Sebelum membaca jangan lupa klik bintang dibawah untuk vote dan jangan lupa juga untuk komen.
Maaf apabila typo bertebaran
•
•
•
•
•
•Happy reading
HeartBeat
Chapter 2
Kim Seokjin pria tinggi berwajah manis berhiaskan bibir merah tebal,hidung mancung,tak lupa bahu lebarnya yang sudah menjadi ciri khas seorang Kim Seokjin. Meneruskan pendidikan di universitas Kyunghee dengan jurusan desain interior, guna meneruskan perusahaan appanya yang terpaksa berhenti karena beberapa hal yang ia sendiri tak bisa jelaskannya dengan kata-kata.
Kedua orantua mereka tewas terbunuh usai terjadinya makan malam selepas acara kelulusan kakaknya Kim Soojin. Keduanya ditemukan terbunuh dengan luka tembakan dibagian kepala, hal itu terjadi saat dirinya masih berada di bangku SMA. Orang tua Seokjin tewas terbunuh di kediaman mereka sendiri, hingga berujung mengakibatkan kakaknya Kim Soojin yang depresi pasca kejadian."Aku pulang!" Teriak Seokjin, memberitahu kakaknya bahwa pagi ini ia telah pulang ,setelah semalam ia begadang di rumah temannya untuk mengerjakan tugas yang belum selesai. Beruntung hari ini dosennya tengah izin sehingga ia tak kelabakan guna berangkat kuliah, karena jarak rumah temannya dengan kampus sangatlah jauh. Bisa-bisa mereka terlambat karena begadang semalaman dan paginya mereka harus kembali beraktivitas di kampus seperti biasa. Ia cukup senang karena hari ini dirinya bisa bersenang-senang dengan kakaknya yang juga sedang tak ada pekerjaan,karena biasanya si kakaknya itu terlalu fokus pada pekerjaannya untuk memasak pesanan kue tiap harinya.
Ya,Soojin melakukan kerja sampingan sebagai penjual kue dan juga kasir di minimarket dekat apartemennya.Seokjin kini berdiri di depan rak sepatu menunggu kakaknya datang berlari sembari memeluknya, kebiasaan yang tak pernah terlupakan.
Merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya sebab kakaknya tak kunjung datang memeluknya seperti biasa, Seokjin pun menyerukan nama kakaknya kembali siapa tau kakaknya hari ini lelah hingga bangun kesiangan."Nuna! Aku pulang! Nuna sedang tidak tidur kan?!" Teriak Seokjin sekali lagi.
Tak ada jawaban, tiba-tiba saja Seokjin mendengar Isak tangis seorang wanita, siapa lagi kalau bukan kakaknya yang menangis karena satu-satunya penghuni rumah ini adalah kakaknya dan dirinya sendiri.
Dengan keberanian Seokjin pun akhirnya melangkahkan kakinya ke arah ruang tamu, dan Seokjin melihat kakaknya Soojin sedang meringkuk menangis dibalik lututnya yang ia peluk.Dengan perasaan khawatir Seokjin menghampiri Soojin kakaknya yang sedang meringkuk di sofa merah ruang tamu,perlahan ia melangkah seraya menanggalkan tas yang sedari tadi bertengger di bahu lebarnya. Setelah ia meletakkan tasnya di pinggiran sofa ,dengan berani ia pun naik ke atas sofa dan memeluk kakaknya erat seakan takut kehilangannya untuk kesekian kalinya.
"Nuna,ada apa? Kenapa menangis? Apa aku berbuat salah? Apa karena aku tak pulang semalam dan tak menjawab telpon kakak?" Tanya Seokjin berderet. Bukan jawaban yang ia dengar tetapi Isak sang kakak lagi, Seokjin masih dengan posisi memeluk sang kakak dengan telaten mengelus punggung kakaknya juga Surai hitamnya agar sang kakak merasa tenang. Setelah tak terdengar suara Isak lagi Seokjin melepas pelukan mereka dan merubah posisinya menjadi menghadap sang kakak serius seraya meletakkan kedua tangannya di antara bahu Soojin.
"Katakan ada apa nuna?" Ucap Seokjin,dengan sorot mata yang penuh kekhawatiran.
"Ak-aku manusia paling berdosa. Rasanya aku ingin mengakhiri hidup ini saja ak-" ucapan Soojin terpotong oleh ucapan sang adik,kini menatapnya serius sembari berkata.
"Aku tak suka nuna bilang begitu. Apa aku sama sekali tak berharga hingga dengan mudahnya nuna meninggalkan aku sendirian disini tanpa siapapun. Apa nuna tau kalau aku sangat menyayangi nuna,jangan bicara seperti itu lagi. Kumohon..." Ucap Seokjin dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca. Bila saja ia berkedip air matanya akan tumpah namun Seokjin tak akan goyah karena jika ia juga menangis maka sang kakak akan lebih tersakiti lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HeartBeat
FanfictionHeartBeat Pernahkah engkau merasakan sakitnya berjuang sendirian disaat engkau benar-benar merasa kesakitan?. Apalagi kesakitan itu terjadi karena sebuah insiden yang tak terduga. Kim soojin mengalami semuanya,ia menahan semuanya. Terlampau menyakit...