Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa vote dan komen yaa
Happy reading 💜
---
Aku kembali lagi. Bukan ke negaraku, aku masih menetap di Korea. Ini sudah hari ketujuh aku berada di Korea. Aku kembali ke gedung tempatku mengambil tas ku. Kali ini aku tidak mencari tas, melainkan mencari Jae Hyun eonni.
Hari ini aku ada janji dengannya tepat di gedung agensi yang namanya sudah sangat terkenal di Korea Selatan berkat boygrup yang ia ciptakan. Aku duduk di sofa dekat meja receptionist.
Aku sangat gugup. Tak henti-hentinya aku menggerak-gerakan kakiku, seolah mengadukan antara alas sepatuku dengan lantai putih gedung ini, sehingga terdengar suara tuk tuk tuk.
Tanganku saling meremas satu sama lain. Berkali-kali aku mengatur napasku agar tidak gugup. Mataku terus berputar mengikuti arah setiap orang yang melintas di depanku.
Aku melirik jam tanganku, sudah 10 menit aku menunggu dengan gugup disini. Rasanya lebih gugup saat pertama kali aku melihat para member. Ah, aku sudah menepati janjiku juga. Tiga hari yang lalu dengan Jimin. Aku tak percaya aku sudah mengatakannya tanpa gugup sedikitpun. Tapi ada kesan memalukan bahkan menyedihkan saat aku mengatakannya. Untungnya ada hikmah di balik itu semua. Dan inilah alasan mengapa aku kembali ke gedung ini.
"Meisya-ya." aku menoleh ke arah suara yang memanggilku.
Terlihat sosok wanita tangguh yang melambai senang akan kehadiranku.
"Jae Hyun eonni." aku melambaikan tanganku tak kalah senang.
Jae Hyun menghampiri ku, ia membawa map berwarna biru di tangan kirinya."Ini." Jae Hyun menyerahkan map itu kepaku.
Meisya.
Aku membaca nama yang ada di atas map itu.
Bighit Entertainment Crew.
Senyumku merekah.
"Selamat bergabung di keluarga Bighit." Jae Hyun mengulurkan tangannya dengan senyum yang tak beranjak hilang saat ia mengasih mapnya untukku.
Aku menatapnya dengan senyum kebahagianku. Lalu aku meraih tangannya dan langsung memeluknya erat.
"Terima kasih. Terima kasih eonni kau sangat membantuku." Jae Hyun membalas pelukanku.
"Apapun akan ku lakukan untuk adik sekaligus anakku." ucapnya seraya menepuk-nepuk pundakku.
"Kau sudah datang?" Ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul dari belakangku.
"Oh iya aku hampir lupa. Selamat bergabung di keluarga kami, Bighit Entertaiment." sambungnya sambil membungkukan badannya sopan.
Aku melepas pelukannya dengan Jae Hyun dan membalas membungkuk.
"Terima kasih. Mohon bantuannya."
"Datanglah padaku jika kau butuh bantuan. Aku selalu ada di ruang latihan." ucapnya lagi dengan senyum khasnya yang mampu membuat orang yang melihatnya ikut tersenyum.
"Terima kasih Jimin o-op-oppa." ucapku gugup karena ragu aku akan mengatakannya secara langsung.
Jimin malah tersenyum malu mendengar ucapanku. Ia menutup senyumannya dengan punggung tangannya. Matanya yang ikut tersenyum membuat wajahnya menjadi lucu. Itu membuatku refleks tersenyum karena melihatnya tersenyum. Entah sihir apa yang di pakai Jimin yang selalu membuatku terbius dengan senyumannya. Aku rasa pipi ku sudah merona hanya dengan melihat Jimin tersenyum, aku pun berpaling ke arah Jae Hyun agar Jimin tak melihatku pipiku yang memerah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Hayran KurguJanji adalah sebuah kesepakatan dari dua orang insan yang harus ditepati suatu hari nanti. Tapi, jika saat hari itu tiba dan salah satu dari orang itu meninggalkan janjinya, apa masih bisa disebut dengan Janji? Cerita ini terinspirasi dari lagu BTS...