<Waktu : Siang Hari ; Tempat : Rumah >
Hari demi hari Akbar lalui di kamarnya yang hanya berukuran 4x5 meter, dia hanya keluar untuk sekedar makan, mandi, dan bersekolah. orang tua Akbar merasa cemas akan keadaan remaja anaknya yang selalu mengurung diri. merasa tidak ingin gagal sebagai orang tua, mereka mengambil langkah cepat untuk mengubah sifat anti-sosial dari anaknya tersebut.
Ibu Akbar (Berteriak) : "Akbar, Apa kamu Ngga sayang sama masa remajamu kalau kamu habiskan hanya dengan berdiam diri di kamar aja?, nanti kamu nyesel loh"
Akbar : "Ya ampun, aku lebih baik dikamar bukan?, daripada mengikuti pergaulan yang tidak jelas?!"
Ibu Akbar : "Bukan begitu, Memang diluar sana ada halnya buruk dan baik, itu tergantung bagaimana kamu menjalani itu semua nak"
Akbar (Membentak): "Pokoknya aku ngga bakal keluar, titik!"
Ayah Akbar (Membentak) : "Diam kamu!, Siapa yang ngajarin kamu buat membentak orang tuamu sendiri?"
Akbar : "Tapi... aku tidak suka dengan kehidupan luar sana, buktinya aku bisa melakukan semua hal disini seperti bermain gim, melihat film, bahkan mengerjakan tugas juga!, aku juga punya teman kok di dunia maya"
Ayah Akbar : " Ayah harap kamu bisa menjadi penerus keluarga ini, bahkan ayah tidak pernah mendidik anaknya untuk membentak orang tuanya, tau ga!"
Ibu Akbar : " Tenang pa, Akbar.... , kalau kamu terus seperti ini Ibu dan Ayah akan tidak segan mengambil langkah loh, ...."
Akbar : " Haaa? langkah apa emangnya, bukannya aku sudah cukup untuk menjadi penerus keluarga ini?"
Ayah Akbar : " Omong kosong, coba lihat remaja sekitarmu, apa yang mereka lakukan, bahkan kamu tidak bisa memberi contoh yang baik pada adikmu si Rizka."
Ibu Akbar : "Untungnya Adikmu satu ini tidak mengikuti jejak kakaknya yang ngga bener gini ya"
Akbar : "(AHHHH... kenapa sih selalu bandingin dengan orang lain... aku ya aku, aku akan melakukan sesukaku, tidak ada yang bisa menghentikanku)
Akbar : "Ya ampun kenapa Ayah sama ibu selalu bandingin aku dengan orang lain sih.."
Ayah Akbar : " Bukan bandingin, tapi kamu tuh sekali kali lihat, apa ga kamu terlalu menyianyiakan waktumu saja?, Ayah cuman pingin kamu bisa sukses nantinya..., ini yang terbaik nak"
Ibu Akbar : " Iya nak ayahmu benar, ibu juga begitu"
Akbar yang tidak sadar secara refleks tangannya menjatuhkan bingkai foto yang ada di mejanya, suara benda pecah dapat terdengar hingga keluar kamarnya...
Ayah Akbar (Kaget) : " Ngapain pake jatuhin barang segala, itu pecah tau ga!"
Ibu Akbar : " Yah.. serpertinya sudah tidak ada cara lain selain itu"
Akbar : " Ehh... enggak, tadi cuman kesenggol kok, aku ngga bermaksud apa-apa!"
Ayah Akbar : " Sudah kamu jangan banyak bicara!, sekarang kamu kemasi barang-barangmu, karena kamu sebentar lagi akan pindah dari sini"
Ibu Akbar : " Maafkan aku nak, mungkin inilah satu-satunya cara yang ibu punya buat kamu.." sambil tangannya berada di dada dan meneteskan air mata
Akbar : " APAA.....!!!???, Mana mungkin, bagaimana dengan sekolahnya?, tinggalnya dimana?"
Ayah Akbar : " Surat Kepindahan telah diurus, dan kamu akan tinggal di Rumah kecil di suatu kota <<Adelmain>>, disana kehidupannya sudah cukup untuk kamu berkembang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Dalam Keajaiban
FantasySeorang lelaki bernama Akbar dengan umur 18 Tahun ini berbeda dengan Remaja SMA Tahun ke -3 seumurannya, Ketika mereka semua menghabiskan masa mudanya dengan bergaul, namun Akbar malah menyendiri dan bersikap anti sosial kepada orang sekitar, hing...