Bismillah..
Kuy di baca cerita nya, semoga suka yah.
Maaf kalau masih banyak kesalahan penulisan, masih belajar soal nya😊.Ini keputusan ku, semoga aku bisa!.
Tentang rasa yang pernah ku jalani bersamamu.
Biarkan waktu yang membuatku berubah.Maafkan jika aku harus memilih jalanku.
Jalan yang di cintai-Nya.
Walau awalnya, ini keraguan yang sangat luar biasa untukku.Bagaimana bisa?
Kita sudah lama bersama, suka duka pernah kita lalui. Namun, ternyata semua yang kita lakukan itu salah. Aku mencintai mu kau juga demikian, namun cinta kita tenyata di tolak dan di anggap salah di sisi-Nya.Akhirnya, aku harus membawa lari semua ini.
Bersama rasa yang enggan ku ulang untuk kedua kali. Walau sebenarnya pernah aku tawarkan sebuah kebahagiaan yang hakiki? Kau ragu! Bahkan menolak nya.
Apakah aku harus bertahan untuk mu kembali.Cinta.
Ketika aku menjalankan dengan cara yang salah, ku kira aku akan bahagia.
Ternyata ini menyakitkan, bahkan hanya membuat diriku seperti menjalani kehidupan dengan penuh hal yang sia-sia.Kini, aku tak ingin menjadi kita bersamamu.
Pergilah! Pergilah mencari hidup mu.
Memperbaiki diri, pergilah aku tak melarangmu.Jangan ingat kenangan kita, namun sesalkan itu semua.
Aku mencari jalanku kau juga demikian.
Namun semoga kita sama-sama menuju jalan yang searah.Jika aku melihatmu lebih baik, aku akan bahagia dari kejauhan.
Namun jika sebaliknya? Betapa menyesalnya aku pernah memberimu cerita yang manis dan akhirnya kau anggap itu sebagai luka yang paling dalam.Maafkan aku, karna pernah berharap lebih padamu yang menyebabkan Tuhanku dan Tuhanmu Murka.
~Naura Rania
Isi surat itu rasanya sedikit lebih sudah mewakili perasaan ku saat ini. Hancur! Betapa hancur nya aku yang harus merelakan kau dengan dia.
Suka duka sudah kita jalani hampir dua tahun lamanya. Menjalin hubungan dengan mu awalnya sebuah kebahagian yang tak bisa tergambarkan, aku terpanah dan terpesona pada pandangan pertama.
****
"Naura!" teriak seseorang ketika melihat ku berdiri termenung di halaman musholah.
"Eh Husna, kenapa?" jawab ku berbalik menatap perempuan cantik berjilbab biru, yang saat ini ku sebut sebagai sahabatku.
"Seharusnya yang nanya itu aku, kamu ngapain di sini? Ini udah jam kampus loh, yuk buruan keburu dosen nya masuk".
Tanpa menunggu jawaban ku, dia langsung menarik ku menuju kelas tempat kami akan bertarung dengan berbagai macam rumus.
Oh ya, namaku Naura Rania Ar-Rasyid.
Usia ku 22 tahun.
Sekarang aku sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu Universitas Darud Dak'wah Wal-Isyad di kota kuParas yang cantik, hidung mancung, dengan dua lesung pipi kanan dan kiri, bulu mata yang lentik dan ahlak yang baik membuat banyak kaum pria yang mengejar dan ingin memiliki ku.
Ayah ku seorang pengusaha yang cukup terkenal di kota ini, Muhammad Ammar Ar-Rasyid pemilik PT.SINAR KENCANA.
Sedangkan Ibu ku, Sitti Nurjannah Ar-Rasyid seorang pengusaha butik terkenal di kota kami .Aku seorang anak tunggal, dulu aku pernah mempunyai seorang kakak laki-laki. Namun dia mengalami kecelakaan motor ketika sedang ikut lomba balapan liar, dan karna kejadian itu Ayah dan Ibu tak pernah mengizinkan ku mengendarai motor. Menyebalkan!.
Hidup dengan berkecukupan harta membuat ku tumbuh dewasa menjadi gadis yang sedikit manja, semua fasilitas ku sudah di lengkapi oleh Ayah ku.
Bahkan sebuah mobil metalik pribadi pun ia sediakan untuk ku beserta sopir nya.Tapi semua kemewahan dan kecukupan ku itu hancur seketik, disaat hatiku di patahkan oleh seorang pria tampan. Berbibir tipis, dengan dua bola mata yang berwarna biru, entahlah mungkin dia keturunan orang barat gitu.
Harun Syarief Al-Ghozali, usia nya 27 tahun dia Dosen Matematika di kampus ku.
Dia dosen termudah, lulusan salah satu Universitas terkenal di AS.Papa nya seorang Miliader pengusaha tambang batu bara terbesar seAsia, sedangkan Mama nya ia memiliki toko Berlian di mana-mana.
Wajar jikalau banyak dari kaum Hawa yang mengidam-idamkan untuk bisa menjadi dambatan hati nya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Butuh Dan Dibutuhkan
AcakMenceritakan sebuah kisah di mana kita harus memilih dengan orang yang kita butuhkan atau dengan orang yang membutuhkan kita.