Dunia ini semakin membundar namun seakan semakin menyempit, raut kusam rona sang awan membuat sang pipit sakit memandang ketujuan.Hijau dedaunan pengiring laut kemayu membiru kini berganti kuning seraya layu oranye menandus kegersangan.
Diding beton penghujam terdiam bagaikan hakim berwujud kaku tak mengaku.
Ketukan palu sengsara berbalur karpet aspal menyemen menerjam setiap sedimen pori-pori membumi hingga humus kehidupan mulai enggan bermunculan.
Tanah subur berair murni bersembunyi, mulai mati kesesakan akan manusia. Seraya binatang tumbuhan ikut berteriak tentang makanan
Namun bumi kini telah bersisah hanya olahan pasir berasap tebal dengan berliur limbah menjijikan.
Nikamtilah karyamu manusia rakus yang penuh tegak tak peka akan sekitar. Pencemar keramahan alam sang penyaji dalam pernyerta kehidupan murni semesta .
-siam-
YOU ARE READING
SAJAK
PoetryDalam negri intusi yang sunyi terbisikan pesat malaikat dimalam ini, menyampaikan sebuah pesan kebaikan bebalut ribuan ide penerang. Seorang pemimpi selalu Memasuki relung-relung hati terdalam, serasa berteman bersama intuisi dan menghidupkan nalur...