'Cause baby you look happier, you do
My friends told me one day I'll feel it too
And until then I'll smile to hide the truth
But I know I was happier with you_ Ed Sheeran
Bianca POV
Aku menepuk pipiku berkali-kali untuk menghilangkan rasa gelisah ku ,pagi ini aku akan menghadapi hari yang panjang, perusahaan global Maximof Holdings Company membuka interview terbuka bagi lulusan Harvard terbaik tahun ini dan lulusan dari universitas-universitas terbaik , dan aku akan menjadi salah satu peserta interview ,aku berusaha membuang rasa Maluku kali ini ,meskipun bukan lulusan terbaik Harvard aku harus mencoba keberuntunganku hari ini atau tidak sama sekali.
Aku segera meluncur ke kamar mandi sebelum terlambat, aku menggunakan dress formal yang ibuku berikan semalam , dress selutut dengan lengan pendek berwarna merah, ibuku bilang dress itu adalah dress keberuntungan yang nenekku berikan kepada ibuku saat ibuku menghadapi interview pertamanya, aku segera mengambil Sling bag ku di atas kasur sebelum turun kebawah menemui ibuku.
"You looks just like me when i was young !" Ibuku mengecup pipiku gemas, aku membalasnya dengan memeluk ibuku erat, rasanya baru kemarin ibuku menggendongku mengelilingi taman bersama ayah dan sekarang aku sudah berdiri sebagai gadis 21 tahun yang siap menghadapi kerasnya persaingan kerja .
"Andai daddymu masih ada ." Ibuku berbicara pelan hampir tidak terdengar.
"Dad masih ada di sini mom bersama kita ,akan selalu seperti itu ." Balasku
Ayahku meninggal ketika usiaku masih 6 tahun , saat itu hujan deras dan tubuhku demam tinggi ayahku membawaku ke rumah sakit menaiki mobil tuanya namun ketika hendak berbelok kearah rumah sakit tiba-tiba saja sebuah truk bermuatan tergelincir dan mendorong mobil ayahku masuk kedalam jurang, ibuku terluka parah dan ayahku meninggal di tempat , aku tidak sadarkan diri berhari-hari sampai suatu saat aku sadar dan mencari kedua orang tuaku aku hanya melihat ibuku terbaring dengan selang oksigen tanpa ayahku di sana, saat itu aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, aku duduk di kursi besi panjang tepat di depan pintu dimana ibuku dirawat ketika seorang pria dengan setelan rapi tampan dan seorang anak kecil berusia 8 tahunan menghampiriku.
"Hi" sapa pria tinggi itu
"Hi" balasku
"Aku melihatmu duduk sendirian di sini sejak tadi, dimana orang tuamu ?" Pria itu bertanya lagi , aku hanya bisa menunjuk pintu di hadapanku tanpa menjawab.
Pria itu berdiri untuk melihat kedalam kamar, ia melihat ibuku terbaring lemah tak berdaya.
"Dimana ayahmu ?" Tanyanya lagi
Aku menggeleng dan langsung menangis begitu saja, aku ketakutan, aku tidak tahu ayah dimana ,ibuku bagaimana kondisinya. Pria itu memelukku ,pelukan hangat seperti pelukan ayahku .
"Kau akan baik-baik saja." Ucap pria itu mengacak-acak rambutku sebelum pergi, bocah berumur 8 tahun itu mendekat memberiku sebuah kalung mainan, dan dia tersenyum sebelum mengikuti pria tinggi yang kurasa adalah ayahnya. Sejak saat itu aku terus mencari informasi tentang pria itu sampai saat ini, dan aku berharap aku bisa membalas semua kebaikan pria itu yang telah membiayai rumah sakit serta sekolahku sampai aku lulus SMA . Pria itu Alejandro Maximof tempat yang sebentar lagi akan aku datangi .
Aku menggenggam kalung mainan itu dengan erat, aku selalu membawanya kemana-mana , kalung keberuntungan bagiku.
"Jangan melamun , cepat makan sarapanmu ! Kau bisa terlambat !" Ibuku berteriak dari arah dapur ,aku segera memakan sarapanku dan berangkat menggunakan bus kota.
Aku berdiri tepat di depan Maximof Tower , aku mencoba mengamati seberapa tinggi gedung itu namun mataku tidak bisa mencapai titik itu.
Aku masuk kedalam gedung dan mencari tempat dimana interview itu berlangsung, aku melihat puluhan peserta sedang menunggu giliran di ruang tunggu , begitu banyak wanita dengan setelan rapi duduk dengan elegan di kursi masing-masing, aku menunduk melihat penampilanku , bahkan baru melihat penampilan mereka saja rasa percaya diriku sudah turun 50% , mereka terlihat sepeti wanita pintar dan lulusan terbaik. Aku menghela nafas sebelum duduk di tempatku .
2 jam kemudian
Aku terduduk lesu di dalam ruang tunggu, semua peserta sudah membubarkan diri beberapa menit yang lalu dan aku masih harus mencerna apa yang terjadi selama 2 jam terakhir . Aku tidak lolos dalam interview kali ini aku harus mencobanya 1 tahun lagi dan itu waktu yang sangat lama. Aku mencoba berdiri dan berjalan kearah pintu keluar.
"Maafkan aku ." Saat baru saja keluar ruangan aku menabrak seorang pria dengan setelan rapi , tinggi, dan tampan . Dia pasti Alardo Maximof ! Aku ingat betul bekas luka di pelipisnya .
"Masih ingin berdiri di sini berapa lama ? Aku menunggumu di ruangan ku tapi tidak juga muncul ! Kau berniat kerja atau tidak ?!" Sentak Alardo dengan raut wajah marah. Aku masih bingung dengan apa yang dia katakan , otakku seakan tidak mau bekerja.
"Letakkan ini di ruangan ku cepat !" Dia memberiku tumpukan dokumen lalu pergi begitu saja, shit ! Aku masih tidak mengerti beberapa saat yang lalu jelas-jelas namaku tercantum dalam daftar tidak lolos interview tapi pria itu malah memberiku dokumen untuk di letakkan di ruang kerjanya.
Aku berjalan menuju meja resepsionis untuk bertanya dimana letak ruangan Mr Maximof ketika pira itu muncul lagi dan memberiku kode untuk mengikutinya .
Aku masuk bersamanya kedalam elevator pribadi, masih dengan memeluk dokumennya.
" Jadi Casandra , kau akan datang ke kantor pukul 7 pagi tidak boleh terlambat meskipun hanya 1 detik, bawa note , bolpoin , laptop dan ponselmu harus selalu menyala !" Kata pria itu tanpa jeda
Casandra ?! What the hell pria itu Pastii salah orang ,dia berfikir aku Casandra asisten pribadinya yang baru .
"Dengarkan baik-baik jangan melamun !"
Oh God ! Aku berfikir Alardo akan tumbuh sebagai pria baik dan sopan ternyata dia sangat berbeda dengan bocah yang dulu sangat manis.
Aku masuk kedalam ruangannya dan meletakkan dokumen tepat di depannya, dia mulai membuka dokumen itu , membacanya satu persatu, Di balik sikapnya yang arogan Alardo memang pria menawan , tidak salah memang artikel dan majalah di luar sana selalu memujinya, apa lagi kaum perempuan . Tapi setelah mendengarnya berbicara rasanya kekagumanku kepadanya mulai berkurang sedikit demi sedikit , aku membalikkan tubuhku hendak keluar dari ruangan ketika Alardo berbicara lagi.
"Mau kemana ?" Tanyanya
"Pulang sir." Itulah yang bisa aku ucapkan melihat tubuhnya sudah berdiri tepat di depanku dengan mata indahnya yang terus menatapku marah, namun tatapan itu membuat sensasi tersendiri bagi organ di dalam tubuhku ,rasanya bunga-bunga yang mati kini mulai bersemi.
"Aku masih tidak habis pikir bagaimana mereka bisa menerimamu sebagai sekertaris pribadiku dengan kadar otak yang hanya 0,1% !" Bentaknya
Aku benar-benar tersinggung dengan perkataannya kali ini, ini di luar batas kewajaran, dia yang datang memberiku dokumen tanpa bertanya namaku lalu membentukku seenaknya , dia pikir dia siapa ? Dewa ? Beruntung dia sangat tampan aku masih memberinya ampun untuk tidak memukul wajahnya dan membuatnya lebam.
"Masih bisa melamun ? Kau ini bodoh........"
"Sir !" Bentakku membuat Alardo terdiam di tempat dengan wajah memerah dan syok .
" Seharusnya anda bertanya dulu sebelum membentak orang sembarangan ! Anda pikir saya Casandra ? Saya ini Bianca Evans gadis yang beberapa saat yang lalu tidak lolos interview ! Anda seharusnya bertanya terlebih dahulu, anda pikir anda cerdas ? Bukan saya yang memiliki kadar otak 0,1% , tapi anda sir !" Kataku dengan nada tegas sebelum menendang kakinya dan keluar dari ruang kerjanya ! moron !
"Hey you !" Teriak Alardo dari dalam ruang kerjanya . Dia mengikutiku dengan kaki sedikit pincang , aku menatapnya tajam , namun tanpa di duga-duga Alardo menggendongku di pundaknya dengan posisi kepalaku di bawah .
"You asshole !"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Secret #BOOK 1 (COMPLETED)
Romance#AdultRomance (COMPLETED ) Bianca L Evans gadis yang selalu menjaga semua perilakunya agar bisa hidup nyaman , namun kali ini ia harus melewati zona nyamannya demi sebuah rahasia yang selama ini selalu di tutupi oleh ibunya . Di satu sisi pria bern...