0.3

399 92 17
                                    

Terlalu sibuk mencari yang tidak pasti,


Mina lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri,


Namun, apa peduli?



Bagi Mina, sekarang tidak ada yang lebih penting dari mencari keberadaan Jungkook.


Meskipun mendapat larangan keras dari kedua orang tuanya, ia sama sekali tidak peduli.



Wonwoo?


Lupakanlah, lelaki itu sibuk bekerja. Bertemu dengan Mina hanya saat tidur dan saat sarapan. Begitu saja.



"Ya, aku rasa begitu. Ia sengaja menghilangkan jejaknya agar kau tidak mengetahui keberadaannya sekarang." ucap Jaehyun. Ya, Mina bersama Jaehyun.


Ia tidak tahu lagi kepada siapa harus meminta bantuan.


Semua sahabatnya menolak apapun yang berhubungan dengan Jungkook. Mereka sangat marah ketika Mina diperlakukan seperti ini oleh Jeon Jungkook.


Bukankah seharusnya begitu?


Terkecuali, Jaehyun. Meskipun ya, Jaehyun juga kesal.


"Jaehyun.. kau mau membantuku menemukannya sampai akhir, kan?"


Jaehyun menghela nafas, menggelengkan kepalanya.


"Mina, aku tidak berjanji. Dengan kurangnya petunjuk, aku juga tidak bisa——"


"Katanya kau berbeda dengan mereka, lalu apakah ini sebuah penolakan?" kesal Mina, Jaehyun memejamkan matanya lalu menggenggam tangan sahabatnya tersebut.


"Aku mau saja membantu. Tetapi, aku tidak tahu harus mencari kemana lagi. Dan, jangan lupakan kesehatanmu. Telapak tanganmu sangat dingin," ucap Jaehyun yang kemudian langsung beranjak dari tempat duduknya.


"Jam istirahat ku sudah habis, sampai jumpa."



Mina hanya bisa menyaksikan kepergian Jaehyun. Tanpa menahannya, atau meminta kembali bantuan kepadanya.



Satu bulan lamanya, keadaan stuck seperti ini. Tiada kemajuan atau ciri-ciri yang menandakan dimana Jeon Jungkook berada.



Kerap kali sakit kepala menghampirinya, seperti sekarang. Tetapi ia tak peduli selama obat penahan rasa sakit ada didalam tasnya.






🌻🌻





Wonwoo hanya terdiam menahan kesal ketika rekan-rekan kerjanya menertawakan dirinya. Mereka menertawakan Wonwoo yang payah dalam mengambil hati wanita.


"Minumlah ini, kau akan merasa jauh lebih tenang." ucap Woozi, Wonwoo tersenyum sedikit kepada Woozi. Mengucapkan terimakasih atas kopinya.


"Yang benar saja, seharusnya 2 bulan ini kau sudah bergerak cepat mendapatkan hatinya." sedikit meledek, Ten masih saja menertawakan Wonwoo.


Merasa jengah, Wonwoo menatap Ten tajam hingga Ten menjauh dari kubikel tempat Wonwoo bekerja.


"Bukan begitu, disaat hatinya masih bersama orang lain.. aku tidak mungkin bisa mendapatkannya sekeras apapun usahaku." ujar Wonwoo, membuat rekan-rekan sekaligus sahabatnya ini merasa sedikit kasihan.


Terkadang Wonwoo juga tak mengerti mengapa dirinya memiliki teman seperti mereka yang ada dihadapannya. Dari range normal sampai sedikit gila.


Confus ; Wonwoo x MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang