Chapter 3: Masked Man

57.4K 4.6K 23
                                    


(Virenzia POV)

Sudah beberapa kali aku mengunjungi kediaman Winterson, tapi Sang Duke selalu tidak ada di tempat. Pelayannya bilang dia sedang bertugas keluar wilayah dan entah kapan kembali. Sial. Sepertinya usahaku ini sia-sia.

Beberapa hari lalu aku sengaja menulis surat nyasar dengan sengaja, tapi sepertinya pria itu tidak peduli sama sekali. Padahal aku ingin dia marah dan menolak pertunangannya denganku.

Duke Winterson adalah pria yang sangat cuek, bahkan setelah menikah dengannya pun aku tidak pernah melihat wajah telanjangnya. Di sekitar matanya selalu tertutup oleh topeng perak. Begitu misterius dan terkesan jahat.

"Nona, sudah sampai." Aku dikagetkan oleh Zoe, kusir kuda yang tengah aku tumpangi. Dia adalah kusir kesayangan ayahku, alias karyawan paling loyal di keluarga kami.

Aku lalu tersenyum dan keluar dari kereta kuda dengan langkah mantap. Akhirnya aku ke Barrack juga. Dari dulu aku sangat ingin berlatih di sini. Barrack merupakan tempat berlatihnya pasukan kerajaan dan pergelaran acara tertentu, seperti konters berburu tahunan.

Putra Mahkota sendiri yang mengelolanya, dengan bantuan Duke Winterson. Selama ini aku hanya berlatih memanah dan berkuda di kediamanku sendiri. Tentu sangat membosankan, tapi itu merupakan kegiatan wajib di keluarga Dalcom. Leluhurku adalah salah seorang pemimpin pasukan kerajaan, seperti Duke Winterson.

Tidak mudah tentunya membujuk ayahku untuk mengizinkanku berlatih di tempat ini. Tentu saja, sepertinya tidak ada wanita bangsawan yang mengunjungi Barrack. Jarang sekali. Pengecualian untuk keluargaku. Ayah adalah salah satu pengelola tempat ini secara tidak langsung dan alasan kenapa dia mengijinkanku hari ini karena aku meracau.

"Aku akan menjalin hubungan baik dengan Duke Winterson, asal dibolehkan latihan di Barrack."

Ya, aku mengatakan hal bodoh itu dan ayahku percaya begitu saja.

Senyuman pun terbentang ketika mataku berkeliaran, mendapati hamparan rumput yang terpangkas pendek dan rapi, beserta pepohonan yang mengelilingi tempat ini. Bangunan kayu menjulang pada salah satu sisi. Di sanalah gudang persenjataan, tempat peristirahatan bagi mereka yang berjaga di sini, serta ruang kerja Sang Pemimpin.

Tempat ini bagaikan benteng pertahanan Barbaria meskipun tidak sekokoh istana. Ya, semua perlengkapan perang tersedia di sini, termasuk prajuritnya. Tidak hanya itu, hutam yang mengelilingi tempat ini merupakan lahan berburu besar-besaran. Bagaimana para pria tidak betah tinggal di sini?

"Oh, Lady Dalcom, hari ini Marquess tidak ke sini." Baru saja aku berjalan beberapa langkah, dua pria berseragam cokelat muda segera mendekat.

Aku mengangguk pelan sembari mengumbar senyum tipis, "Aku ke sini untuk berlatih, Sir, bukan untuk mencari ayahku."

***

(Duke Winterson POV)

"Lady Dalcom mulai hari ini berlatih di sini."

Aku terpaksa mengangkat wajah, menatap Hawk, salah satu bawahan kepercayaanku. Aku lalu mengerutkan dahi. Mau apa Lady Dalcom di sini? Mencari perhatian? Aku langsung keluar ruangan untuk melihat situasi.

Mentang-mentang aku tidak berkomentar terkait pertunangan ini, Marquess Dalcom seenaknya memberikan kebebasan pada putrinya untuk keluar masuk Barrack pelatihan ini.

The Duke is a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang