Part 1

17 1 1
                                    

"Panji Bagaskara!! Balikin Tas gue?!" Teriak seorang gadis yang kini sedang mengejar seorang pria yang diketahui adalah sosok yang tadi di teriaki olehnya.

Sosok itu pun enggan untuk menoleh, ia bahkan menambah kecepatan berlarinya seraya membawa tas gadis tersebut. Sedangkan gadis tersebut hanya pasrah dan tetap mengikuti sang pria. Gadis itu telah bersungut kesal, ia dapat menebak bahwa sebentar lagi ia akan kembali mendapat musibah. Yah duduk sebangku dengan sang pria.

Padahal sejak sebulan yang lalu sejak di proklamasi kan liburan panjang dari sekolah, ia sudah berencana pindah bangku agar tak lagi dengan pria tersebut. Pasalnya sudah sejak SD mereka duduk sebangku. Dan kini sang gadis sangat tak suka jika ia kembali mengulang kesalahan yang sama.

"Oh ayolah Shana. Kamu harus tegar menghadapi kesialan ini lagi." Ucapnya gadis tersebut menyemangati diri. Shana Darmawangsa. Gadis jawa tulen tersebut hanya bisa pasrah menghadapi nasib yang ia katakan sial.

Sesampainya di kelas ia telah mendapati panji dengan senyum lebar nya yang sangat konyol dengan tas dirinya yang diletakan dibangku sampingnya. Oh tidak?!. Shan sungguh merutuki nasibnya. "Oh ayolah panji, gue mau duduk sama Riri. Di depan!" Ucap Shana Bernegosiasi.

"Bukan nya lo senang? Duduk sama pria tampan ini. Saking bersemangatnya sampai datang pagi pagi." Ujar Panji dengan tatapan genit kepada Shana.

Shana hanya memutar bola matanya malas. "Ck! Gue dateng pagi, bukan buat duduk sama lo, gue mau duduk sama Riri pan." Ucap Shana sedikit melunak.

Panji yang mendengar itupun menimang menimang dan berpikir. "Jadi ini alasan lo nggak berangkat bareng sama gue. Dan lebih milih naik angkot mang Ucup?" Tebak Panji kepada Shana yang kini sedang berusaha mengambil tasnya yang kini berada dalam pelukan Panji.

"Hmm, Siniin tas Gue pan" Balas Shana dengan tetap berusaha merebut kembali tas nya. "Tapi sayang nya Angkot mang Ucup masih kalah yahud sama Motor beat gue. Right?."

"Gila lo pan. Bosen kali gue duduk sama lo terus!" Ucap Shana kesal. " Gue enggak tuh" jawab Panji.

Shana yang terlalu keras menarik Tas nya kembali pun sedikit limbung dan kini ia terjatuh di dekapan Panji. Ia melotot kepada Panji yang kini tangannya bertengger dibokong nya Shana.

"Ya Ampun! Panji Shana. Kalian lagi ngapain Pagi pagi gini!" Teriak Riri sahabat Shana. Shana kini telah menarik dirinya dari dekapan Panji dan menatap Riri dengan tatapan membunuh. Pasalnya akibat teriakan Riri yang membahana kini sudah banyak Netijen kepo yang kini memadati depan kelas Shana.

Panji yang melihat hal tersebut segera memanfaatkan keadaan dan kembali menarik Shana dan membisikan sesuatu. "Duduk sama Gue. Atau ada hal lebih yang terjadi." Ucapnya.

Shana hanya menghela napas dan mencoba mengusir mereka dengan berkata 'kita gak papa, Riri nya aja yang lebai' kerumunan itu bubar dengan membawa kekecewaan. Entah apa yang mereka kecewakan.

"Shan, enggak sama gue nih duduknya." Tanya Riri seraya meletakan tas nya didepan bangku Yang ditempati Shana dan Panji.

"Lo gak liat Shana udah duduk sama gue." Tanya Panji kesal.

"Gue nanya Shana kali Pan. Semalem Shana bilang mau duduk sama gue." Ucap Riru serius, dan matanya menatap Shana Dengan tatapan menunggu. "Gue sama Panji. Terpaksa."

Riri menurunkan bahu kecewa. "Yah. Ah lo sih Pan, maunya lengket mulu sama Shana." Riri menatap Panji kesal. "Bodo amat." Jawab Panji seraya bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.

"Loh kok dia yang ngambek?" Tanya Shana. "Temen lo tuh." Balas Riri yang kini kembali berkutat dengan handhonenya yang menunjukkan aplikasi belanja online tersebut.

"Dasar Aneh!" Gumam Shana kepada Panji.

•••

Panji malas meladeni Riri sahabat dari temanya sehati nya Shana. Ia melangkahkan kaki nya menuju Aula sekolah, ia sedang memantau adik adik kelas yang akan jadi target selanjutnya.

"Bohay Bohay kan Pan" Ucap seseorang dibelakang Panji. Bayu. Teman seperjuan Panji katanya. "Shana mah kalah Tuh Pan" lanjut Bayu bermonolog.

"Jelas kali. Shana Triplek kaya gitu." Ucap Panji enteng. "alah Krempeng Krempeng juga lo suka." Ledek Bayu.

"Shana mah udah sehati sejiwa sama gue mah. Beda kelas sama mereka." Ucap Panji seraya menunjuk dengan dagunga ke kerumunan Gadis gadis yang sedang menatapnya menuja.

"Gue Shirtless aja dia malah ngolok Ngolokin gue." Ucap Panji seraya mengingat saat dia sengaja bertelanjang dada ketika ia main kerumah Shana. Dan yang ia dapat hanyalah ucapan sepedas Cabe dari Shana.

Panji meluruskan pandangan dan menemukan sosok yang akan menjadi targetnya. "Yu, Gue Cup-in yang itu, pake pita biru. Jangan ambil. Udah punya gue." Ucap Panji dan kemudian ia berlalu menuju kearah kantin. Bayu hanya menggeleng kepala melihat tingkah laku temanya tersebut.

•••

"Panji emang Playboy cap capung gitu yah Shan? Baru sehari udah dikerumunin Cewek kaya gitu." Tanya Riri yang sebenarnya bukan bertanya melainkan adalah pernyataan. "Lo kok betah sih sama dia Shan?" Tanya Riri Penasaran.

"Gue kan temenan sama dia. Lo juga" ucao Shana cuek. Namun tetap menatap Panji dari atas kelas nya. "Tapi Kalian tuh temenanya lain gitu." Jawab Riri tetap masih penasaran.

"Lain kaya gimana maksudnya?" Tanya Shana yang kini sudah tak mengerti jalur pembicaraan mereka. "Kaya Ada sesuatu gitu loh Shan." Tebak Riri ragu.

"Ck! Kita cuma temanan, lo nggak liat apa Dia juga bebas pacaran sama cewek cewek nya. Dan gue tebak sebentar lagi dia bakal ngasih tau Pacar barunya." Jawab Shana seadanya. Tak berselang lama ponsel Shan pun bergetar menandakan ada pesan masuk.

From: Panci bgst

Shan gue udah taken lagi dong. Sama dedek gemes Namanya mirip sama lo. Shasa.

Lo liat kan. Cantik bgt orang nya.

Shana terkikik geli menbacanya. Dan Kemudian ia menyodorkan Hp nya kepada Riri. "Nih lo Liat Ri".

Riri hanya mengangguk angguk kan kepalanya melihat isi pesan teks tersebut. "Dasar pasangan Aneh." Gumam Riri yang kabar baiknya tak didengar oleh Shana.

Crazy Seatmate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang