Prolog

116 15 2
                                    

Ctarrrr....
Sebuah cambukan mendarat di punggung yang hanya terbalut kemeja putih tipis. Kemeja yang menjadi bagian dari seragam SMA-nya. Gadis itu terikat di sebuah tiang dengan tangan yang berada di depan.

"Aaw...." pekiknya kesakitan.

"Kau masih tidak ingin mengakuinya, Jung Eun Ha?" tanya lelaki yang mencambuk gadis itu.

"Memang bukan...."

Cttarrr
Tarrr
Tarrr

"Awww...., Stop!" pekik Eunha. "Sakit, bodoh!" pekik Eunha lagi

"Berani mengumpat kau gadis bodoh?" ujar lelaki itu sambil terus mencambuk gadis lemah itu

Tarr
Tarr
Tarr

Begitulah suara dari cambukan yang terus menerus mendarat di punggung Eunha hingga darahpun mengalir deras dari punggungnya membasahi kemeja putih yang selama ini menjadi bagian dari seragam sekolah nya.

"Please!!! Don't Hurt Me!" pinta gadis yang mulai lemas itu

Tiba-tiba lelaki itu menghentikan cambukanya dan berjalan mendekati Eunha yang kini terkulai lemas dengan posisi duduk karena tanganya masih terikat.

"Apa kau masih belum puas?" tanya Eunha lemas namun dengan tatapan mata tajam penuh kebencian. "Apa kau orang suruhanya?" tanya Eunha lagi.

"Kau gadis cantik, tapi cerewet." ujar lelaki itu

Srattttt....
Dengan sekali tarikan kemeja itu sobek hingga memperlihatkan punggung Eunha yang penuh dengan luka akibat cambukan itu.

"Mari kita bersenang-senang sayang." ucap lelaki itu lalu tersenyum licik ke arah Eunha.
Sraattt....
Brakkk!!!

I'm Sorry, GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang