Kamu begitu dingin, kamu juga misterius, saat aku tak ingin memiliki urusan denganmu, kenapa kamu justru selalu hadir dan membuatku semakin tak bisa menjauh? Tidak. Yang aku tahu, aku hanya membencimu.
*****Hai, hai, haiii readerss!!!!😁😁 ini awal cerita Elyn dan Arthur lo. Semoga kalian suka yaa. Jangan lupa like dan vote cerita aku karena akan berpengaruh banget sama kelanjutan ceritanyaa. Happy reading😘😻
Hari senin yang melelahkan. Tidak hanya melelahkan, tapi juga mengesalkan bagi Elyn.
Bagaimana tidak, siswa baru yang diagung-agungkan itu sama sekali tidak menarik bahkan terkesan menyebalkan. Membuat mood Elyn seketika juga menjadi buruk.
Saat pulang sekolah hari ini, Elyn bersama ketiga sahabatnya menunggu jemputan bersama di depan gerbang sekolah.
"Dia seriusan diem aja waktu lo ajak ngomong Lyn?" celetuk Tere.
"Iya. Udahlah gausah dibahas males gue," bentak Elyn.
"Tapi ganteng kan Lyn?" tanya Irene sambil senyum-senyum ke arah Elyn.
"Buat apa ganteng kalo nggak punya tata krama," Elyn terlalu kesal jika terus membicarakan cowok sok cool itu.
Tere, Irene, dan Nancy selalu saja menyarankan cowok ganteng dan keren ke Elyn. Karena diantara mereka bertiga hanya Elyn yang seperti tidak normal dan tidak menyukai cowok manapun.
Suara motor terdengar dari arah parkiran sekolah. Sudah jelas itu pasti motor Alfa. Ya ini susahnya punya temen yang sudah tidak lagi menjomblo. Akan ditinggal kalau pacarnya sudah menjemput.
"Gue duluan ya, kayanya Alfa udah nungguin gue deh, bye" pamit Nancy sambil pergi begitu saja.
Tere nampak mengangkat telfon dan setelah membahas beberapa masalah dia menutupnya lagi.
"Pacar lo jemput juga, Re?" tanya Elyn.
"Apaan sih, gue udah putus sama Erik. Lagian lo sensi amat sih, pms ya!" ledek Tere.
"Ya abis, kalian bertiga pacaran mulu, terus gue ditinggalin kan,"
"Makanya Lyn, cari pacar. Biar ada yang jemput tiap hari. Ya nggak Rene?" Tere menyenggol bahu Irene.
Irene hanya mengangguk sambil menyeringai ke arah Elyn.
"Nih ya, cowok itu ga ada yang bener. Cuma bisa manfaatin kita aja. Gaada yang bener-bener tulus,"
"Tau deh. Capek gue ngomong sama lo. Pokoknya lo bakalan tarik kata-kata lo kalo lo udah ngrasain gimana rasanya jatuh cinta," terang Tere panjang.
"Udahlah. Kaya nggak kenal Evelyn Adriana aja lo, Re." Irene berusaha mencegah pertengkaran yang mungkin terjadi.
"Yaudah deh. Gue duluan ya, Mang Asep udah sampe tuh."
"Eh Re, gue nebeng ya!" Irene menggandeng tangan Tere.
Mereka memang seperti itu. Saling nebeng, saling mencibir, tapi tidak pernah bisa pisah.
Kini hanya Elyn yang tinggal sendirian menunggu kakaknya, Alvaro. Kak Aro selalu aja kayak gini, gapernah tepat waktu. Gumam Elyn sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
FantasyIni cerita mainstream, kisah Arthur dan Evelyn -2 anak SMA yang masih malu-malu kucing kalau dicomblangin sambil sibuk mencari jati diri masing-masing- yang dramatis, penuh intrik, dan mungkin sekaligus bisa bikin kalian baper atau membayangkan baga...