Sekolahku bisa dibilang lumayan luas, memasuki gerbang terdapat lapangan utama yang digunakan untuk upacara bendera. Setelah melewati lapangan, didepan sana terdapat gedung Tata Usaha dan juga ruang Kepala Sekolah. Disamping bangunan itu terdapat jalan kecil yang menjadi akses para siswa untuk menuju kelas masing-masing.
Dibalik gedung Tata Usaha, terdapat lapangan serbaguna yang dipakai untuk kegiatan ekskul yang berkaitan dengan olahraga. Disekeliling lapangan itu terdapat ruang kelas yang ditempati oleh siswa kelas 12 dan juga kelas 11 tapi tidak seluruhnya. Karena sebagian ruang kelas 11 juga berada dibelakang, dekat dengan kelas 10.
Melalui jalan menuju ke kelas selanjutnya yaitu kelas 10, di sebelah kiri terdapat toilet, perpustakaan, dan juga ruang guru.
Jika dibagian depan terdapat lapangan, dibagian belakang ada kolam ikan yang cukup luas, ditengahnya terdapat Green House yang dapat didatangi melalui jalan kecil berukuran 1,5 meter yang menghubungkan tepi kolam dengan bangunan tempat praktik Biologi itu.
Disekeliling kolam ditumbuhi oleh pohon-pohon yang cukup rindang. Terdapat deretan ruang kelas mengitari kolam ikan yang hanya terpisahkan jalan paving selebar tiga meter, jadi harus berhati-hati jangan sampai melamun dan salah-salah malah berakibat tercebur ke dalam kolam, pasti memalukan sekali.
Aku dan Sasa segera ke depan perpustakaan tempat papan pengumuman berada, kita tidak sabar untuk segera melihat pembagian ruang kelas masing-masing. Namun ternyata banyak sekali kerumunan siswa baru yang berdesak-desakan untuk melihat pengumuman itu.
"Yaa gimana nih Li, rame banget tuh, lo aja deh yang lihat, sekalian cariin nama gue gitu, ehehe."
"Enak aja! Males banget gue."
Pada akhirnya aku dan Sasa hanya berdiri dan berharap kerumunan itu segera berkurang, tapi tak lama kemudian ada yang menepuk bahuku, sontak saja aku menoleh kebelakang.
"Ternyata elo Gi, ngagetin aja njirr."
"Santai dong, pasti pada kepo ya masuk di kelas mana? Sama, gue juga."
"Nah lo aja Gi yang lihat sana, usir aja yang lain biar pada nyingkir." sahut Sasa.
"Ogah! Tuh tanya aja si Lusi." bersamaan kita bertiga melihat Lusi yang baru saja keluar dari kerumunan. Sasa segera menghampiri dan menariknya ke tempat kita berdiri.
"Gimana Lus, lo lihat juga nggak kita bertiga masuk kelas mana?" tanyaku.
"Jadi, kita berempat, masuk di kelas yang sama, 10-IPA2. Yee, seneng kan kaliaaaan!" jawab Lusi dengan sedikit berteriak seperti orang kesurupan.
"Yaela, sekelas lagi." Aku.
"Idih males banget deh sama kalian lagi." Sasa.
"Bosen gue, temenan sama kalian mulu." Gia.
Diantara kita berempat bisa dibilang Gia lah yang paling galak, kita biasa kasih dia julukan BOS GENG. Sejak SMP dulu jika ada yang mau gangguin kita, Gia lah yang maju duluan untuk membela kita bertiga. Bukan berarti kitanya yang pengecut, tapi emang Gia nya yang judes nya kebangetan.
Sedangkan Lusi perawakannya sedikit lebih pendek dariku, tapi wajah Lusi imut sekali, lebih tepatnya Baby Face.
Kalo Sasa, yang paling cerewet diantara kita berempat. Ya, cocok sih kita nyebutnya mulut sales, asal kalian tau nih anak juragan online shop, apa aja yang sekiranya menguntungkan bakal dia jual di lapaknya.
Berlainan dengan aku yang paling cuek diantara sahabatku yang lain, lebih tepatnya tidak suka berbasa-basi apalagi jika mengenai hal yang serius. Aku hobi di bidang olahraga, terutama Voli.
Begitu lah persahabatan kami, saling melengkapi satu sama lain. Kadang juga sedikit absurd. Seperti tadi, meskipun kita saling mengucapkan bosan karena satu kelas lagi, tapi dibalik itu aku tau dihati masing-masing senang karena tetap bisa bersama.
Aku jadi tidak sabar untuk memulai masa putih abu-abu ku.
* * *
Bersambung...
Vote dan komen dong, biar author makin semangat update lagi.
Love you, by Author ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Malia
Genç Kurgu"Biarkan jarak dan waktu bekerja sesuai tugasnya, dan biarkan aku menunggu disini sesuai tugasku." Aku ingin bercerita tentang mimpi, tentang persahabatan, dan juga tentang 'Rindu'.