PROLOG

8 2 0
                                    

'Biipbip!
'Biipbip!
'Biipbip!
...

Bunyi alarm membangunkan 'ku yang sedang meringkuk dengan nyaman di bawah selimut.

Tanganku meraba nakas dan segera mematikannya, sungguh berisik sekali!

Jika saja aku tidak ingat bahwa hari ini hari pertamaku memakai seragam putih abu-abu, mungkin aku masih akan tidur satu atau dua jam lagi.

Sejenak aku terduduk di sebelah tempat tidur. Kaki 'ku merasa dingin saat menyentuh lantai ditambah sisa hujan tadi malam menambah dinginnya udara pagi ini.

Ah ya, halo! Aku Malia Rahmawati, kalian boleh memanggilku Lia. Jujur saja kawan, mataku masih merasa kantuk jadi tolong beri aku tips supaya bisa berpisah dengan kasurku ini.

'Kling

Kuraih Smartphone 'ku yang berbunyi dan membuka notifikasi yang masuk. Tidak lain dan tidak bukan adalah roomchat dari grub whatsapp yang beranggotakan aku dan ketiga sahabatku. Kami berempat berteman sejak di bangku SMP dan sekarang kami diterima di sekolah yang sama lagi.

Lusi: Wahai teman-temanku yang berbahagia, segera lah kalian berisap untuk sekolah!

Gia: 'Bersiap' kali Lus bukan 'Berisap'!!

Sasa: Ngakak aing! wkwkwk

Aku mengetikkan balasan yang menandakan aku ikut tertawa dan segera beranjak untuk bersiap-siap ke sekolah. Tapi sebelum itu 'tak lupa ku putar salah satu musik indie yang ada di playlist untuk menemaniku pagi ini.

Ya, baru-baru ini aku terjebak indie, aku suka sekali dengan irama dan juga lirik lagunya yang dapat membuatku terhanyut dalam buaian ketenangan.

Usai membersihkan tubuh dan memakai seragam sekolah, tak lupa kupakai jaket kuningku, sungguh aku tidak berbohong pagi ini udara masih terasa sangat dingin.

"Lia buruan, jangan sampai telat, ini hari pertamamu di sekolah baru loh!"
teriak mama yang sedang menyiapkan sarapan.

"Iya ma, sebentar."

Aku bergegas mengambil tas dan segera meninggalkan kamar untuk sarapan. Aku tinggal bersama kedua orang tua ku, dan juga kedua adikku Tita dan si bungsu Rama.

Rumah kami terletak di daerah Yogyakarta, tidak terlalu besar tapi tidak dapat dibilang kecil, sedang-sedang saja. Tepat dibelakang sana terdapat rel kereta yang hanya berjarak kurang lebih sepuluh meter dari rumahku.

Tidak seburuk yang kalian bayangkan, karena dalam sekat antara rumah dan rel kereta itu terdapat lahan yang cukup untuk menanam sayur, ataupun dipergunakan sebagai tempat menjemur pakaian. Yaa lumayanlah, kata mama jemurannya cepat kering, kena angin dari kereta yang lewat gitu.

"Lia, di sekolah belajar yang serius, jangan melanggar peraturan sekolah."

"Siap Pa! Lia gak akan ngelanggar peraturan deh, percaya sama Lia." ucapku sambil memasukkan bekalku kedalam tas.

"Yasudah, Lia berangkat dulu, Ma, Pa."

"Semangaat Kakaaak!!!" Rama menyemangatiku.

"Iya, makasiih dek. Hati-hati ntar berangkat berdua sama kak Tita. Gak boleh bandel kalo di sekolah. Adeknya dijagain loh Ta." aku mengingatkan Tita, karena mereka berdua bersekolah di Sekolah Dasar yang sama. Tita kelas 6 sedangkan rama kelas 3.

Sekolahku berjarak tidak jauh dari rumah, hanya melewati beberapa rumah warga setelah itu keluar jalan kampungku, serta menyeberang jalan raya sudah terlihat bangunan sekolahku. Aku memutuskan akan berjalan kaki saja setiap hari. Lumayanlah sambil olahraga gitu.

Setelah menyeberang jalan raya, di depan sana pintu gerbang sekolah sudah menantiku. Tapi sebelum aku masuk ke dalam sekolah, aku mendengar samar-samar ada yang memanggil namaku. Ternyata benar, di keramaian murid-murid yang mulai berdatangan ke sekolah di situlah Sasa berteriak sambil melambaikan tangannya ke arahku.

"Tunggu aku, Lia!"

Aku balas mengacungkan jempol ke arahnya sebagai tanda bahwa aku menunggunya.

"Lo 'tuh ya, kan tadi gue udah wa tungguin gue berangkatnya." ucapnya setelah bersebelahan denganku.

"Ya sorry, gue ga sempet buka chat lo. Lo tadi ke rumah gue?"

"Iya lah, kan sedih gue nya. Sia sia gitu ke rumah lo."

"Lagian lo aneh, ngapain mau ke sekolah aja malah muter dulu ke rumah gue?"

"Ya kan gue takut kalo hari pertama ke sekolah sendirian."

"Penakut lo."

"Dasar gak setia kawan lo!"

"Bodo amat!"

Kita berdua segera memasuki sekolah, semoga saja hari pertama ini tidak ada masalah dan berjalan lancar serta terhindar dari gangguan para kakak-kakak kelas yang suka mencari mangsa.

* * *

Bersambung...

Lope you. By Author

MaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang