Special For You, Teme

2.9K 252 22
                                    


Aoi_Ryuuki tak kasih yang simpel, hasil dr idemu.

Jangan kecewa ma hasilnya ya?

*

Sasuke mengikuti pergerakan lincah mantan Kekasihnya.
Sebenarnya belum menjadi mantan.
Naruto tak pernah mengatakan perihal masalah berakhirnya hubungan Mereka.
Ia hanya masih berusaha menata hati melihat keceriaan si pirang yang sedang di berondong berbagai pertanyaan oleh sahabat maupun sanak saudaranya.

Wajar jika mereka berebut ingin berbicara dengan Naruto.
Selama empat tahun Naruto meneruskan study-nya keluar Negri.
Hari ini adalah hari pertama Naruto menginjakkan kaki di Jepang setelah kepergiannya.

Ia ingin mendekati Naruto, tapi Ia belum siap dengan kekecewaan yang Ia terima nanti. Beberapa bulan ini, Ia memang sibuk dengan urusan pekerjaan dan kurang memperhatikan komunikasi yang terjalin antara dirinya dan juga Naruto.
Wajar jika Naruto merasa tersisih.
Namun setidaknya Naruto memberi tahu  perihal kepulangannya dan juga perihal pertunangannya dengan mantan pacarnya.

Ia merasa kecolongan saat Ia lengah.
Ia lengah dengan kebutuhan Naruto.
Tak seharusnya Ia mengabaikan keadaan  Kekasihnya saat jauh darinya.
Dari awal Ia juga enggan pergi ke tempat dimana diadakannya acara pertunangan Naruto.

Tapi, keluarganya menyeretnya paksa.
Bahkan Ibunya menyuruhnya memakai kemeja dan jas yang sama dengan Naruto. Ia ingin acara itu segera selesai dan Ia bisa beristirahat di Rumah.
Tubuhnya sudah lelah.
Ia juga tak ingin melihat Naruto dan mantan kekasih Naruto bertukar cincin.

Merasa diabaikan oleh orang-orang disekitarnya, Sasuke memutuskan untuk pergi ke taman belakang Rumah Naruto.

Pesta itu memang diadakan di mansion Namikaze.
Seharusnya hari ini adalah hari bahagia untuknya, tapi sepertinya ulang tahun kali ini terasa begitu menyiksanya.
Bahkan keluarganya melupakannya.

Sasuke mendekati kursi yang berjajar melingkar di setiap sisi meja bundar di taman.
Ia duduk menghadap bunga Matahari yang berbunga dengan Indah.
Bunga itu mengingatkan dirinya akan kenangan manis saat Naruto akan pergi kuliah ke Luar Negri.

Bunga itu Ia tanam bersama Naruto.
Ia tak tahu jika biji bunga Matahari itu akan tumbuh cantik seperti Naruto.

Sasuke tersenyum kecut ketika menyadari bahwa hari ini Ia akan kehilangan kekasihnya.

"Bukankah Mereka sangat cantik?"

Sasuke menoleh kesamping dimana suara yang tertangkap indranya berasal.
Ia melihat Naruto yang sedang memegang Kue ulang tahun sambil memandang lurus kearah bunga Matahari.
Sasuke ingin memeluk Naruto saat itu juga, namun Ia urung kala mengingat Naruto sebentar lagi akan bertunangan.

Naruto mengalihkan pandangannya kearah Sasuke.
Ia meletakkan Kue yang Ia bawa di depan Sasuke.
Tak ada pembicaraan setelahnya.

Naruto menyalakan setiap lilin kecil  yang tertata rapi diatas kue tersebut.
Jumlahnya tak begitu banyak, hanya sepuluh batang saja.

"Kau tau kan, Aku tak begitu pandai menyanyikan lagu ulang tahun. Jadi buatlah permintaan sebelum meniup lilinnya."

Sasuke hanya terdiam, namun tetap melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Naruto.

Setelah lilin diatas Kue semuanya telah padam, dengan senyum menawannya Naruto duduk mengangkang diatas pangkuan Sasuke.

"Kenapa Kau begitu pendiam hari ini?"

"Kenapa Kau meninggalkan pestanya?"

Bukan menjawab pertanyaan Naruto, Sasuke malah balik bertanya.

"Bagaimana bisa Aku berpesta tanpa calon Tunanganku yang sebentar lagi akan menjadi mantan Kekasihku."

Sasuke berusaha mencerna setiap perkataan Naruto.
Ia masih belum mengerti ucapan Naruto.

"Cup!"

Naruto mencium sekilas bibir Sasuke.
Tangannya dengan lembut mengusap wajah Sasuke.

"Lihatlah wajahmu begitu kusut. Apakah Ayah Fuga membuatmu begitu sibuk hingga Wajahmu terlihat lebih tua dari terakhir kita bertatap muka?"

Sasuke masih saja bungkam.
Ia benar benar tak mengerti situasinya saat ini.
Bukankah Naruto akan bertunangan dengan Orang lain?
Tapi perkataan yang tertangkap olehnya barusan  adalah sesuatu yang berkebalikan.

"Bukankah Kau akan bertunangan dengan Orang lain?"

Naruto terkekeh kecil mendengar penuturan Sasuke.

"Jadi, Mereka benar-benar mengerjaimu? Pesta ini diadakan untuk tiga hal. Pertama, kepulanganku.
Kedua, ulang tahunmu, dan yang terakhir adalah pertunangan kita. Apakah Kau lebih suka kita langsung menikah?"

Sasuke segera membawa Naruto ke dalam pelukan eratnya.
Ia sungguh bahagia dengan segala kejutan yang Ia terima saat ini. Ia kira akan benar benar kehilangan Naruto di hari ulang tahunnya.

"Aku sungguh merindukanmu."

Sasuke melerai pelukannya dan meraih bibir Naruto dengan bibirnya.
Sebelah tangannya mendorong tengkuk Naruto untuk memperdalam ciumannya.

Saat sebelah tangan Sasuke akan masuk kedalam jas Naruto, suara Bass menginterupsi kegiatan Mereka.

"Apakah kalian berniat membuat adegan dewasa disana...?! Semua orang sudah menunggu untuk acara pentingnya!"

Sasuke segera melepas ciumannya dan memandang wajah memerah Naruto.
Jika Itachi tak mengganggunya, mungkin ucapan Itachi benar adanya.
Ia akan lupa diri dan membuat adegan dewasa bertema outdoor.

"Memang sebaiknya kita menikah saja agar tak ada yang mengganggu... Namikaze Naruto, Aku terima lamaranmu."

Naruto tertawa lepas mendengar pernyataan Sasuke.
Ia juga tak sabar menunggu hari itu.
Hari dimana tak ada yang mengganggu kehidupan pribadinya bersama Sasuke.

End










S & N BirtdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang