Chapter 3 - Forgiveness

1.5K 220 21
                                    

~Happy reading~

.

.

"Forgiving is not forgetting
No, it's not forgetting
No, I'll never forget it..."

.

.

"Jim! Ayo!" 

Taehyung menangkap pergelangan tangan Jimin. Menarik kawannya itu, berlari-lari kecil menyusuri gundukan bukit pasir menuju ke tebing berbatu-batu yang menjorok ke laut, di bawah tebing, airnya berwarna biru gelap, dan semakin ke tengah warnanya berubah menjadi turquoise gelap yang indah. 

Ada beberapa keluarga yang tersebar di beberapa sudut pantai, dengan bocah-bocah hiperaktif berlari ke segala arah, bawa-bawa ember plastik penuh kulit kerang dan cangkang siput serta sekop mainan. Siap berburu harta karun. 

Seokjin membungkus pundak telanjangnya pakai handuk putih. Namjoon membuka kaleng soda lalu dioper ke Seokjin. Sambil bergantian menyesap soda, mereka jalan berangkulan sambil tertawa-tawa mengamati para ayah yang bermain dengan anak-anak mereka di air. Ada yang bermain lempar tangkap fresbee, ada yang mengajari anak balitanya berenang menggunakan pelampung kuning bulat.

"Tae, fotoin dong. Ambil sampai ke kaki ya." Jimin ngeluarin ponsel dan menyerahkannya pada Taehyung. Yang langsung disambut cewek itu dengan suka cita. 

Jimin berdiri di ujung tebing terbuka yang menjorok ke laut, memisahkan diri dari turis-turis lainnya yang juga tengah berfoto narsis. Membelakangi landmark utama dari pantai ini—magnet wisatawan lokal dan mancanegara. Banyak diabadikan para pelancong melalui kamera-kamera mereka. Sebuah batu karang raksasa berbentuk gerbang melengkung yang mejeng di kejauhan, berdiri kokoh menantang terjangan ombak, karang itu memiliki lubang besar yang bebas dilalui kapal. Mitos setempat berpendapat jika Golden Gate adalah pintu gerbang neraka. Namun banyak turis yang tak percaya dengan mitos konyol itu. Karena kini mitos gerbang neraka berubah menjadi mitos pengabul permintaan. Masih konyol ya? Setidaknya lebih masuk akal dari pintu neraka. Entah siapa si penyebar kabar. Orang-orang terlanjur tidak peduli dan termakan gosip. Karena banyak pengunjung yang justru menyewa boat untuk mendekati karang berbentuk gerbang itu, lalu melempar koin dan berdoa di sana, katanya... katanya nih ya, konon, permohonannya akan dikabulkan.

"Bisa nggak majuan dikit? Entar lu terjungkal kebelakang terus jatoh siapa yang mau nyelametin? Kagak ada!" kata Taehyung.

Jimin cemberut, mau nggak mau dia bergerak maju dari posisinya. Melebarkan senyum.

"Lagi... majuan lagi. Terus, lagi, dikit lagi, yak, stop disitu. Eh... kurang. Lagi... ke kiri dikit, jangan, jangan di situ."

"Apa sih? Ribet! Buruan foto!" Jimin risih cengar-cengir tanpa hasil. Giginya hampir kering diterpa angin tapi makhluk cabe-cabean itu malah menghayati peran sebagai tukang parkir.

"Iya iya, makanya ini diarahin. Biar gambarnya bagus."

"Halah! Bilang aja supaya gampang di-crop kalau di pinggir. Awas kalau cuma ngambil muka gue sepotong!"

Taehyung berdecak. "Bawel deh. Oke, siap ya?"

Jimin memutar mata. Udah daritadi kali!

"Satu... dua... tiga!"

Dua kali take, Jimin puas melihat semua hasil jepretan Taehyung. Cahaya mentari menembakkan sinarnya melalui lubang karang, jadi seolah-olah mengintip dibalik punggung Jimin. Tak boleh dilupakan dan tak boleh ketinggalan ritual yang satu ini. Sebagai anak instagramable, Jimin upload dua-duanya ke akun instagram. Ohh, jelas! Sebagai cewek masa kini yang gaul, sharing foto di setiap momen itu wajib hukumnya.

She's A Lady [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang