~Happy reading~
.
.
Sori, ada yang kuubah dari ceritanya, makanya part awal chap kuhapus terus sempet unpublish dulu. Tadinya mau bikin Jungkook jadi anak band, tapi kurasa dia lebih cocok jadi jadi... tukang service komputer...
No. Kidding. Maksudku dia nantinya cocok jadi Programmer atau IT Supervisor.
Kali ini tentang Donghae versus Jungkook. Bukan dalam artian negatif, Donghae gak bener-bener benci, dia cuma mau ngetes keseriusan Jungkook sama putri kesayangannya. So, jangan baper berlebih sama kelakuan Donghae. Enjoy and laugh it away.
Aku suka menistakan bias btw.
.
.
Jimin lagi seneng nulis akhir-akhir ini, dimanapun dia berada. Cita-citanya sih jadi penulis cerita bertema adventure. Untung Jungkook mendukung. Tidak seperti cowok-cowok yang sempat pedekate dengan Jimin sebelumnya yang menganggap Fiksi itu sampah. Atau Fiksi adalah racun bagi otak wanita. Jungkook membebaskan Jimin berkarya. Walaupun Jungkook sendiri tidak begitu senang membaca novel fiksi. Bacaannya buku-buku bertema berat tentang alam semesta.
Malam ini dia mampir lagi ke asrama para cecunguk Namjoon, Hoseok, Yoongi dan Jungkook demi mencari ketenangan sekaligus inspirasi. Tulisan-tulisannya gak ada yang pernah benar-benar selesai karena Jimin keburu hilang mood buat ngelanjutin. Makanya sekarang dia kepengen serius bikin sebuah novel perdana yang dipublikasi secara luas di masyarakat. Makanya tiap hari Jimin selalu datang ke kamar Jungkook. Nyari inspirasi itu alasan kedua sih sebenernya. Alasan pertama dia pengen dua-duaan sama Jungkook.
Jelas, apalagi kalo bukan itu?
Soalnya di rumah gak bebas. Ada Papanya yang over protektif dan Mamanya yang bawel. Belum lagi sepupu-sepupunya sudah seminggu ini tinggal di rumah Jimin. Tau sendirilah gimana berisiknya anak kecil.
"Kalian gak pernah nyimpen makanan? Padahal gue lapar banget. Susah mikir kalo perut kosong," keluh Jimin sambil menatap miris kulkas yang isinya cuma ada roti tinggal seuprit dan botol air mineral dingin. Itu aja sebenernya satu botol sering dipake minum bertiga. Ciuman tidak langsung? Bodo amat!
"Iya, Jim. Kami memang kere. Makanya sering-sering ya datengnya? Lumayan kan hemat pengeluaran," ucap Yoongi tak tau diri.
Jimin berdecak sebel, "Untung gue gak pacaran sama lo. Dasar jamur pohon."
Yoongi melotot tersinggung, "Eh, maksudnya apa tuh?"
"Maksudnya... lo tuh gak modal." Namjoon memperjelas dengan cengiran menghina.
"Gak modal darimana? Enak aja! Kalo gak modal berarti kemana-mana gue selalu nebeng kalian. Ini buktinya gue pulang pergi selalu sendiri," curhat Yoongi sang jomblowan sejati.
"Iya udah, udah. Curhatnya bisa ditunda dulu gak? Nih." Jimin ngeluarin beberapa lembar duit, "Sana beli makanan yang banyak. Cepet!" Jimin emang tukang makan sejati. Makanya pipinya rada gembil. Tapi sekarang Jimin udah agak kurusan karena program dietnya sukses besar. Ya gak kayak dulu lah yang bunder banget. Sampai-sampai para senior di kampus menjuluki dia 'gerobak bakpao'.
"Makanan, makanan, makanaaan! Yes!" seru Namjoon.
"Kita makan enak lagii!! Makasih Ibu Peri Jimin!" Yoongi tepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's A Lady [Jikook]
FanficJeon Jungkook jatuh cinta pada gadis ini: She's a drama provider. She's an instant update of the world. She's a first class liar, a constant forgetter. She's attractive but bitter. Ini tentang hubungan yang sangat tidak unfaedah. Dimana mereka berte...