MR.CEO & I ⓗⓨⓤⓝⓜⓛⓝ

New Day 🐾

Happy  Reading

Seungmin keluar dari kamar dengan Hyunjin yang berjalan di depan nya. Ia seperti anak kecil yang sembunyi di belakang punggung Ayah nya.

Mengintip pelan ke arah depan, dimana sosok Idola nya duduk dengan tenang.

"Selamat siang semua, maaf mengganggu kegiatan kalian. "

"Tuan Hwang, jangan sungkan. Kami senang karena bisa bertemu Presiden My Day, benarkan Seungminie? "

Seungmin tersenyum malu, ia masih sembunyi di balik punggung sang suami.

Hyunjin hanya tertawa maklum, ia menuntun Seungmin agar berjalan lebih dulu.

"Aku maluuu"

Cicit yang lebih muda.

"Mereka di depan mu sekarang, kau boleh mengatakan apapun pada mereka. Ayo"

"Kemarilah Seungminie, Kau semakin manis ya sekarang? "

Sungjin menepuk sofa di samping nya, membuat Seungmin tertawa kecil....

"Eung, aku ingin di samping Brian ssi. "

"Jangan terlalu formal, panggil Hyung saja. "

"Ah, aku merasa terluka karena di tolak manusia semanis dirimu. "

Sungjin mencengkram baju bagian dada nya dengan dramatis. Membuat Seungmin merasa tak enak.

"M.. Maaf"

"Eh, kami hanya bercanda. Duduk lah di samping Brian, Ibu hamil tidak boleh di tolak keinginan nya. "

Seungmin berlarian dengan ceria, membuat 7 orang yang berada di sana refleks berdiri, berniat menangkap Seungmin jika saja anak manis itu terjatuh.

"Mama, jangan berlarian. Mereka tak akan pergi, kasian adik Bayi"

"Aku terlalu bersemangat. "

"Katakan apa yang ingin kau ketahui dari kami? "

"Tidak tidak, aku tak ingin bertanya. Aku hanya ingin bersama kalian hari ini, walau hanya sebentar. "

"Ingin menikmati waktu ya? "

"Tentu, kapan lagi aku bisa bersama idola ku. Ada untung nya juga menikah muda. Hehe"

Uhukk

Hyunjin yang sedang meminum teh nya tersedak mendengar nada Seungmin yang sangat ceria.

"Sayang sekali yang kau nikahi tua bangka."

"Seo Changbin, aku ini Ayah mu. Ingat? "

"Iya Ayah. "

Para member Day6 hanya tertawa gemas.

"Anda terlihat muda Tuan Hwang. Tidak seperti pria paruh baya. "

Hyunjin meringis kecil saat mendengar pujian idola sang istri.

"Ya, terimakasih. Aku memang masih muda. "

"Eum, sebenarnya aku ingin sesuatu dari kalian. "

"Apa? Katakan saja, jika bisa kami akan kabulkan. "