Khusus di part ini kalian harus bisa membayangkan ya biar ke gambar gitu..
Happy Reading guys... 😊
"Aarrghhhh, masa bodoh! Aku hanya ingin bertanya, lalu pulang" Ujar Mina gusar.
Tampak ragu lagi, Mina berjalan menuju rumah tua dengan mengikuti jalan setapak baru baru bundar berukuran besar yang di temukan nya tadi. Mina sampai di rumah tua itu, yang ternyata berupa sebuah manor. Di samping pagar besinya yang berduri, ada pintu gerbang yang miring karena roboh.
Jalan setapak tadi mengarahkannya ke halaman gersang yang tanahnya retak retak. Dia juga melihat cat pada rumah itu sudah pecah pecah dan terkuras bertahun tahun yang lalu. Sisi bawah dinding rumah di hiasi bata bata besar yang retak.
Dia lalu beringsut maju untuk lebih dekat melihat pintu bagian atasnya melengkung dan berjendela. Pintunya besar dan ada cincin terpasang untuk mengetuk pintu. Jendela panjang yang lebar memenuhi lantai satu sampai lantai tiga dan berbentuk persegi di atas atap lebar yang merupakan loteng. Salah satu ciri bangunan manor.
"Coba saja kalau aku bawa HP, aku tidak akan tersesat dan bisa memotret rumah ini"
Mina berjalan ke arah pintu. Dia menaiki tangga kayu reyot yang berdebu dan mengepul saat seperti anak tangga di pijat. Lantai kayunya pun berderit berit saat Mina mendekati pintu.
Dia mulai mengetuk pintu. Saat menarik tangannya, dia melihat jaring laba laba mengikuti tangannya. Dia segara menepis jaring laba laba itu dan mengetuk lagi menggunakan cincin pintu. Tidak ada jawaban. Kemudian, dia mengetuk lagi dengan cincin nya hingga terlalu keras. Sampai sampai pintu itu terdorong dan sedikit terbuka.
Mina berkesiap saat mengintip dari celah pintu yang terbuka. Karena terlalu gelap dia membuka pintu lebih lebar lagi. Di hadapannya ada meja marmer panjang yang di penuhi berbagai patung pajangan, jam kuno yang besar dan anggun, piring dan gelas kecil, guci kecil, berikut debu juga sarang laba laba. Dia atas meja, ada pula cermin berpintu kayu ganda.
Lantai mamernya juga berdebu. Mina merasa menghuni rumah ini malas membersihkan rumah. Atau, mungkin rumah ini bahkan tidak ada penghuninya sama sekali. Mina begitu penasaran untuk melihat manor lebih jauh. Dia melihat dia lengkungan di kanan dan di kiri tembok sebelah kanan. Di atas, ada lampu kristal bergantung dan berkilau seram.
Dia lalu melangkah masuk ruangan itu dan melihat lengkungan lagi di sebelah kiri nya. Ada sofa tua besar membentuk L yang mengelilingi sebuah meja kopi bundar. Mina ingin melihat ruangan ini. Saat baru mulai melangkah, dia dikejutkan oleh embusan angin sangat kencang sehingga debu debu berterbangan. Embusan nya berubah arah hingga membanting pintu masuk manor.
Kegelapan menyeruak di ruangan depan itu. Mina tidak suka kegelapan tetapi dia tidak yakin harus tetap masuk atau pergi. Dia kemudian bergegas ke arah pintu dan meraih gagangnya untuk mencoba membukanya tapi tidak bisa. Pintu itu macet. Terpaksa, dia harus mencari jalan keluar yang lain. Mina lalu memasuki ruangan dengan dua lengkungan tadi. Kedua lengkungan itu ternyata menuntunnya menuju ruang makan.
Tampak meja kaca dengan deretan kursi kayu di selimuti kain putih. Ada juga kusi tinggi di meja kaca lain yang menyimpan berbagai botol minuman dan lukisan buah buahan yang robek. Di depan lengkungan, dia melihat deretan jendela melebar dari atas hingga ke bawah. Di kedua sisi, dia juga melihat pintu kayu hitam yang hampir sama dengan jendela. Mina melangkah ke pintu hitam di sampingnya. Terkunci. Mina lagi ke pintu depannya berharap bisa keluar dari ruangan ini secepatnya.
Dia tidak yakin ingin bertemu penghuni rumah ini. Rumah ini terlalu mengerikan: usang dan tidak di penuhi. Yang paling tidak di mengerti, kenapa pintu pintu di dalam ruangan terkunci, sedangkan pintu masuk tidak dan kenapa banyak sekali laci meja konter yang di gembok dengan rantai.
"Benar benar rumah aneh yang seram. Apakah benar selama ini tidak ada yang mengurusnya? " Gumam Mina.
Tiba tiba, Mina merinding. Bukan karena kedinginan, melainkan mereka ada seseorang di belakang nya. Dia berbalik untuk melihat siapa atau apakah itu. Tidak ada siapa pun sehingga dia beranjak menuju sebuah pintu kaca. Dia mencoba meraih kenop pintu kaca dan menariknya. Tidak berhasil, dia lalu mendorong dan mendobrak pintu itu. Masih tidak berhasil, akhirnya Mina berhenti dan menghela napas dalam. Kemudian dengan tenang dia menggeser pintu. Pintu bergeser dan terbuka diikuti bunyi yang melengking. Mina melihat sebuah halaman yang luas. Namun, entah kenapa..... Mina merasa seketika langit mendung, atau rumah ini yang di penuhi kabut.
PRAAANGG!
Mina tersentak. Mana mungkin ada angin yang bisa membuat gelas kaca itu jatuh dan berguling di meja saat pintu itu terbuka. Mina menghela napas. Dia tahu tidak ada orang di rumah ini. Tapi dugaannya salah!.
✿✿✿✿✿✿
Anak kecil itu bersandar di meja makan. Mina terkejut sekaligus kebingungan melihat kepala anak itu, atau dia cebol, karena dia terlihat tua. Dia melotot dengan tajam ke arah Mina hingga Mina meringis melihatnya. Dia memakai baju compang camping yang kotor. Dalam cahaya remang remang berkabut, Mina melihat kepalanya benar benar kotak.
Aneh
"Iiihhh, kau ini apa? Dracusor berkepala kotak?"
Anak itu berjalan pelan menuju pintu kaca dan semakin mendekati Mina. Mina langsung berlari ke luar dan terjatuh di tegel halaman. Kabut semakin tebak. Mina berusaha bangkit dan berdiri, tapi tidak bisa di lihat hanyalah ujung ranting pohon di depannya. Angin berembus kencang hingga sedikit demi sedikit anut tertiup angin dan Mina bisa melihat sekeliling dengan jelas. Bahkan, pohon yang ada di hadapannya, ya hampir. Dia bisa melihat bata bata yang di bentuk melingkari akar pohon.
Mina mencari cari jalan keluar. Dia masih memikirkan anak kecil tadi, meskipun dia sudah tidak melihatnya lagi. Mengapa anak itu tidak mengejarnya atau semua hanya imajinasinya? Kalau memang hanya imajinasi nya, mengapa dia bisa melihat pohon itu........ Yang di penuhi kepala manusia?
Lah kok nambah aneh yya
Serem lagi(Next?)
KAMU SEDANG MEMBACA
MANOR | 97 line ✔
FanfictionSeseorang telah menghilang dan menjadi perbincangan hangat di tengah penduduk Manor Gordia. Setidaknya, itu juga yang diketahui Jaehyun dari teman teman barunya, mereka kemudian berencana mencari. Namun satu per satu dari mereka pun hilang. Sampai...