Part 6

510 42 9
                                    

Sebelum baca.
Sempatkan tekan tombol bintang di bawah ya? Biar author lebih semangat. Ikhlas itu indah ..
















Jisoo tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ten. Bagaimana tidak kesal? Pagi buta saat ia sibuk bersiap untuk sekolah, Ten malah memaksa nya untuk bolos sehari.

Aneh kan?

Bahkan dulu ia tidak pernah dibolehkan bolos oleh Yuta.
Ah, mengingat itu ia jadi rindu kakaknya.

Pasti sedang tidur, batinnya.

Ia melirik kesal kearah Ten yang entah terlihat gelisah di depan jendela.

"Kau itu kenapa Ten? Bisakah kau berhenti berjalan kesana-kemari? Aku bisa mual melihatmu" ucap Jisoo sinis.

Ten menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jisoo, ini adalah hari terburuk yang pernah ada"

Jisoo mengerutkan dahinya. Lalu sedetik kemudian tertawa.
"Buruk apa? Karena kita akan dihukum Lee ssaem begitu? Itu sih salah mu. Aku tinggal bilang kalau kau memaksaku" ancam Jisoo.

Bukannya takut, Ten justru sibuk dengan pikirannya. Sehingga Jisoo memutuskan untuk ke kamar Yuta.

Saat langkah nya terhenti di depan pintu kamarnya, ia baru sadar kalau Yuta sudah siap bekerja. Ia tersenyum.

"Oppa, ayo sarapan" ajak Jisoo

Tapi Yuta justru pergi tanpa mengucapkan apapun. Jisoo mengikuti langkah lebar Yuta menuju ruang tamu.

"Oppa jika kau marah karena aku bolos, maafkan aku. Ini semua karena-"

"Aku tidak peduli" potong Yuta dingin.

Jisoo menghela nafas kasar. Tidak mungkin kan efek semalam masih ada? Yuta tak akan bisa marah lama-lama dengan Jisoo. Tapi sudah semalaman ia mendiami Jisoo. Bahkan tak menemani Jisoo belajar lagi.

"Oppa, katakan padaku apa aku bersalah?" Tanya Jisoo pada Yuta yang melahap sarapan nya.

Tapi tidak ada jawaban.

"Oppa, jika memang aku bersalah katakanlah. Jangan seperti ini" kata Jisoo sendu

Tapi Yuta masih sibuk dengan makanan nya. Seakan Jisoo tidak ada didepan nya.

"Kau berubah Oppa. Dulu kau baik. Sekarang kau berbeda. Aku tidak tahu kenapa kau seperti ini"

Prang !

Jisoo terlonjak saat piring itu dilempar ke sembarang arah. Tentu saja oleh Yuta. Apa semarah itu Yuta padanya?

Ten yang mendengar suara gaduh itu lantas segera menghampiri mereka. Lelaki itu bingung dengan arti tatapan Yuta pada Jisoo.

"Kau itu jangan bicara terus! Aku berubah itu bukan urusanmu! Aku jadi tak selera makan" ucap Yuta yang beranjak akan pergi dari sana.

Namun dengan sigap Jisoo menahan tangan Yuta dan menangis.

"Jangan marah padaku oppa. Aku minta maaf jika aku punya salah" ujarnya sedih.

Yuta menepis tangan Jisoo kuat.
"Tidak ada waktu"

Tidak sampai disitu, kini Jisoo berlutut dan memeluk kaki Yuta dengan kencang. Ia memeluknya.

"Jangan pergi dengan keadaan marah Oppa. Bahaya...hiks"

Yuta tertawa sinis.

"Bukan urusanmu. Lepaskan!"

"Tapi katakan apa salahku Oppa! Apa? Apa yang membuatmu berubah padaku?" Tanya Jisoo diiringi tangisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Special love [TAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang