****
"Maaf kami tak bisa menyelamatkannya "
Otak Chan seperti dicabut paksa dari kepalanya saat mendengar kabar tersebut
"Tidak mungkin, kau pasti salah dokter"
Ucap Chan tidak percaya"Tabahlah, ini sudah kehendak yang Kuasa"
Dokter itu memegang pundak Chan untuk menenangkannya"Aku yakin sekali kau pasti salah, ayolah jangan bercanda dokter"
Ucap Chan lagi"Kuatkan dirimu"
Ucap dokter itu sambil menepuk bahu lebar ChanSeketika rahang Chan mengeras dan tangannya mengepal terlihat buku-buku jarinya yang memutih
"Apa kau bilang!"
Chan menarik kerah baju dokter itu"Apa kau seorang dokter! Apa kau pantas disebut seorang dokter! hah!"
"Istriku sedang hamil! dan kau mengatakan bahwa ia meninggal! Kau fikir siapa dirimu!"
Teriak Chan marah"Tenangkan dirimu Chan!
Anna menarik cengkraman tangan Chan dikerah baju dokter itu"Sudah terlambat Chan"
Ucap Anna dengan tatapan benci pada Chan"Pasien mengalami Tension Pneumothoraks, udara terus masuk ke Mediastinum hingga menekan sisi Kontralateral yang mengakibatkan Low Cardio Syndrome yang membuat jantungnya tidak dapat memompa darah karena tertekan"
Jelas dokter itu pada Anna kemudian berlalu"Sebaiknya kita masuk"
Ajak Anna kepada Sovia dan Suster klara yang menangis sesenggukan sehabis mendengar kabar kematian JinnaSudah satu jam Chan hanya duduk di koridor ruang Operasi Jinna sambil menggigiti ujung jari-jarinya, mulutnya terus bergerak cepat seperti sedang mengatakan sesuatu tanpa mengeluarkan suara
Anna keluar dari ruang Operasi dan melihat adiknya seperti orang yang kehilangan akal
"Chan lihatlah Jinna untuk yang terakhir kali sebelum mereka memindahkannya keruang Jenazah"
Chan semakin cepat menggerakkan bibirnya, dan memeluk lututnya semakin erat
Anna berjongkok dan memeluk Chan
"Chan please, kembalikan kesadaranmu"
Ucap Anna sambil terisak piluIni kedua kalinya Chan berprilaku seperti itu, pertama adalah saat Daddynya dinyatakan meninggal karena gagal jantung dan sekarang saat kehilangan Jinna
Anna meraih tangan Chan dan membawanya masuk kedalam ruang Operasi untuk melihat Jinna yang terakhir kalinya
"Mendekatlah Chan"
Ucap Sovia yang berada di sisi ranjangPerlahan Chan mendekati ranjang dan dipandanginya tubuh Jinna yang terbungkus kain putih sebatas leher
Chan menyentuh dahi Jinna dengan sayang kemudian di elusnya pipi Jinna yang dingin
Chan mendekatkan wajahnya ke wajah Jinna lalu dikecupnya lembut bibir pucat Jinna
"Kenapa kau tidak bangun juga? bukankah di dongeng-dongeng tuan putri akan bangun jika seorang pangeran menciumnya"
Chan kembali memcium bibir Jinna dan menatap Jinna masih menutup matanya
"Momm lihatlah Jinna tidak mau membuka matanya, apa yang harus kulakuan Momm"
Sovia semakin terisak melihat putranya seperti seseorang yang kehilangan akal
"Chan, sadarlah nak Jinna sudah bersama Daddy saat ini"
Ucap Sovia sembari memegang pundak putranya
KAMU SEDANG MEMBACA
CARTER • BangChan
RomanceArea 21+ Sebagian Part di Private jadi mohon di Follow terlebih dahulu. Konten berisi Kekerasan, Sadis dan Penganiayaan. ***** Sekali saja bisakah kau Panggil namaku. "Hei, Gadis itu, Anak Yatim Piatu, Gadis Sialan" Aku selalu mendengar itu dari bib...