01

806 117 9
                                    

︿
FIRST PAGE
COLD-HEARTED

[✨] 1304 words semoga tidak membosankan!

•••

Masa lalu punya caranya sendiri untuk menarik ulur perasaan, tanpa perlu memandang titel-pun perihal dari sebuah insan.

Entah ia sebatang bunga ringkih yang berulang kali kuyup diterpa hujan atau pun seekor singa gagah dalam singgasana yang menguasai seisi hutan.

Terlebih lagi makhluk rentan bertajuk manusia, yang mempertunjukan berbagai jenis figur berbeda, yang menyimpan puluhan bahkan ratusan rasa di dalam jiwa, serta segala mampu-rapuh yang dilakukan ketika meniti perjalan di dunia.

Kaki-kaki kecil itu berlari, terus menjauh dan menjauh, menghempas segala belenggu jiwa sembari meraih asa di depan mata.

Namun, siapa yang bisa meloloskan diri dari tangan-tangan kelam masa lalunya sendiri?

━━━.• ❀ •.━━━

Hyunjin berdecak. Benaknya berhenti menggumamkan kalimat demi kalimat dari sebuah buku yang baru saja ia raih. Siapa yang berani-beraninya menulis ini? Bikin kesal saja.

Sembari meloloskan helaan napas, ia membalik buku itu untuk kembali melihat sampulnya. Baby blue dengan sedikit ungu lembut di beberapa bagian berbaur jadi satu, terlalu kontras dalam genggaman seorang pria bertampang sangar sepertinya.

Orang-orang berlalu lalang di sekitar, meninggalkan ia yang setua mematung pada satu titik. Dua-tiga hal berputaran dalam kepala, saling bersahutan di dalam sana, mengusik ia yang mengidam-idamkan segala hal mengalir bak sungai tenang dengan air jernih yang menyegarkan.

Hyunjin pening.

Sejenak ia menutup erat kedua mata, kemudian membuang embusan panjang nafasnya.

Ia pun memutuskan untuk membeli buku yang ia ambil tadi bersama dengan buku-buku lain berikut melangkahkan tungkainya ke kasir.

"Sebuah Usaha Untuk Melupakan? Kau bercanda?" Ini respon si petugas kasir, Kim Mingyu, ketika menemukan sebuah judul tak wajar dalam tumpukan buku yang hendak ia beli.

Hyunjin geming. Sorot matanya terarah lurus pada si lawan bicara, memandangnya datar tanpa sedikit pun menampilkan guratan ramah.

"Ayolah, bung! Kenapa jadi mellow  begini?"

"Cepat hitung saja harganya! Aku sibuk," jawabnya penuh penekanan, seolah berkata, 'aku tak punya waktu untuk berhadapan dengan omong kosongmu.'

Petugas kasir itu berdecak sebal mendapati tingkahnya yang begitu angkuh. "Sabarlah sedikit, Hyunjin! Waktumu tak akan habis hanya karena menunggu buku-buku ini. Jangan bersikap seolah akan mati saat inㅡ"

"Diamlah!"

Tak kasat mata, namun Mingyu dapat merasakan aura dingin menguar dari balik punggung Hyunjin, ditambah kedua matanya yang menyorot begitu tajam, membuat Mingyu merasa tengah dikuliti saat ini.

"Oke, aku berhenti," ujarnya pasrah. Pria itu bersungut-sungut, "kau ini memang terlalu kaku."

Hyunjin tak lagi menghiraukannya. Pandangannya ia jatuhkan ke jalanan di luar sana yang penuh dengan pejalan kaki.

Cuaca tak terlihat bersahabat. Ia bisa menebak, sebentar lagi kota akan diguyur hujan lebat.

Sembari merenungi cuaca sore ini, Hyunjin memikirkan ucapan Mingyu tadi.

冷たい心。- HyunJeong & ChanMin [Semi-Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang