Vol.2
monday to sunday.
.
.
Matahari sudah berada di atas langit saat Chuuya terbangun. Ia berada di atas ranjang di kamar sewanya. Azurenya menatap meja belajar dan menemukan lelaki bersurai brunette yang tengah tertidur. Leher dan punggungnya pasti sakit karena berada dalam posisi itu untuk waktu lama.
Chuuya beranjak dan mengguncang tubuh Dazai. Lelaki itu mengerjap, mengusap kedua matanya. Tatapan sayunya terarah pada lelaki sinoper di depan.
"Kalau kau masih ingin tidur, pindahlah ke kasur," dingin sinoper itu seraya berlalu.
Dazai benar-benar bangun. Ia melakukan peregangan tangan juga pinggangnya. Sedikit melelahkan karena tidur tanpa berbaring, tapi cukup baginya untuk segera bangun.
Lelaki itu menyusul Chuuya ke mana ia menuju. Mereka berhenti di depan wastafel. Chuuya membasuh wajahnya lalu berbalik, mendapati Dazai sudah berdiri di belakangnya.
"Kau tidak ingin tidur lebih lama?" tanya Chuuya berusaha untuk tidak terkejut.
"Kau sendiri sudah baikan?" balas Dazai tidak menjawab pertanyaannya.
"Pulanglah. Orangtuamu akan cemas," Chuuya mengganti topiknya dan beranjak dari kamar mandi.
"Tanpa sarapan? Kau tidak ingin menyambut tamumu secara wajar?"
Dengusan pelan lolos dari bibir lecet itu. Dengan segera Chuuya berjalan menuju dapur. Ia mengambil dua bungkus nasi instan dan dua butir telur dari dalam lemari, kemudian menaruhnya di sebelah kompor.
"Apa kau selalu memasak sendiri?" tanya Dazai tiba-tiba menyandarkan dagu di ceruk leher Chuuya. Ia juga melingkarkan tangan pada pinggang lelaki itu.
Chuuya sedikit tersentak. Sentuhan lelaki itu terasa lembut, namun ia tetap memberontak ketika jemari Dazai menyentuh area dadanya. Ia menyikut perutnya dan memaksa lelaki itu mundur.
"Kurasa aku menemukan luka yang belum sembuh."
"Kalau kau sudah tahu, cepat makan dan pergi."
Dazai tidak menghiraukan permintaan itu. Ia malah mengambil dua buah piring dari rak dan menaruhnya di dekat Chuuya. Lelaki sinoper itu meliriknya jengkel.
"Aku berusaha membantumu," celetuk Dazai.
"Pulanglah setelah sarapan," ketus Chuuya sambil memindahkan masakannya ke atas piring.
Mereka duduk berhadapan di atas karpet dengan meja berbentuk oval. Kamar sewa itu tidak begitu sempit. Chuuya dapat membayar harga dari hasil pekerjaannya.
"Bolehkah aku menghabiskan hari di sini?" mohon Dazai, memberontak.
"Aku ingin istirahat," tegas Chuuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] sunny side up | soukoku
Fanfiction"Kau sendirian?" sebuah kode rahasia yang membuatnya mendongak. Chuuya menemukan seorang lelaki menyeringai ke arahnya. Ia mengedipkan sebelah matanya ketika duduk di hadapan Chuuya. Sinoper itu tidak bisa berkata-kata ketika sosok itu menggenggam...