Part 4

14 1 2
                                    

Shana sedang mencoret coret kertas didepanya. Ia sedang menuliskan sebuah deretan kata kata sadisnya untuk Panji. Ia sangat sebal sekarang.

Bacotan untuk Panji.
• Panji Jelek
• Panji songek
• Panji sableng
• Panji kenapa gak mati aja
• Gue benci Panji
• Panji bohong
• Panji playboyyyy gadungan mati aja lo.

Masih banyak lagi kata kata mutiara bermuatan hal negatif tersebut. Riri yang melihatnya pun merebut kertas tersebut dari Shana dan membacanya. "Kenapa lagi sih Shan" tanya Riri.

"Panji durhaka sama gue?!!!!" Teriak Shana menggelar.

Sampai sampai Rendy sang ketua kelas terbangun dari tidurnya nyenyaknya di kelas. Susi yang sedang memakai lipstik pun menoleh kearaha Shana yang mengakibatkan lipstiknya melewati batas jalur bibinya.

"Berisik lo Shana!" Marah Rendy.

"Bodo Amat! Tidur lagi lo!" Balas Shana.

"Sekali lagi lo teriak, gue kawinin lo disini!"

"Rendy Oon. Gue benci Rendy sama Panji." Teriaknya seraya Pergi keluar kelas.

Riri yang penasaran pun mencoba bertanya kepada Agnez yang bisa membaca pikiran orang. Serem kan. Riri pun bertanya berhati hati kepada Agnez.

"Nez, Kenapa sih Shana?" Tanya Riri Penasaran.

"Bukang Hak gue buat beberin." Jawab Agnez cuek. Saat saat seperti ini yang ia yak suka, pasalnya dengan kemampuan istimewa nya ini terkadang ia sangat tidak nyaman, karena setiap harinya ia mendengar semua isi hati manusia yang bermacam macam.

"Ck. Baso deh, cuangki, Mie ayam, Gado gado, es teh anget, choki choki?" Tawar Riri dengan licik.

"Licik lo. Oke Choki Choki sama Cuangki, Deal?" Senyum Agnes tercetak lebar mendengar nama Choki Choki pujaanya. "Deal!" Jawab Riri penuh kemenangan. "Jadi...."

Agnez menceritakan apa yang ia dengar dari isi hati Shana, ia menceritakan tentang Shana yang sedang marah kepada Panji sebab ia ditinggal ketika akan berangkat bareng. Panji sengaja karena ia ingin balas dendam kepada Shana.
Namun Agnez hanya menceritakan separuh ceritanya, karena ia tak mendengar alasan dibalik Panji melakukan nya tersebut.

"Apaan lo?! Setengah setengah amat ngasih informasi nya." Kesal Riri.

"Eh enggak dong, gue udah ceritain semua yang gue denger." Jawab Agnez jujur. Pasalnya sedari pagi selain Isi hati Shana yang ia dengar, Ia juga mendengar bacotan hati dari Metta yang sedang patah hati. Salahkan saja Metta kenapa ia menggerutu sangat keras sekali sehingga menutupi pendengaran Agnez.

"Perjanjian batal. Cukup Choki Choki gak ada Cuangki! Titik.!" Putus Riri tak terima.

"Eh eh gak bisa gitu dong, salahin Metta sono, kenapa ngalingin pendengaran gue." Sewot Agnez tak terima. "Eh tetep yah. Janji tetep janji, jangan ngehindar dong!" Teriak Agnez ketika melihat Riri sudah beranjak dan berlalu pergi.

Nyesel gue. Batin Agnez berkoar.

•••

"Apa?! Masih mau berantem lagi!" Teriak Riri pada Panji dan Shana yang ada didepanya.

"Udah gini deh, Shan gue gak mau lagi tukeran bangku sama panci pengukus ini. Kiita kelarin masalah ini. " Ucap Riri seraya mengetukan sendok bakso nya dimeja.

"Shan mulai!" Titah Riri kepada Shana.

"Lo ngapain Ninggalin gue tadi pagi!"

"Lo juga ngapain memanipulasi jawaban Fisika gue! Sengaja kan lo jawabnya salah salahin!"

"Eh kan gue yang ngerjain terserah gue dong!"

"Setidaknya lo bersikap adil dong lo dapet 90 gue dapet 80 gak bisa gitu dong!"

"Lah lo suruh siapa kemaren gak masuk! Sibuk ngecengin cewek mulu."

"Terserah gue dong! Kenapa lo cemburu!"

"Cemburu?! Sama lo? Ih ogah!"

"Terus kalau bukan cemburu, apa dong namanya!" Jawab Panji tak kalah nyolot.

"Apaan sih Panji kok lo nyolot gini!" Sewot Shana seraya berlari keluar meninggalkan Panji dan Riri serta beberapa pasang mata yang melihat kejadian tadi.

"Lah main Pergi aja tuh anak."

Riri yang melihat nya pun sedikit risih tak jarang sih mereka bertengkar namun tak selama seperti sekarang ini, biasanya dalam lima menit langsung baik lagi.

"Udah berapa lama nggak ngobrol sama Shana pan?" Tanya Riri ke Panji.

"Gak tau, Kalau ngobrol langsung sih barusan gue ngobrol, kalau chat sih udah sejak seminggu yang lalu, Shana kayak berubah" jelas Panji dengan serius.

"Gue juga jarang kerumah Shana, kemaren sih sempet main cuma nganterin brownies, terus ngobrol sama mas Raka"

Riri yang mendengar nya pun hanya manggut-manggut. "Lo, nggak ada yang aneh gitu? Rasa kehilangan?"

"Sedikit sih, kayak beda gitu hidup gue. Gue sih positif thinking sih mungkin Shana nggak punya kuota. Gue jujur lebih sering sama Putri sekarang. "

"Nah gue tahu sebabnya, coba deh lo minta maaf sama Shana, karena disini lo juga kayaknya salah."

Panji mengernyit heran, ia sedang berfikir saat ini. "Ini tanggal berapa Ri?" Tanya nya pada Riri.

"Tanggal 4 kenapa?"

"Ck! Pantes, Ini tanggal Shana dapet, pantesan dia gampang banget kena nya."

Riri hanya melongo mendengar nya, bahkan tanggal datang bulan Shana saja Panji tau, emang beneran Aneh ini pasangan. Riri yakin mereka berjodoh.

"Gue salah, gue mau ketemu dulu sama Shana Bye!" Ujar Panji seraya berlari untuk mencari Shana.

***

Shana sedang duduk di DPR ( Dibawah Pohon Rindang ) Sebotol Aqua menemaninya. Ia sungguh tidak habis pikir sama Panji baru kali ini dia Baperan.

"Apa sih, sejak sama Putri dia Bucin kayak gitu. Dulu sama yang lain biasa aja tuh. Dasar Bucin" Gerutunya sambil melempar kerikil kerikil kecil kearah lapangan.

Karena lemparan batu Shana sedikit kencang, batu itu mengenai kepala seseorang yang sedang melintas di tengah lapangan tersebut.

"Aw! Siapa itu!" Teriak orang tersebut.

Shana yang menyadari nya pun mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain.
Ia berpura pura tak tau apa apa.

Namun terlambat, Pria itu bisa membaca gerak gerik Shana yang aneh, dan jarak mereka yang tidak terlalu jauh, menjadi alasan sempurna bahwa kerikil itu berasal dari Shana.

"Heh?! Lo yang lempar kerikil ke gue?"

Shana menoleh dan menggeleng.

Pria tersebut berjalan mendekati Shana. Ia berniat menegur sang pelaku agar tak sembarangan melempar kerikil sembarangan lagi.

Sana yang melihat orang itu mendekat langsung mengerahkan kemampuan nya untuk lari dari Tkp, ia tak mau berurusan dengan orang asing.

"Lah malah kabur, dasar wanita "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Seatmate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang