Perkenalan dimalam pertama

5 0 0
                                    

****

"Li .. Li .. Li.."

"Kaaa..lian.. tanpa permisi ..!"

Suara bisikan yang berasal dari arah dapur membuat kelima gadis yang mau beranjak kealam mimpinya merasa terganggu. Bukan hanya itu hawa disekitar tempat mes mereka pun terasa dingin, mencekam serta hembusan angin di luar terasa menusuk kulit merasuki hingga ke nadi.

Krekk...

Klotak...

Sreeeeh..  Srehhhh...

"Su.. ara .. Apa itu, rek?"

"Sutt.. Diam. Mungkin itu suara dari sebelah mes kita." ucap Fifi dengan raut wajah meyakinkan pada teman temannya

"Aaa...aakkkk!"

Mendengar teriakan Firda tak hanyal mereka memusatkan pandagan pada gadis berambut  sepinggang. Firda mulai ketakutan, mengigit selimut frozen dengan tangan menunjuk ke arah dapur.

"Rek ..! Disana. Dia. Rambutnya panjang, menjuntai." ucap Firda dengan tangan menunjuk ke dapur. Raut wajah ketakutan masih ada. Seketika Susmina mengambil air disebelahnya untuk meredakan ketakutan Firda.

"Bajunya putih. Dia lewat disana, Rek! Put .. Putri kamu lihatkan di pojok dapur itu, kan?"

"Dia menunjukkan diri, kan. Tamatlah riwayat kita!"

Tak ada perbincangan lagi. Semua orang larut dalam imajinasinya sendiri. Memikirkan akan nasibnya nanti selama tiga bulan tinggal di mes berukuran 2x6 meter ini. Bagaima hari hari berikutnya yang dilalui dengan misteri. Detik detik sudah dilalui, namun tak ada suara dari ruangan berukuran 2x4 meter, hening. Hingga ucapan Anik memecahkan keheningan. "Bagaimana kalau kita cek ke dapur sama sama, rek!"

Tak ada satupun jawaban dari mereka. Rasa takut masih merajahi dalam benaknya tapi rasa takut mereka mengalahkan rasa penasaran.

"Ayo rek, kita pastikan ke dapur, biar kita tenang tidak dihantui rasa penasaran." Begitulah Anik. Bukan hanya parasnya yang elok tapi sifat pemberani diantara mereka lah yang membuat ia terlihat menonjol. Kehilangan satu pusaka dalam hidupnya membuat ia harus terpaksa berdiri tegar, memendam segala gejolak, dan selalu menampilkan gurat ketenangan. Bagi Anik, anak barep harus pandai mengontrol segala macam gejolak dalam rasa karena mengontrol sama halnya bisa mengendalikan semua kemungkinan akan terjadi. Yudistira terkenal akan ketenangannya, ia pandai dalam mengontrol segala emosinya.

Mendengar usul Anik membuat mereka menyetujui. Anik berada dibarisan depan bersama Putri. Firda, Fifi dan Susmina berada dibarisan belakang. Firda sibuk mengatur posisi kameranya. Susmina membawa kayu entah dapat darimana. Fifi berada diantara Firda dan Susmina mulai ketakutan, bibirnya tak berhenti melapalkan perlindungan kepada Allah tak lupa tangan setia memegang sisi baju Firda dan Susmina.  Setelah merasa siap mereka mulai melangkah kaki ke dapur melewati depan kamar mandi yang pintu terbuka lalu sampai lah di dapur. Seketika hawa dingin menyapa. Hembusan angin dari sela sela kawat yang sengaja dibangun  setengah tembok dan seperempat mengunakan kawat membuat bulu kuduk meremang. Terdengar daun nangka berjatuhan yang berada di belangkang dapur membuat suasana semakin mencekam.

"Kaaaaa.. Burrrrr!"

Gludak.. Gluduk..

Suara hamtaman antar tubuh mereka tak dapat dihindari. Semuanya berlomba lomba sampai ketempat tidur.

Mungkin ini awal bukan akhir dari segalanya. Awal dari pembelajaran hidup. Awal perjalanan lika liku dalam hidup.

         *****

Pagi yang cerah secerah sang matahari menampilan sinarnya tanpa malu malu. Kicauan burung berterbangan di langit. Satu persatu bapak - bapak kandang mulai berdatangan, security mulau sibuk memeriksa. Pak kandang ada yang sedang antri untuk melakukan sanitasi. Ada yang saling bercanda, melemparkan guyonan agar tertawa.

Tapi tidak dengan gadis berlima yang sedang mengerikan rambutnya  setelah sanitasi. Matahari mulai naik semakin tinggi, bunyi alarm mulai terdengar dari penjuru kantor perusahaan pertanda jam kerja akan mulai. Dari arah timur sebelah kiri kantor ada  laki - laki parubaya  yang memanggil kita. Postur tubuh semapai, kulit kuning halus dan berkumis tipis. Disebelahnya ada laki - laki tinggi berpenampilan sama, topi berwarna biru muda menghiasi kepala, sepatu boot berwarna putih yang menjadi pembeda. Tak lupa buku kecil berisi 500 lembar berada dalam saku kanan baju.

Ternyata lelaki yang memanggil kita adalah supervision diperusahan yang kita tempati melakukan pkl selama 3 bulan ke depan. Lelaki yang berkumis tipis memperkenalkan diri dan memberitahu bahwa yang menjadi pembimbing kita adalah Pak Elly Arbeth Ardiansyah, lelaki yang berdiri disebelahnya.

Setelah itu kita berjalan mengikuti Pak Elly ke kandang satu berada diujung utara.

"Piye semalam tidure rek?" tanya Pak Elly

Kita saling memandang, lalu saling tersenyum.

"Semalam kita diganggu sama penunggunya, Pak."

"Diganggu piye?"

"Jadi semalam itu Pak, Firda, teman saya ngelihat ada sosok yang lewat dipojok dapur Pak. Pakai baju putih rambutnya panjang" ucap Putri dengan menyenggol lengan Firda.

Serempak teman - teman mengucap,"Iya Pak."

"Terus Pak, ada bunyi air mengalir di dapur dan suara - suara aneh gitu, Pak."

"Kalau kata Fifi yang kerempeng ini Pak, bilang begini, Rek, tenang, palingan itu suara dari mes sebelah dari Pak Maneger terus pak manegernya lupa matikan kran airnya."

"Akhirnya kita mencoba tidur sambil baca ayat kursi, Pak. Eh, teman saya yang ini, Susmina, gak tidur Pak. Sampai menjelang Subuh dia tetap baca Al quran biar setannya gak gangu."

"Kalau kita mah tetap tidur yah.. Kan ada penunggunya."

"Hahahaha..." Firda tertawa, "Lihat wajahnya Susmina, terlihat mata panda Pak. Persis kayak boto ijo. Hahahaha... Nanti pas pulang dari sini dikira boto ijo."

Ha..ha..ha..ha.... Hahaha..

Setelah reda tawanya, Pak Elly mengatakan, "Disini itu memang biasa kalau awal pertama, biasanya setannya itu mau perkenal gitu, rek. Nanti lama - lama ora nganggu."

*****

Halo semuanya gimana baca part pertama cerita ini...

Seram.. Atau lucu..
Hahaha..

Jangan lupa kasih komen dan kritiknya..

Selamat menunggu part selanjutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Di Mes Anak PklTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang