2. Selamat tinggal?

349 24 0
                                    

Sooyoung merasa apa yang ia usahakan selama ini terbuang sia-sia, percuma. Usaha Sooyoung gagal. Hancur. Hanya karena angka 5 yang menghancurkan segala mimpinya yang ia pendam selama ini.

Sooyoung berjalan dengan lesu menuju dorm, tempat barunya bersama teman-temannya (yang sudah Sooyoung anggap sebagai kakak). Ucapan CEO nya beberapa menit yang lalu terus terngiang dikepalanya.

Sooyoung memberhentikan langkahnya tepat didepan pintu kamarnya. Ia menarik kuat-kuat rambut halus panjang nya hingga helaian-helaian itu jatuh menyentuh lantai marmer yang dingin.

Ia terisak pelan, menahan perih jauh didalam hati kecilnya. Dadanya kian sesak, napasnya tercekat. Jantung nya serasa berhenti berdetak, bagaimana kalau ia tidak bisa mewujudkan mimpinya? Apa yang akan ia katakan pada orang tuanya?

Sooyoung mempukul-pukul sendiri dadanya guna meredakan rasa sesak yang menyelimuti. Air mata nya sudah tidak bisa dibendung lagi. Hanya karena masalah sepele. Sepertinya Sooyoung harus mengubur mimpinya dalam-dalam, atau bahkan membuang nya dari ingatan seorang Park Sooyoung.

Dengan hati bergetar Sooyoung membuka pintu kamar tersebut dan mendapati ketiga kakaknya yang sudah terlelap dengan pulas. Syukurlah mereka bahagia, mereka dapat mewujudkan mimpi mereka tanpa Sooyoung.

Sooyoung duduk menghadap jendela dan melihat bulan sabit yang sedang bersinar dengan terang nya. Sembari merenungkan apa yang membuat nya seperti ini, apa yang membuatnya mengubur mimpi nya untuk yang kedua kali.

***

Alarm berbunyi dengan sangat keras hingga memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Ini pasti ulah Seung Wan! Geram Seul Gi didalam hatinya.

"Wake up girls!" Teriak Seung Wan sembari menarik selimut dan mencubit kaki teman-teman nya. Sooyoung sudah lebih dulu bangun, dia lebih memilih untuk jogging mengintari gedung besar tersebut.

"Eh? Sooyoung mana deh?" Tanya Seung Wan sembari menggaruk kepalanya menggunakan satu telunjuk lentiknya. Joo Hyun yang sedang duduk ditepi kasur dengan mata yang masih terpejam menyahutkan,"Mungkin dia didapur" Joo Hyun mengucek-ngucek matanya.

"Nggak ada" Sahut Seung Wan lagi.

Sementara Seul Gi masih asyik dengan mimpi indahnya.

Joo Hyun bangun dari duduknya dan menuju dapur, saat sampai disana mata Joo Hyun sama sekali tidak melihat batang hidung Sooyoung. "kemana anak itu?" guman Joo Hyun sembari menyembulkan kepala nya keluar jendela dapur.

Joo Hyun berniat menghubungi Sooyoung namun nomor Sooyoung tidak aktif sama sekali. Joo Hyun panik bukan main dimana mengingat kalau 1 hari lagi mereka akan debut.

Joo Hyun berjalan mengintari dapur dan sesekali menghentakkan-hentakkan kakinya gemas. Firasat Joo Hyun semalam benar, bahwa ada sesuatu yang tak beres disini. Ada sesuatu yang disembunyikan Soo Man padanya dan juga Seung Wan, Seul Gi.

Tiba-tiba saja suara lantang Seul Gi berteriak dari arah pintu utama dorm mereka,"EONNIE!! SOOYOUNG ADA DISINI!!"

Buru-buru Joo Hyun menghampiri Seul Gi, Joo Hyun juga sangat panik karena suara Seul Gi yang sedikit bernada khawatir.

Betapa terkejut nya Joo Hyun saat melihat wajah Sooyoung. Kedua mata indahnya membengkak, memerah, begitu juga dengan ujung hidung nya. Sooyoung hanya menunduk sedari tadi, rambut nya yang sangat berantakan. Sooyoung kacau kali ini. Sangat kacau.

"Apa yang terjadi.. kau kenapa?" Joo Hyun khawatir, dengan sigap ia menghampiri Sooyoung dan memeluk adik kecilnya erat,"ada apa? Ceritakan saja kepada kami" Joo Hyun membelai rambut panjang nan halus milik Sooyoung.

Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang