Part1

567 40 1
                                    

Happy start to reading...







"Apa harus kami ayah?" Tanya seorang namja tampan berlesung pipit dengan nada malasnya.
Ayahnya menatapnya tajam. Seakan tak menerima penolakan apapun. Sebelum seorang namja yang lain membuka suara.
"Kenapa harus gadis itu ayah?" Tanya pria itu. Pria tampan yang memiliki rahang dan hidung tegas itu sedikit malas sebenarnya. Apalagi harus ikut serta dengan kehidupan manusia yang rumit menurutnya.
"Kau pikir darah istimewa itu ada dimana-mana? Hanya dia yang memilikinya. Sebenarnya ada lagi, tapi gadis ini yang lebih istimewa." Ujar ayah nya panjang
"Kenapa?" Tanya seorang wanita cantik yang sedari tadi diam.
"Gadis itu sangat cantik. Kecantikannya bisa mempengaruhi aliran darah ditubuhnya. Dengan begitu, ibu kalian akan menjadi ratu vampire tercantik saat kita memberinya darah itu"
Ketiga anaknya itu menghela nafas bersamaan sebelum akhirnya menyetujui perintah ayah angkat mereka. Percuma menolak, mereka akan mendapat hukuman nantinya.
.
.
.
.
Seoul, 3 januari 2018

Seorang yeoja cantik terbangun dari tidurnya akibat sinar matahari yang masuk ke kamar tidurnya. Ia tersenyum saat mengingat ini adalah hari ulangtahun nya. Ia bergegas bangun dan keluar dari kamar. Sosok mungil itu tengah mencari seseorang yang ia panggil 'oppa'
"Oppa! Kau dimana?" Teriak nya.
Namun tak ada jawaban sama sekali. Hanya ada kesunyian yang menyelimuti rumah besar itu. Rumah yang bertahun tahun ia tinggali .Gadis itu melangkah mendekati kertas yang tergeletak di meja makan. Lalu ia membaca isinya.

'Jisoo-chan, maafkan aku ne? Aku ada meeting mendadak. Dan, jangan lupa sarapan. Aku menyayangimu'

Jisoo menghela nafas berat. Namun ia tersenyum tipis setelah nya. Setidaknya kakak nya itu sangat memperhatikan adiknya. Ya, walaupun mereka tidak ada hubungan darah dengannya.

Nakamoto yuta. Pria yang lahir di Osaka Jepang itu sangat baik hati. Ia dengan mantap hati mengambil hak asuh jisoo setelah keluarga jisoo yang malah mengusir jisoo. Dengan alasan warisan, bukankah itu sangat kejam? Tapi jisoo bahagia. Impiannya yang ingin memiliki kakak tercapai juga.

Ting tong

Suara bel rumah yang berbunyi membuat jisoo penasaran. Siapa yang datang sepagi ini? Tanpa berpikir panjang, ia membuka knop pintu dan..

"Duarrr"
"Sangeil chukkae hamnida ..
Sangeil chukkae hamnida ..
Sangeil chukkae uri jisoo,...
Sangeil chukkae hamnida.."
Jisoo terlonjak kaget saat para sahabat nya tiba-tiba datang dan mengagetkannya .Oh, bahkan penampilan jisoo masih kusut. Libur memang membuatnya lupa untuk mandi.
"Kalian mengagetkan saja" ucap jisoo sambil mendengus.
Teman nya hanya menertawakan ucapan jisoo yang terdengar kesal itu.
"Hei, kau tak menyuruh kami masuk? Tega sekali " gerutu gadis lain.
Jisoo terkekeh mendengarnya.
"Baiklah, silakan masuk "
.
.
.
.
"Terimakasih atas kejutan kalian. Aku sangat senang " ucap jisoo senang. Namun tak lama, senyum gadis itu memudar. Gadis itu malah menunduk membuat ketiga sahabatnya bingung.
"Jisoo-ya, gwaenchana?" Tanya gadis berambut pirang.
Jisoo tersenyum kembali. Ia mengangguk dan menatap dalam kaki nya. Entah apa yang ia lihat dari kaki itu.
"Kau bisa bercerita pada kami jisoo" ujar gadis blonde yang dibalas anggukkan oleh dua yeoja lainnya.
"Aku tak yakin. Rose,Lisa,Jennie.. apa kalian yakin ingin menjadi pendengar ku?"
Ketiga yeoja itu malah tersenyum. Jisoo merasa dirinya salah pertanyaan.
"Kenapa bertanya begitu? Kita sahabatmu jisoo, ceritakan semua keluh kesahmu. Kita dengan senang hati mendengar nya" ujar gadis berambut hitam bernama Jennie.
Jisoo menghela nafas berat lalu mulai bercerita.

"Apa dia tak mengucap kan selamat di surat itu?" Tanya rose setelah mendengar cerita jisoo
Jisoo mengangguk lemah menjawabnya. Ketiga sahabatnya langsung tersenyum menyemangati jisoo.
"Jangan sedih. Kau bilang ia sibuk kan? Jadi wajar jika dia lupa ulang tahun mu. Aku yakin dia akan segera mengingatnya " ujar Jennie
"Woah, Jennie semakin bijaksana setelah berpacaran dengan Johnny. Huaahaa " tawa lisa pecah seketika saat ia berhasil meledek jennie. Membuat gadis itu merengut sebal. Walau dalam hati ia senang mendengar nama kekasihnya.
"Diam kau! Setidaknya aku tidak jomblo terus menerus " sindir jennie.
"Siapa yang jomblo? Asal kau tahu ya? Aku memiliki banyak fanboy di sekolah" sombong lisa
"Dan mereka adalah satpam dan tukang kebun sekolah kita. Iya kan?" Ledek jennie balik
"Yak! Enak saja "
"Sudah! Kalian mau sampai kapan bertengkar? Ini sudah siang, kalian tidak pulang?" Ujar jisoo.
"Ah, sebenarnya aku betah disini. Tapi eomma ku akan mengajakku pergi ke makam nenek ku. Aku terpaksa pulang" sesal Jennie.
"Iya jisoo, maaf tidak bisa ala disini. Kau yakin akan baik sendiri dirumah?" Tanya rose
Jisoo tersenyum lalu mengangguk lucu.
"Aku bukan anak kecil lagi Rossie" ucap jisoo
Mereka hanya terkekeh mendengar ucapan jisoo yng sedikit merengek itu.
"Ya sudah, kami pergi dulu ne? Dah!"
"Sampai jumpa"
.
.
.
Jisoo merebahkan tubuhnya di sofa panjang depan tv. Menyenangkan jika sahabat nya bermain ke rumah. Tapi jisoo tidak berhak menahan mereka untuk tetap tinggal, toh mereka punya rumah kan?

09:30

Cklek ~

Pintu rumah terbuka menampakkan seorang namja tampan yang berjalan lelah sambil menenteng jas dan tas nya. Ia membanting tubuh nya keatas sofa empuk ruang tamu.
Namun, matanya menangkap beberapa kertas cantik dengan hiasan masing-masing. Tak ingin berpikir lama, ia langsung membacanya

'Sangeil chukkae jichu, sahabatku yang manis. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu
                                   Jennie Kim..'

'Happy birthday for you..
Jadilah gadis yang baik dan mandiri. Aku menyayangi mu
                            Lalice Manoban '

'Jichuku yang baik, aku menyayangi mu. Jangan merasa kesepian lagi ya? Kami disini untukmu. Selamat ulang tahun. Aku tahu kau sedang kesepian
                     Park Chaeyoung..'

Yuta membelakakkan matanya setelah membaca ketiga surat itu. Ia merutuki kebodohannya sendiri karena melupakan hari ulang tahun jisoo. Tahun kemarin ia selalu ingat tanggal ini. Ah, bodoh! Rutuk yuta.
Tapi dahinya mengerenyit saat mengingat tulisan terakhir milik rose
'Jangan kesepian lagi ya?'
'Aku tahu kau sedang kesepian'

Yuta melangkah dan membuka kamar jisoo. Terlihat gadis itu tengah tertidur pulas sambil memeluk boneka pemberiannya. Ia tersenyum haru melihatnya.
Yuta melangkah mendekati gadis itu. Lalu duduk dipinggir ranjang empuknya.
Tangan yuta terulur mengusap lembut rambut jisoo yang sedikit coklat. Ia mencium kening jisoo lama.
"Maafkan oppa jisoo" sesalnya

Tiba-tiba mata indah itu terbuka perlahan. Yuta tersenyum manis saat melihat jisoo yang berusaha mengembalikan kesadaran nya setelah tidur.
Tanpa diduga, gadis itu bangun dan memeluk yuta erat. Yuta membalas pelukan jisoo. Ia yakin jisoo baru saja kesepian.

"Happy birthday. Selamat ulang tahun adikku yang cantik"
Jisoo tersenyum setelah melepas pelukan nya dengan yuta. Ia menatap yuta tepat pada mata tajam milik pria itu.
"Kenapa? Aku tahu aku tampan"
Jisoo berdecih
"Oppa meninggalkanku. Aku sedih, tidak ada yang bisa kuajak bermain dan bercerita" rengek jisoo. Sungguh, yuta akan sangat gemas jika jisoo sudah di mode seperti ini.
"Benarkah? Aigoo, adikku ternyata ingin teman bermain ya? Dasar bocah! Tapi tenang saja, sebentar lagi kau akan punya teman berbicara dan..kurasa  bermain. Ah, lebih tepatnya akan ada seorang pelayan wanita dengan anak laki-laki nya kemari. Kurasa kau bisa berteman dengannya, karena dia seukuran denganmu" ucap yuta
Jisoo hanya mengembungkan pipinya. Lalu kembali menatap wajah tampan yuta.
"Kenapa oppa sangat tampan?"
Jelas yuta terkekeh mendengar pertanyaan polos jisoo. Namun ide jahilnya membuat yuta mengucapkan kata sombongnya
"Kau baru sadar? Aku bahkan sudah tampan sejak dulu"
"Yak! Aku menyesal telah memujimu oppa"
Jisoo memalingkan wajahnya
Yuta tertawa melihat kemarahan jisoo padanya.
"Tidurlah, ini sudah malam" ucap yuta kemudian.
Jisoo menggeleng
"Oppa akan pergi lagi jika aku tidur" ucap jisoo sambil memanyunkan bibirnya. Membuat yuta tersenyum manis.
"Tidak, tidurlah! Oppa akan menemanimu tidur"
Jisoo tersenyum dan memekik ria setelah yuta mengatakannya pada jisoo. Sungguh, ucapan rose dan jennie benar. Ah jangan lupakan si Manoban itu!

"Oppa aku tidak bisa tidur, bisakah oppa membacakan dongeng untukku?" Bisik jisoo seakan sedang bermain sembunyi dengan kawannya.
"Tentu saja"

Yuta tersenyum saat melihat jisoo telah tertidur pulas dipelukannya. Itu memang sering terjadi. Jika jisoo kesulitan tidur, yuta senantiasa memeluk jisoo dan membaringkan jisoo di dada bidangnya.
Ia mengecup hidung jisoo lama
"Maafkan aku, selamat ulang tahun adikku yang cantik"





















Heyy, gimana cerita gaje nya?
Aq gak tahu betul tentang kehidupan vampire. Jadi mohon dimaklumi ya?
Sekedar remaining
Voment nya dong...
Saranghae cingudeul

Special love [TAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang