Part 4

9.6K 281 3
                                    

Selamat siang guys~ hari ini aku update lagi nih! Jangan lupa tinggalkan Vote dan coment ya!

Happy reading!!!


"Sleep well Amanda..." tanpa diduga Daniel mendaratkan sebuah kecupan dipuncak kepala gadis itu, kemudian mengusapnya lembut. Mengantarkan gadis itu kedalam dunia mimpinya.

-

Kemudian keesokan paginya keduanya dikejutkan oleh sebuah suara menggelegar bentakan serta makian dari kakak lelaki Amanda yang menemukan dirinya diatas ranjang bersama adiknya, adik perempuan yang menjadi kesayangannya... tertidur dalam pelukan seorang pria asing yang sama sekali tak pernah ia temui. Sepasang manusia yang awalnya tidur nyenyak itu terkesiap dari tidurnya, membuat keduanya terbangun secara paksa karena terkejut. Daniel dengan sigap bangun dan terduduk diatas ranjang, sementara Amanda? Gadis itu merengek kecil karena terbangun secara paksa dan membuat kepalanya terasa kembali pusing.

"Kau tak apa?" tanya Daniel yang nyawanya baru terkumpul, menyadari Amanda yang merengek dan mendesis pusing, mengabaikan atensi sosok menakutkan dibelakangnya.

"BRENGSEK!! SIAPA KAU?! APA YANG KAU LAKUKAN DIDALAM APARTEMENT ADIKKU, DIDALAM KAMAR ADIKKU, DIATAS RANJANG ADIKKU, DAN DIBAWAH SELIMUT ADIKKU?! APA YANG SEBENARNYA KAU LAKUKAN PADA ADIKKU DASAR BRENGSEK!!" dengan emosi yang menggebu, Christian menarik kerah leher baju yang dikenakan Daniel. Membuatnya terjatuh dari atas ranjang itu, dan kembali terkejut ketika baru saja menyadari terdapat sosok pria yang terlihat menyeramkan didalam ruangan ini.

Amanda ikut terkejut, gadis itu memaksa matanya yang awalnya sayu itu untuk membulat terkejut.

"C-Christian... dia... jangan pukul!" Amanda dengan cepat beranjak dari ranjangnya, memaksakan diri untuk menghampiri Daniel yang tadi tersungkur diatas lantai kamarnya akibat tarikan kasar sang kakak ketika gadis itu melihat kepalan tangan kakaknya terangkat, hampir mendarat diatas wajah Daniel.

"Aku akan jelaskan, tapi jangan pukul Daniel dan berhenti berteriak! Suaramu benar – benar berhasil mengembalikan pusing dikepalaku yang sempat menghilang!"

Dengan itu Amanda pun membawa kedua pria yang berada dikamarnya itu untuk duduk diruang tamu, menjelaskannya secara rinci tanpa ada yang ditutupi, bahkan masih dapat kakaknya itu ingat hingga detik ini rasa kesalnya pada pria itu. Sifat posesifnya pada sang adik benar – benar mendarah daging hingga detik ini sejak hari itu.

Flashback Off...

Dan semenjak kejadian itu, kapanpun Christian bertemu Daniel, rasa kesal itu bahkan sama sekali tak memudar akibat kedua matanya yang melihat Daniel dengan berani menggantikan posisinya sebagai seorang pria satu – satunya yang memeluk sang adik hingga tertidur ketika adik tersayangnya itu terserang penyakit.

Hanya karena insiden peluk – peluk itu saja, rasa kesal tak mau pergi dari hati sang kakak, lalu bagaimana jika kakaknya tau apa yang selama ini terjadi antara dirinya dan Daniel? Ah, mungkin kakaknya itu akan memisahkan kepala Daniel dari tubuhnya begitu saja. Membuat gadis itu bergidik ngeri membayangkannya.

"Apa yang kau fikirkan hingga membuatmu bergidik seperti itu?" Amanda terkesiap mendengar pertanyaan sang kakak, membuat lamunannya buyar.

"Aku tengah membayangkan betapa psikopatnya dirimu jika seseorang menyakitiku." Kali ini Amanda dapat melihat sebuah seringaian mengerikan setelah kakaknya itu mendengar ucapannya. Ah sialan, mengapa kakaknya jadi semenakutkan ini sih?

"Tentu saja, aku tidak akan segan memotong – motong tubuh orang yang berani menyakitimu, kemudian menggilingnya, dan memberikannya pada Jack sebagai pengganti makanannya." Sial, ia dapat membayangkan bagaimana Jack, singa peliharaan kakaknya itu akan mencabik bagian tubuh manusia yang dilemparkan padanya.

"Jadi katakan padaku jika ada orang yang menyakitimu, Jack akan senang mendapatkan makanan bergizinya."

-

Pukul 8 malam akhirnya Amanda sampai diapartement-nya. Gadis itu membuka pintu kamarnya perlahan, namun kemudian dikejutkan oleh sebuah lengan kokoh yang secara tiba – tiba memeluk pinggangnya dari belakang.

"Dari mana saja hm? Kenapa baru pulang?" tanya seseorang yang memeluknya tersebut, siapa lagi jika bukan Daniel?

"Aku baru saja menemui kakakku dan kedua orang tuaku di mansion. Bukankah aku sudah mengatakannya tadi pagi?" Daniel mengerucutkan bibirnya.

"Kau memang sudah mengatakannya. Kufikir kau tak akan lama disana, aku menunggumu sejak pukul 5 sore tadi disini, dan kau bahkan sama sekali tak membalas pesan – pesanku." Protes Daniel yang membuat Amanda memutar bola matanya malas, pasti pria ini sebentar lagi akan merajuk padanya.

"Aku tidak sempat melihat ponselku Niel, dan apa kau jadi jatuh miskin dan menjual apartement mewahmu sekarang hingga membuatku setiap hari harus melihatmu berkeliaran didalam apartement ku?" Amanda mendengus melihat Daniel yang mencebikkan bibirnya kesal. Amanda tak pernah berubah sejak beberapa tahun yang lalu ketika pertama kali mereka bertemu, tetap sama datarnya meskipun memiliki hubungan rumit bersamanya diatas ranjang.

"Ya, aku sudah jatuh miskin sekarang, jadi tampung aku kembali di apartement mu."

"Tidak. Tidur saja dipinggir jalan sana." Gadis itupun berjalan menuju kamarnya, menaruh tasnya diatas meja, kemudian membuka lemarinya untuk mengambil baju ganti secara asal, mengabaikan keberadaan pria yang kini duduk ditepi ranjangnya.

"Kau mau mandi? Boleh aku ikut?" goda Daniel sekali lagi yang menghasilkan decakan kesal Amanda.

"Dalam mimpimu!"



To be continued~


Tinggalkan kritik, saran dan vote kalian ya! aku butuh saran dari kalian nih tentang cerita ini, adakah kekurangan, atau yang perlu aku perbaiki supaya ceritanya bisa lebih bagus dan gak membosankan? silahkan tuliskan di kolom coment ya, see you~


25/07/2019

Rheinaya

Friend With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang