5

7.2K 505 122
                                    

Beberapa pasang mata itu mengerjap.

Suasana hening seketika. Dan dua orang yang menyebabkan keheningan itu berdiri canggung.

Naruto segera memecahkan keheningan itu dengan tawaan canggung, "A-ah, ha-hay anak-anak! Apa, apa ibu panti kalian ada?"

Bocah-bocah lucu dihadapannya malah terdiam. Ada beberapa dari mereka yang bersembunyi dibalik punggung Hinata.

Hinata terdiam, ia melirik beberapa bocah yang menatapnya polos. Tak ada niatan dari mereka untuk menjawab pertanyaan Naruto.

"Dia sedang diluar, Naruto-kun. Sebentar lagi pasti akan datang." Ucap Hinata ramah pada akhirnya.

"Hai, Hinata-chan lama tak jumpa!"

Hinata hanya membalas dengan senyum tipis.

Sasuke dan Naruto begitu canggung dalam suasana ini. Penampilan Hinata yang begitu berbeda ketika bersekolah dulu mampu membuat keduanya terpana. Naruto cuman agak terkejut melihat penampilan Hinata yang seperti dulu lagi, ia merasa bahagia.

Berbeda dengan Sasuke yang terpaku sekaligus terpana melihat penampilan Hinata. Pertama kalinya ia melihat Hinata semempesona ini.

Hinata cuma tertunduk. Ia menyuruh anak-anak panti yang melingkarinya tadi untuk bermain bersama yang lainnya. Itu untuk memudahkan ketiganya untuk mengobrol.

"Lama tak jumpa Naruto-kun, Uchiha-san!"

Mendengar namanya disebut dengan panggilan asing itu, entah kenapa membuat Sasuke kesal. Apa Hinata sudah melupakan bahwa mereka pernah dekat dan menyatukan badan mereka? Apa perlu ia ungkit?

"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini Hinata-chan?"

Hinata berdiri, menepuk gaun yang dipakainya sejenak. "Menjenguk anak-anak panti. Aku mencoba membuat mereka senang, kudengar kau akan membuat proyek disini."

Naruto tertawa canggung, "Yah, begitulah. Kupikir ini tempat yang strategis."

Merasa bahwa obrolan mereka akan panjang, Hinata menuntun mereka untuk duduk bersantai di kursi dan meja yang tersedia dihalaman panti tersebut. Hinata duduk menghadap kedua pria tersebut.

"Ku rasa ini sudah terlambat. Tapi, aku ingin minta maaf kepadamu Naruto-kun."

Ucapan yang keluar dari mulut Hinata membuat keduanya tersentak. Padahal mereka mencoba mengalihkan perhatian agar tak membahas hal itu.

Naruto menggaruk tengkuknya, ia melirik sahabatnya yang terduduk diam dengan dinginnya.

"Y-yah, kau tak perlu minta maaf. Kau kehilangan pandangan karena mencintaiku, aku bisa mengerti." Naruto tertawa kecil disela ucapannya.

"Ku pikir saat itu aku sudah gila. Sampai saat ini aku bahkan tak bisa melupakan juga menyesalinya."

Naruto mengibaskan tangannya, "Santai saja, Hinata-chan. Hubunganku dengan Shion-chan tak terpengaruhi oleh hal itu. Malahan aku bertanya-tanya, mengapa gadis sepertimu bisa-bisanya jatuh cinta denganku?"

Naruto tertawa pelan, "Yah, kau tahu.. aku tak tampan, juga tak keren atau pintar. Sampai sekarang pun aku tak tahu alasanmu kenapa bisa mencintaiku sampai seperti itu, hehe."

Hinata menutup mulutnya yang tertawa lebar, "Jatuh cinta tak perlu memandang dia tampan, keren, atau pintar, Naruto-kun.. Sepertinya kau bahkan tak sadar sifatmu yang kau rasa biasa saja bisa membuatku jatuh cinta."

Iris shappire pria kuning itu melebar, dengan sebuah senyuman. "Oh, ya? Kau terlalu terbawa suasana kalau begitu."

"Aku mencintaimu dengan sederhana, Naruto-kun. Kau ada disampingku, menemaniku, dan menggenggam erat tanganku ketika melalui hal terburuk dalam hidupku. Tak memandang kau tampan atau buruk, keren atau tidak, pintar atau bodoh, tapi yang membuatku mencintaimu hanya karena kebaikanmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bitch?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang