Part 6

304 32 0
                                    

Happy reading..














Angin malam menerpa wajah Jisoo membuat anak rambutnya menggelitik pelipis nya. Entah apa yang ia pikirkan sebelumnya, tiba-tiba berakhir di balkon rumah nya.

Sejak berbicara dengan pria tampan bernama Taeyong itu, jantung jisoo seakan mau copot saja. Menatap mata tajam dan rahang tegas nya. Jisoo bisa gila dibuatnya.

Berkali-kali ia menggeleng ketika di otaknya muncul pikiran aneh dan konyol. Seperti orang gila, ia terus tersenyum sendirian. Merasa semakin malam, ia memutuskan untuk masuk ke kamarnya.

Cklek

Suara pintu terbuka jelas terdengar di telinga Jisoo. Apa itu Yuta? Karena sejak 2 hari lalu Yuta memang tak pulang ke rumah. Telpon pun tak pernah diangkat. Tapi Jisoo paham posisi Yuta yang mungkin sibuk.

Tanpa berpikir panjang, ia segera membuka pintu kamarnya. Mengecek keberadaan Yuta. Dan benar, itu Yuta.

Namun dahi Jisoo mengkerut melihat penampilan Yuta dari bawah hingga atas. Kemeja dan jas nya berantakan. Dasi nya hampir lepas. Rambut yang sudah tak tertata lagi. Berjalan sempoyongan sesekali menabrak benda di depannya.

Astaga, dia pasti mabuk!

"Oppa, kau mabuk?" Jisoo bertanya sembari memegang tangan Yuta untuk membantunya berjalan. Namun berhasil ditepis oleh si pemilik tangan.

Jisoo menatap heran mata Yuta yang menyiratkan luka. Tatapan itu begitu tajam dan menggambarkan kesakitan.
"Aku mabuk atau tidak itu bukan urusanmu bocah. Pergilah, aku sedang lelah. Jangan mengganggu ku" Ujar Yuta dingin.

Jisoo mencoba mencerna setiap ucapan Yuta. Apa maksud lelaki itu? Kenapa sikapnya mendadak seperti itu? Apa mungkin pengaruh alkohol? Tak ingin menyerah, Jisoo pun menghampiri kakak angkat nya yang sedang duduk di sofa itu.

"Oppa, apa perlu ku buatkan air untuk mandi? Teh hangat? Atau mungkin teh-"

"Diamlah! Sudah kubilang jangan mengganggu ku. Aku tidak butuh apapun oke? Aku lelah jadi jangan tambah beban pikiran ku" Ujar Yuta lagi.

Kali ini Jisoo mengikuti langkah Yuta yang berjalan gontai menuju kamar nya. Gadis itu sendiri bingung harus berbuat apa. Apa kakaknya ada masalah? Hingga pulang dalam keadaan mabuk?

"Oppa, kau ada masalah?"

Tidak ada jawaban

"Kau bisa bercerita padaku"

Masih tidak menjawab

"Oppa setidaknya cerita lah masalahmu padaku"

"Oppa.."

Pranggg

Jantung Jisoo seperti akan lepas saat guci di depannya pecah berkeping-keping. Yuta melemparinya. Ia terkejut, sangat.

Jisoo menatap wajah Yuta yang sudah mengeras.
"Oppa, oppa, dan oppa terus! Aku bukan oppa mu! Kau itu seharusnya bersyukur karena aku masih berbaik hati padamu! Membiarkan mu hidup di sini tanpa memikirkan biaya hidup. Tapi lihatlah. Gaya mu seakan aku ini memang kakak kandung mu. Cih! Melihatmu disaat seperti ini membuat ku muak. Aku sudah bilang kan, jangan ganggu aku! Paham tidak?!!" Bentak Yuta.

Mata Jisoo memanas. Ingin rasanya ia bertanya apa kesalahan nya, tapi menatap Yuta pun ia tak berani. Ia hanya bisa bergumam.
"Pa-paham oppa" cicitnya

"Bagus" ucap Yuta

"Bersihkan guci itu!"

"Hiks, kenapa jadi seperti ini?"

.

.

.

Sampai di sekolah. Teman-teman Jisoo sibuk menanyakan keadaan gadis itu. Kenapa gadis itu terlihat murung?

"Sooya, bicaralah. Apa ada masalah? Kau bisa bercerita pada kami. Kami kan sahabatmu" ujar Jennie yang diangguki oleh Rose dan Lisa.

"Aku tidak tahu masalahku ini seperti apa" ujar Jisoo

"Jisoo, apa maksudmu? Cobalah cerita Jisoo. Mungkin kami bisa membantu" ucap Rose.

"Oppa ku..."

"Kenapa dengan Yuta oppa?" Tanya Rose.









Hening. Setelah Jisoo menceritakan semuanya keadaan berubah jadi hening. Entah apa yang ada di otak masing- masing.

"Yuta oppa bicara begitu padamu?" Tanya Lisa tak percaya. Setahunya Yuta adalah kakak lelaki yang baik dan lembut pada Jisoo.

Sama dengan Lisa. Rose dan Jennie sama-sama tak percaya. Sikap seseorang tak mungkin berubah drastis begitu bukan?

"Jisoo, jangan diambil hati ya? Mungkin dia sedang lelah. Kau bilang dua hari dia lembur bekerja kan?"

Jisoo hanya mengangguk lemah mendengarkan ucapan Jennie. Sedangkan Rose hanya diam membisu.

'Apa dia berubah? Tega sekali' batin Rose.

"Hei, ayo kita ke kantin!" Seru Lisa membuat ketiga nya tersenyum lalu berjalan menuju kantin.

Namun. Entah kebetulan atau apa, Jisoo bertemu pandang dengan Taeyong. Lelaki yang semalam berhasil membuatnya gila. Lelaki itu memang tak pernah tersenyum. Tapi tetap saja tampan.

"Jisoo, kau melihat apa?" Tanya Jennie. Mengikuti arah pandang Jisoo, Jennie terdiam lalu tersenyum geli.

"Sudah. Mata mu bisa lepas menatapnya terus" ujar nya dengan kekehan geli.

"Kau ini jen..."











"Ten??" Pekik Jisoo tak percaya. Pasalnya yang ia tahu, Ten sedang mengunjungi nenek nya yang sedang sakit. Ten bilang, ia akan tidak ada selama 3 hari. Namun, sekarang tiba-tiba lelaki itu muncul di depannya.

"Jisoo, apa kabar?" Tanya Ten sembari tersenyum manis.

"Cih, sejak kapan kau jadi gulali seperti itu?" Tanya Jisoo dengan nada mengejek. Yang hanya dibalas kekehan.

"Ayo pulang bersama" ajak Ten sambil mengacak rambut gadis itu.

"Haishh, rambut ku...baiklah, ayo"

"Dia akan pulang denganku"

Keduanya sama-sama menoleh dan mendapati Taeyong berdiri dengan tatapan dingin pada Ten.

Mata Ten menajam

'Dia vampire??'









Huuuu.....Silakan yang mau nge hujat aku. Lama banget ya up nya? Sorry,sebenernya aku lagi gk enak badan. Tapi mumpung ada waktu, aku up aja deh.

See you next chapter

Don't forget comment and vote

Thank you

Special love [TAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang