3. 뭐해 (What Are You Doing)

44 14 1
                                    

Di kamar yang berukuran kecil ini aku terbaring lemah dikasur. Rasanya berat sekali untuk membuka kedua mataku. Padahal dari semalam aku tak bisa tidur walaupun aku sudah berusaha menutup mataku secara paksa. Mataku sembab, aku menangis semalaman dalam keadaan mata tertutup.

Kejadian itu terus-menerus berputar seakan di dalam otakku ada seseorang yang sedang memutarnya untuk membuatku merasa manusia paling bodoh di bumi ini.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku tak akan membuat kesalahan bodoh itu.

"Aaakkkhhhhhh!!!!" entah kenapa aku berteriak setiap aku mengucap kata bodoh dalam pikiranku.

Bodoh!

Kau Bodoh!

Gadis bisu!

Aku gadis bisu yang bodoh!

"Aaakkkhhhhhh!!!!"

Aku tak mampu menahan emosiku. Aku kembali menangis. Menangisi kebodohanku.

Kenapa aku bodoh? Bahkan orangtua ku saja memarahiku dengan kata itu saat tau aku akan pergi ke tempat ini. Saat berkenalan dengan orang yang baru aku kenalpun aku tak mampu menyapanya terlebih dahulu, mulutku benar-benar kaku ahh tepatnya bisu.

Mulai detik ini aku benci dengan satu kata itu. Ahh tidak!, aku juga benci dengan kata bisu. Ya aku benci dengan kedua kata itu. Mulai sekarang aku tak mau menjadi Myeisha si gadis bisu dan bodoh. Aku harus merubah sikapku. Ya, aku harus merubahnya.

Aku membuka paksa mataku dan bangkit dari kasur. Aku tak peduli dengan gaya tarik kasur yang kuat untuk membuatku terbaring lagi.

Aku menatap wajahku yang sangat kusut. Aku mengelap air mataku kasar dan menarik senyum tipisku.

"Berhentilah menangisi kebodohanmu Myeisha. Karena semua itu hanya penyesalan yang kudapati dari kecerobohanmu. Mulai sekarang kau harus berubah. Fighting!!!" aku menasihati dan menyemangati diriku sendiri yang ada di pantulan cermin.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Aku sendirian,teman saja tak punya. Dan yang jadi masalah besar adalah ini bukan di Indonesia. Aku tak ingin mengatakan diriku bodoh walaupun kenyataannya memang bodoh.

Aku mengadukan kepalaku pelan ke cermin.

Aku pintar? Benar.

Aku cerdas? Jelas.

Aku jenius? Tentu.

Aku sangat jenius.

Saking jeniusnya aku tidak bisa membedakan mana bodoh dan mana sangat bodoh.

Aku membuang napasku kasar.

Tiba-tiba aku teringat dengan orang yang menolongku. Mungkin dia bisa membantuku selama aku disini. Aku mencari tas ku yang aku gunakan saat konser kemarin.

Sudah 15 menit aku mencarinya tapi aku tak menemukannya dimana pun. Jika tas itu hilang tamatlah sudah riwayatku.

Aku berusaha mengingatnya.

"Ahh!!! Ruang kesehatan?!" sudah berapa kali hari ini aku mengacak-acak rambutku serta wajahku.

Aku bergegas untuk membersihkan diriku dan segera pergi menuju tempat konser itu. Jaraknya cukup jauh jika harus berjalan kaki. Jika naik bus membutuhkan waktu 30 menit tapi sayangnya uangku hanya cukup untuk menyewa sepeda sewa yang tersedia dekat tempat penginapanku.

Aku pun menyewa sepeda itu dan mengayuhnya dengan sekuat tenagaku walaupun dengan keadaan perut kosong.

Membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk sampai stadium ini karena aku lupa menghapal jalannya.

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang