Part 1.
Pov Riyan
“Bugh!!.....” aduduhhh...... Aku mengaduh, dan dengan sigap tangan kiriku memegangi kening kepalaku yang baru terbentur lantai kamarku karena aku terguling jatuh dari tempat tidur.
Sedikit demi sedikit aku mengumpulkan kesadaranku, dan perlahan aku membuka mata. Ruangan kamar yang tadi masih terang kini menjadi begitu gelap tanpa cahaya yang jelas, hanya pancaran cahaya dari luar kamarku yang sedikit menerangi kamarku. “Ah sial, ternyata tadi aku ketiduran sampai malam....” umpatku kesal pada diriku sendiri.
Aku bangkit dari posisi tengkurap di lantai, dengan memegang pinggiran tempat tidur aku segera berdiri. Pancaran cahaya dari luar kamarku, membuatku tidak kesulitan melihat arah pintu keluar kamarku.
“Klek....” aku membuka pintu kamarku. Sepasang tempat duduk yang letaknya tepat di depan kamarku menjadi tempatku sejenak duduk bersantai sambil tanganku terus mengelus keningku yang masih nyut-nyutan. Tak begitu lama, pintu kosan nomor dua yang tepat berada di samping kamarku terbuka. Seorang lelaki keluar dari dalamnya sambil mengenakan kacamata yang membuatnya terlihat seperti kutu buku, ya meski harus aku akui kalau penampilannya lebih baik dibanding denganku.
Lelaki itu menatap ke arahku sambil memiringkan kepalanya, dan beberapa saat kemudian dia berjalan mendekat ke arahku. “Lo mahasiswa baru ya??....” suara tanya yang keluar dari bibirnya yang menurutku tidak begitu cocok dengan penampilannya.
Dilihat dari pertanyaan lelaki itu, sepertinya dia kakak tingkatku di universitas nanti. “Iya mas, aku mahasiswa baru. Baru juga hari ini datang dari desa....”
Bukannya membalas perkataanku, dia justru kembali menatapku dan kemudian tersenyum yang akupun tidak mengerti apa arti senyumnya.
“Gak usah kaku gitu bahasa elo tuh!!.... Nama gue Kevin, dan gue ketua Himpunan Mahasiswa di universitas Mandala Jaya, yang artinya gue tuh senior lo di kampus nanti....” terangnya seraya menduduki kursi di sampingku.
Cukup terkejut aku mendengar keterangan Kelvin, dibalik penampilannya yang mirip seorang kutu buku, ternyata dia punya jabatan setinggi itu di kampus.
“Aku Riyan!!....” kataku, dan aku mengulurkan tanganku ke arahnya.
“Perbaiki bahasa lo biar lo tidak jadi bahan bercandaan orang-orang!!....” katanya yang kemudian menjabat tanganku.
“Kruuukkkk.......” bunyi perutku yang sudah seharian tidak aku isi.
“Sepertinya ada yang kelaparan!!.... Yuk lo ikut gue ke tempat makan langganan gue, sekalian gue juga belum makan....”
Aku sejenak diam, rasa malu yang sebenarnya aku rasakan saat ini, namun ya sudahlah aku memang kelaparan saat ini. “Ok, tunggu sebentar Mas, aku ambil dompet dan mengunci pintu kamar dulu!!....” dengan segera aku masuk ke kamar dan mengambil dompetku yang aku taruh di tempat tidur, tak lupa barusan aku menyalakan lampu kamarku.
“Gimana kesan pertama elo tinggal di tempat yang baru buat lo??....” tanya Kevin saat aku berjalan dengannya menuju tempat makan.
“Yah, banyak hal baru di tempat ini Mas!!.....”
“Panggil nama gue saja, gak usah pakek imbuhan mas segala, jadi aneh kedengarannya!!....” gumamnya setelah mendengar jawabanku.
“Oh iya, hehehe.....” ternyata di kota manggil mas atau mbak, justru bikin orang tidak nyaman.
“Kecuali di kampus, elo wajib lebih menghormati gue, hahahaha....” tawanya cukup keras terdengar di telingaku.
Sekitar 15menit berjalan kaki, kami berdua tiba di tempat makan yang di rekomendasikan Kevin. Tepatnya cuma sebuah warung pinggir jalan yang hanya menjual satu menu, ayam bakar.