"Dengarkanlah detak jantungku
Dia memanggilmu kapan pun dia mau
Karena dalam kegelapan ini
Kamu bersinar begitu terang"¤¤¤
"Apa? Ini gila! Apakah ini nyata? Kim Taehyung melamarku? Oh Tuhan mimpi apa aku ini??"
"Apa aku menjadi salah satu dari sekian jutaan fansnya yang beruntung?"
"Ahh apa itu nominal yang sedikit? Apa aku harus menambahkannya menjadi puluhan juta atau ratusan juta fansnya? Ah ini gila! Aku benar-benar gila."
"Tuhan, Jika ini mimpi tolong jangan pernah bangunkan aku dari mimpi yang indah ini."
Begitulah monologku saat aku menatap diriku sendiri di cermin besar yang terletak di samping kasurku. Aku menatap diriku tak percaya dari pantulan cermin. Seolah ini mimpi di siang bolong, aku mengacak-acak rambutku prustasi bahkan beberapa kali aku menampar-nampar pipiku kencang untuk memastikan ini bukan mimpi.
"Aku merasakan sakit, berarti ini bukan mimpi." ucapku sambil memegangi kedua pipiku yang mulai memerah bekas tamparan yang aku lakukan sendiri.
"Mungkin sakit ini tidak seberapa dibanding sakit hati para fansnya."
"Oh sungguh maafkan aku, kalian kenal takdir bukan? Tanyakanlah pada takdir itu. Mengapa aku bisa ditakdirkan dengan Taehyung? Padahal jelas-jelas aku tidak menyukainya. Aku lebih menyukai temannya yang mungil." eluhku dengan wajah yang sedikit di tekuk. Terlihat seperti orang yang merasakan beban yang sangat berat dibanding rasa bahagia yang kini sedang aku alami.
---
Semua ini berasal dari kejadian yang memalukan saat aku tak sengaja tak sadarkan diri saat menonton konser final tour yang di adakan di Seoul.
Ariella Rosie Myeisha Yumi begitulah namaku yang biasa dipanggil dengan Myeisha. Aku mendadak tak sadarkan diri saat diriku sudah tak sanggup untuk berdesakan diantara puluhan ribu penonton.
Saat itu lagu yang dibawakan adalah Mic Drop. Lagu yang gerakannya sangat powerfull saat melakukan dance break. Membuat para penonton berlomba ingin melihat dari dekat gerakan bodyroll para member yang terlihat seksi bagi para penggemar.
Aku berada diantara ribuan penonton standing dekat dengan sisi panggung sebelah kanan. Dimana posisi itu dekat dengan pintu keluar masuk para member dari bawah panggung. Aku fikir akan senang merasa di posisi itu karena aku bisa dengan leluasa melihat secara dekat member kesayanganu. Satu member yang membuat aku menjadi gila karena sering mengkhayal tentangnya.
Aku mengutuk diriku sendiri karena salah dalam berasumsi.
'Lebih baik aku memilih seating saja daripada aku harus mati mendadak di standing seperti ini.' eluhku dalam batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionJanji adalah sebuah kesepakatan dari dua orang insan yang harus ditepati suatu hari nanti. Tapi, jika saat hari itu tiba dan salah satu dari orang itu meninggalkan janjinya, apa masih bisa disebut dengan Janji? Cerita ini terinspirasi dari lagu BTS...