Penyesalan

23.2K 83 3
                                    



Hari demi hari berlalu, suara desiran ombak bersaunganan menguatkan ku untuk jalani hidup ini. Tak sadar air mata menetes dipermukaan pipiku. Aku rinduu mama, aku rindu keluarga kecilku. Apa yang harus ku lakukan saat ini. Aku kesepian.

"Heyyy!" Sapa boy yang tiba-tiba memelihatku duduk sendirian di tepi pantai. "Eh hai" kejutku sambil menghapus air mata.
Boy menghampiriku dan seperti ingin menghiburku saat itu. "Kamu sendirian?" Tanya boy heran kepadaku. "Hmmm" jawabku sambil menganggukkan kepala. "Hmmm, coba kamu liat burung itu. Perhatiin deh burung yang terbang disana, dia terpisah dari teman-temannya, dia lebih milih terbang sendiri, bebas, luas dan bisa kemana pun yang dia mau. Dia milih jalan hidupnya dendiri karena baginya bahagia itu ketika bisa mencapai apapun yang kita impikan, seperti terbang bebas dilangit luas" ucap boy sembari memandang burung yang berterbangan dilangit. Boy terlihat seperti ingin menghibur dan membuatku tenang dengan keadaan. Seperti boy sudah tau banyak tentangku, boy tidak terlihat seperti biasanya. Boy kali ini berbeda, tak seorangpun yang pernah dihampiri boy seperti ku saat ini. Seketika mood ku berubah, dan ku mulai merasa bahagia didekatnya. "Btw kamu udah makan belum? Aku laper banget nih" tanya boy kepadaku. "Belum sih, kamu mau makan apa?" Tanya ku lagi. "Aku mau makan masakan kamu, hmm gimana? Kamu pasti gabisa masak kan? Udah ketebak dari muka kamu" ejeknya kepadaku. "Ehh enak aja, aku bisa tauu! Hayuu sini aku masakin" jawabku keras. "Wkwk yauda kalau gitu ayuk kerumahku, bibi ku pulang kampung jadi gaada yang masakin" celotehnya.

••••••••••••

Sesampai dirumah boy, tak terasa banyak waktu berlalu, momen yang indah untuk dikenang, teman baru yang terasa sangat akrab, bercerita banyak hal, dari sekian lama ku tak sebahagia ini.
"Kamu asik ya" ucapku sambil menatapnya. "Hm sudah ku duga" jawabnya lesu. "Kamu beda, kamu cowo jutek, karismatik, sombong, menjijikan. Tapi kenapa sekarang kamu beda banget?" Ungkapku. "Hahaha, cuma kamu yang bisa sedekat ini denganku anya. Tapi kamu cuma bisa dekat denganku diluar sekolah, tapi saat disekolah jangan anggap kita kenal, okey?" Sambil menunjjukkan jari kelingkingnya. "Hmm okey" menggikat kedua jari kelingking. "Ehhhhhhh, duhhhh basah, dasar kucing nakal" sontak boy.
seketika minuman diatas meja jatuh keatas pahanya boy karena ulah kucingnya ciko. "Sini biar aku bersihin" sahutku sambil mengambil beberapa tissu. Tak sadar ku sangat menikmati suasana itu, tangan tak henti membersihkan pahanya yang dibasahi oleh minuman, hati ku berdebar kencang. Seketika boy memegang pinggulku dengan perlahan dan lembut, tanganku mulai berketar dan tak karuan, ku bingung harus menghentikannya atau tidak. Hal yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya, ciuman pertamaku! Yapps seperti yang kalian tau, ku belum berpengalaman dalam bidang percintaan. Ini adalah yang pertama kalinya bagiku.
Tangannya menghelus lembut leher dan bibirku, tak sadarkan diri ku mulai lemas dan terbawa suasana. Bibirnya mendarat lembut di bibirku, kecupan manis yang indah, ku suka semua nya. Perlahan boy melumat bibir dan menghisap lidahku, tak tersisa sedetikpun, hasrat ku mulai bertambah dan semakin menikmati suasana. "Uhhmmm, cippp cipp" suara desahan dan bunyi kecupan bibir yang berkali-kali terdengar. Ku sangat menikmatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My First SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang