11

29 1 0
                                    

Bahagia dengan Luka

Tuhan takkan tega memberi lara
Namun semesta juga tak selalu baik pada sebuah kisah
Akan ada masa begitu pahit untuk diingat
Saat kita dekat, justru semakin sekarat

Terkadang waktu terlalu bahagia memberi jeda
Sampai lupa bahwasanya kita juga harus bersama
Entah apa yang memaksa cinta tumbuh di dada
Sakitnya benar-benar  terasa

Singgasana cinta yang kau janjikan
Kini tinggallah sebuah kenangan
Kau pergi, tak ingat jalan pulang
Membunuh harap yang telah kulangitkan

Pendar rindu menjadi titik sendu
Ketika bertanya apa arti dari sebuah kehilangan
Di situ tersadar betapa pedihnya penantian
Detik melaju detak berpacu

Merelakan tak semudah membalikan tangan
Berbisik pada waktu, kapan ia kembali mengulang masa lalu
Menatap kepada senja, kapan ia bisa kembalikan lagi bayangnya

Menghirup udara, namun wujudnya sudah tak nyata
Kembali bertanya kepada semesta, "saya harus apa?"
Angin berembus, badai berlalu
"Diamkan saja." jawabnya

Memori berkelana memaksa durasi berbalik arah
Membuka kisah lama yang semestinya tak perlu dijamah
Cukup indah, namun berakhir duka
Sudahlah, sedetik saja tak akan lama

Sadar akan takdir yang digariskan berbeda
Berpisah itu jalannya
Dan mengikhlaskan itu tujuannya
Sulit untuk memaksakan diri jika harus terus bersama

Aku melepasmu
Dari keindahan yang pernah singgah
Biarlah menjadi sebuah kenangan
Semoga kau bahagia tanpa kenangan kita

Dan kini aku tahu,
Bahwa lara tak lekas sembuh
Menganga lebar karena hilangmu
Terlalu menyakitkan untukku
Karena ikhlasku bukanlah sekadar waktu

Oleh:
Puja Rahmadiyanti, Aan Sumiyati, Putri Retno Ramayanti, Oktafia Nur Anggraini, Asfina Salma Naja, Alfi Kiromul Husna, Frilla Ainur Rahma, Fadillah Nuraini (Della)

Ruang Kolaborasi, 10 Juli 2019

Puisi CampuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang