DAYS AFTER PDX FINAL

2.7K 212 10
                                    

Dohyun tersenyum lebar sambil memegang tangan Hangyul yang kini duduk disebelahnya. Hari ini mereka bebas dari kegiatan mereka setelah pengumuman final tadi malam. Mereka kini berada di sebuah taman hiburan, Hangyul menatap Dohyun sambil tersenyum lembut, menaikan sedikit bibir atasnya ketika melihat mata Dohyun yang berbinar senang dan senyum yang tidak pernah luntur sejak tadi malam.

Mereka bahagia, setelah apa yang mereka lakukan selama ini akhirnya terbayar dengan sangat manis. Setidaknya debut dengan peringkat 7 dan 8 sudah bisa membuat mereka dan penggemar mereka menangis bahagia.

Tapi, selain itu mereka juga merasa sedikit sedih. Melihat teman-teman mereka yang tidak bisa ikut debut, membuat sedikit cubitan dalam hati mereka berdua. Mereka hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Hyung mereka yang tidak bisa debut itu.

"Hyung ayo kita kesana."

Hangyul menoleh cepat ke tempat yang ditunjuk bocah manisnya itu. Tanpa berkata apapun dia menarik tangan Dohyun dan berjalan menuju tempat yang di tunjuk Dohyun tadi.

"Hyung aku bahagia."
Dohyun tersenyum lebar melihat Hangyul.

"Aku tau, kau sudah mengatakannya sejak tadi malam sayang."

Dohyun hanya terkekeh pelan, ia tau sejak tadi malam setelah pulang kerumah, ia terus mengatakan hal yang sama sampai sekarang.

"Aku kira kita sudah tidak dapat duduk di sofa itu."

Dohyun mengerucutkan bibirnya imut, mengingat ranknya tadi malam terus turun, sampai dirinya menjadi kandidat rank 10 bersama Hangyul, kekasihnya.

"Tapi akhirnya kita duduk di sofa juga kan?"

Hangyul menoel dagu yang lebih muda. Ia gemas melihat Dohyun memajukan bibirnya itu, terlihat imut dan menggemaskan.

"Tapi hyung aku merasa tidak enak dengan mereka yang tidak debut. Kenapa kita tidak debut semuanya saja, aku tidak ingin berpisah."

Hangyul terdiam, sebenarnya ia pun memikirkan hal yang sama. Tapi semuanya sudah memiliki rezeki dan nasib masing-masing.

"Kasian Wooseok hyung dan Jinhyuk hyung terpisah."

"Aku tidak bisa membayangkan kalau kita yang terpisah."

Dohyun menatap Hangyul sedih.

"A-aku akan menangis semalaman kalau itu terjadi huweee...."

"Ya! Jangan menangis disini!"
Hangyul menatap horror Dohyun yang tiba-tiba menangis.

"Hyung sih, aku kan jadi membayangkan itu. Aku gak mau pisah sama hyung."

Dohyun cemberut sambil menghentak-hentakan kakinya, sedangkan tangannya mengusap air matanya.

Hangyul semakin gemas dengan kekasih bongsornya ini. Uh melihat Dohyun yang bertingkah seperti itu, membuatnya lupa dengan segala macam penat dan kegelisahan hatinya.

"Hyung.."

"Hyung.."

"Hangyul hyung..."

"YAKK LEE HANGYUL."

Hangyul tersentak kaget dari lamunannya, teriakan bocah bongsornya itu membuat telinganya berdenging.

"Ada apa?"

"Hyung memikirkan apa?"

"Tidak ada."

"Bohong."

"Tidak."

"Hyung melamun, berarti hyung sedang memikirkan sesuatu!"

Hangyul kalah, ia terkekeh. Ia mengacak rambut Dohyun gemas, sedangkan yang lebih muda mendengus melihat senyum yang lebih tua. Hatinya menghangat.

"Apa kita akan duduk disini terus?" Kata Hangyul sambil melihat sekelilingnya.

"Setelah ini mungkin kita akan susah mendapatkan waktu luang." Lanjutnya lagi.

Dohyun berpikir sejenak, ia menggit bibirnya pelan.

"Kalau begitu ayo kita bermain."
Kata Dohyun dengan semangat. Hangyul lagi-lagi hanya bisa tersenyum.

Mereka berdua melewati hari bersama, seperti apa yang dikatakan Hangyul, mungkin setelah hari ini mereka akan kesusahan untuk mendapatkan free day seperti hari ini.

.
.
.

"Hyung pelukkkkkkkk."

Dohyun terkikik pelan dan kemudian merentangkan tangannya, sengaja ingin bermanja dengan yang lebih tua.

Hangyul hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekasih bongornya itu. Mendekat kearah Dohyun dan kemudian memeluknya. Dohyun dengan sigap mengangkat kakinya dan melingkarkannnya ke pinggang Hangyul. Biar makin mesra katanya.

Hangyul tertawa, mengendus di perpotongan leher yang lebih muda.

"Hahaha.. Hyung geli."
Dohyun semakin mengeratkan pelukannya, membenamkan kepalanya ke pundak lebar kekasihnya.

"Aku bahagia."

"Aku juga hyung."

Hangyul kemudian berjalan ke sofa dengan Dohyun yang masih memeluknya seperti anak kecil.
Ia mendudukan dirinya di sofa, tapi masih tidak melepaskan Dohyun yang masih memeluknya erat.

Dikecupnya berkali-kali pipi gembil yang lebih muda.

"Gemasnya, pacar siapa sih."

Hangyul mencolek hidung Dohyun, sedangkan yang dicolek cuma tertawa menatap yang lebih tua.

"Entah, pacar siapa ya."
Dohyun memeletkan lidahnya, mengolok Hangyul.

"Jadi pacarnya hyung aja ya gembil."

"Gak mau ah, hyung suka lirik-lirik yang lebih manis."

"Ya udah, hyung cari yang lain nih."
Godanya yang membuat Dohyun memicingkan matanya.

"Ya udah, aku cari yang lain juga. Seungyeon hyung boleh juga kayaknya."

"Hmm Eunsang manis juga."

"Ihhhh hyung....."

Hangyul tertawa lepas ketika Dohyun mencubit pinggangnya. Ia menggigit gemas  dagu yang lebih muda itu.

"Iya sayangku, kekasihku, cintaku, hyung gak bakalan lirik yang lain."

"Ih apaan sih hyung."

"Hahahaha......"

Hangyul mengecup singkat bibir Dohyun, ia benar-benar gemas sekarang dengan bocah bongsornya itu. Pelukannya semakin erat, sedangkan Dohyun menikmati bau ceruk lehernya Hangyul.

"Hyung, jangan bosan sama aku ya."

"Tidak akan."

"Nanti kalau jadwal kita padat, aku pengen tidur dipeluk hyung."

"Iya sayang."

"Kalau hyung capek, peluk aku aja."

"Pastinya."

"Hyung cium."

"Sini bibirnya."

Dohyun mendekatkan bibirnya ke bibir Hangyul. Hangyul tersenyum dan kemudian menyambut bibir kekasihnya itu. Mengecup-ngecup pelan dan menghisap bibir atas dan bawahnya bergantian. Memainkan lidahnya dan mengecap rasa lidah yang lebih muda.

Dohyun melenguh, menikmati momen ini dan menyimpannya sebagai salah satu yang terindah.






-End-




Udah ya udah, kalian bayangin aja selanjutnya XD

Fanfict ini mewakili perasaan senengku setelah tadi malam gemetaran lemes bahagia jongkok depan wc gak bisa berdiri.

Kapal ku anti karam-karam club pokoknya ya guys!

Typo is art gengs

Hangyul X Dohyon AREA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang