Kabar baik atau Buruk?

42 2 3
                                    

Pementasan akhir sekolah berhasil dirayakan dengan meriah. Para orang tua berhamburan dari aula sekolah dengan berbagai raut wajah berbeda. Ada yang penuh dengan senyuman, kekesalan dan penuh misterius. Wajah-wajah itu tidak pernah berbeda dari tahun ke tahun.

Sama halnya dengan wajah bapak Bizi, senyumnya merekah ditengah teriknya mentari. Keadaannya yang sudah tua renta dan penyakitan tak menyurutkan niatnya untuk menghadiri perpisahan anak pertamanya. Ia dengan sederhana memakai setelan batik merah yang sudah disetrika istrinya yang juga sama-sama sudah paruh baya.

"Bapak!!" teriak sesosok gadis berkebaya di seberang lapangan
Bapak hanya tersenyum dan mengusap peluhnya.

"Bapak!! Tunggu disitu ya.. Ada kabar bahagia buat bapak." Ia berteriak dan melambaikan tangan, dengan rok yang diangkat hingga ke lutut ia berlari menghampiri orang yang paling ia sayangi.

"Pak, aku... "
"Sudah sudah.. Bapak sudab tahu, anak bapak yang cantik ini pasti dapat juara satu di sekolah." Bapaknya menyela dengan bangga.

"Ini jauh lebih bahagia dari itu pak. Aku diterima di kampus seni, aku diterima di jurusan sendratasik" Ia memeluk bapaknya.

Tiba-tiba wajah bapaknya berubah, ia muram tak kepalang. Bizi yang menyadari hal itu langsung memikirkan kalimat mana yang menyinggung perasaan bapaknya.

"Kenapa bapak kelihatan ngga senang gitu pak?" Sekarang make up Bizi tak lagi mampu menutupi wajah khawatirnya.

"Ayo pulang, kita bicarakan ini di rumah"

"Pak"

"Sudah bapak bilang. Kita bicarakan di rumah" Ia hampir berteriak, namun ditahan karena ia berada di sekolah. Matanya memerah, tak seperti biasa.

Kalimat terakhir bapaknya memang biasa. Namun intonasinya menohok Bizi di hati terdalam. Ia tahu mimpinya sedang dipertaruhkan.

Author :
Terima kasih yang sudah mampir. Semoga ngga hanya singgah tapi menjadikan cerita ini sebagai rumah. Sampai jumpa di part berikutnya yaaa...
Maaf jika banyak kesalahan disana-sini. Jangan sungkan-sungkan untuk mengikuti paragraf satu ya, biar ngga ketinggalan tiap partnya.
See you....

Human MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang