DUA

7 4 0
                                    

Dia nggak akan bisa jadi dewasa kalau terus sama gue, gue mau dia jadi diri dia sendiri tanpa gue
****

Hai hai haii!!! Gimana kabar kalian? Terimakasih buat yang udah nge vote🙏🙏 Selamat membaca lagii

Jangan lupa vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar setelah membaca😍😘 Happy reading guys😘😘

"Woy, banci lo! Beraninya sama cewek!" teriak seorang pria di belakang Elyn sambil melempar tas miliknya ke arah preman-preman itu.

Elyn melihat ke arah orang itu. Arthur. Dia nggak salah lihat kan? Tadi siang baru saja terjadi pertengkaran diantara mereka tapi, sekarang Arthur menolongnya? Elyn mengira ini aneh.

Dia hanya melihat Arthur yang berkelahi dengan preman-preman itu. Sesekali preman itu mendaratkan pukulannya di pipi Arthur. Elyn yang melihat setiap adegan itu hanya meringis miris melihat setiap pukulan yang mendarat begitu saja.

Setelah beberapa saat, preman-preman itu pergi dari hadapan Arthur. Arthur berjalan ke arah Elyn dan mengambil tas yang sempat dia lemparkan barusan.

Pandangan mereka berdua bertemu. Arthur hanya menatap Elyn, begitu juga dengan Elyn. Tidak tahu apa yang akan Elyn ucapkan.

Apa yang harus Elyn lakukan setelah pertengkaran itu? Bilang makasih? Tadi siang Arthur juga tidak sama sekali mengatakan terimakasih. Yang ada dia justru membentak Elyn. Menyebalkan.

"Makasih," pancing Arthur agar Elyn mengatakan kata itu kepadanya.

"Maksud lo gue?" Elyn menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Lo pikir ada orang lain selain lo yang gue tolong barusan?"

"Gue nggak minta lo tolongin gue," Elyn mencoba pergi dari hadapan Arthur sebelum dia kembali emosi mengingat semua kesombongan cowok ini.

Arthur menahan tangan Elyn. "Terus, lo pikir gue juga bakal diem aja ngeliat cewek digodain sama preman murahan kaya tadi?"

"Lepasin gue!" Elyn melepas paksa genggaman Arthur yang cukup kuat.

Arthur kembali meraih pergelangan tangan kanan Elyn dan memaksanya untuk masuk ke dalam mobilnya. Arthur menutup pintu mobilnya lalu berjalan mengitari mobilnya dan duduk di kursi pengemudi.

Arthur meraih kotak pertolongan pertama yang selalu ada di mobilnya. Dia menyerahkan kotak itu kepada Elyn dengan mengisyaratkan agar Elyn mengobati lukanya.

"Lo mau gue obatin luka-luka lo? Ogah!" bentak Elyn tak acuh saat diberi kotak P3.

"Kalo bukan karena lo, luka ini nggak akan ada," Arthur menunjukkan luka-lukanya.

Awalnya, Elyn tak ingin melakukan ini. Dia sama sekali tidak meminta Arthur untuk menolongnya. Apa gunanya sih nolongin tapi nggak ikhlas? Elyn kesal sekali dengan keadaan ini. Dia tidak pernah masuk mobil pria lain selain mobil Alvaro. Arthur membuatnya memasuki mobilnya, padahal Elyn tak ingin.

Arthur masih menunggu Elyn untuk mengobati luka-lukanya. Arthur mulai mendekatkan wajahnya ke arah Elyn agar segera diobati. Tapi, tampaknya Elyn masih acuh dengan sikap Arthur. Bukan Arthur namanya jika tidak keras kepala. Arthur terus mendekatkan wajahnya ke Elyn agar Elyn merasa tidak nyaman dan akhirnya mengobatinya.

Benar saja, lama-lama Elyn tidak tahan dengan sikap Arthur yang makin menyebalkan. Terpaksa Elyn mengambil beberapa kapas di dalam kotak itu serta obat merah yang juga ada di dalam kotak itu. Dengan penuh emosi, Elyn mengusap kasar luka di pipi Arthur.

"Aw!! Sakit!! Lo bisa ngobatin nggak sih!" bentak Arthur.

"Lo kan yang minta gue buat ngobatin luka lo, kalo lo nggak mau yaudah gue juga nggak maksa,"

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang