri dengan mereka yang unggul dalam bidang akademik.

Setiap orang mengeluhkan nama mereka karena prestasi yang telah mereka capai. Mereka membuat orang tua mereka bangga dengan kesuksesan yang telah diraihnya.

...Sedangkan aku?

Disini, di ruangan yang berkisar lima kali empat meter ini. Aku hanya duduk terpaku diatas kursi dengan pandangan kosong.

Tepat di hadapanku, ada sebuah meja belajar dengan tumpukan buku yang berserakan di atasnya.

Enggan…

Entah kenapa diriku begitu malas untuk fokus terhadap buku-buku yang telah merelakan dirinya untuk kupelajari.

Hanya membalik lembar demi lembar, melihat garis-garis buku, ataupun gambar, beserta tulisan yang tampak seperti sekumpulan semut yang berbaris rapi— aku mencari apa yang sebenarnya menarik dari buku pelajaran yang ada dihadapanku saat ini.

Namun sayangnya, tak ada satu pun yang hal menarik yang kutemukan di sini.

“…Huufftt~!” Aku mendongakkan kepalaku perlahan, menarik nafas panjang. “...Haahh~!” Kemudian menghembuskannya.

Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa kalah.

Kalah dengan mereka.

Kalah dengan diriku sendiri.

Bahkan, aku kalah dengan sifat burukku yang sukar untuk diperbaiki.

...Sudahlah! Kenapa aku harus khawatir memikirkannya?

Bukankah banyak manusia di bumi ini yang dikategorikan sebagai seorang yang ‘pemalas’?Sama sepertiku. Jadi untuk apa aku...

—Aaarrgghh! Sial!

Kenapa aku harus berbangga menjadi pemalas?

Tidakkah seharusnya aku malu? Tidakkah seharusnya aku berubah?

Haha… Bicara itu memang mudah!

Namun sayang, fakta itu terkadang tak sejalan dengan idealisme.

Buktinya, selama bertaun-tahun aku mencoba untuk menjadi ‘orang yang rajin’, aku sama sekali tak mampu untuk merealisasikannya.

Yup! Sampai sekarang, aku tetaplah seorang anak yang pemalas.

...Menyedihkan, bukan?

Bahkan yang lebih menyedihkannya lagi, orang-orang dewasa selalu bilang padaku:

Kalau kau tak segera merubah kebiasaan malasmu itu, kau takkan mungkin bisa menjadi seseorang yang berhasil.’

Switch!! (status: Hiatus Project)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang