Buat apa ganteng kalau nggak punya hati dan kasar.
****Hai readers!!😍
Terimakasih sudah membaca sampai bagian ini,,
Maaf bangett update nya lama hehe, aku baru sempet lanjut nulis sekarang, semoga kalian suka yaa😘😘
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar
Happy reading!!Bel rumah Elyn berbunyi. Karena Rian, ayah Elyn dan Alvaro serta Bi Umi tidak ada di rumah, ya terpaksa Elyn yang harus membukakan pintunya. Dengan langkah yang berat, Elyn meraih gagang pintu dan membukanya.
Tampak seorang pria dengan jaket kulit berwarna coklat dan kaos putih yang sangat membuatnya terlihat tampan. Ditambah lagi wajah khas Jermannya yang semakin memikat. Dia adalah Ezra.
Ezra adalah sahabat Alvaro satu kampus sekalian satu prodi yaitu teknik industri. Ezra emang hampir setiap hari datang ke rumah Elyn untuk bertemu Alvaro. Elyn sedikit heran karena Ezra datang saat tahu kalau Alvaro sedang tidak berada di rumah.
"Kak Ezra? Kakak tau kan kalo kak Aro lagi di luar kota?" tanya Elyn heran.
"Tau kok,"
"Terus?" Elyn semakin bingung karena baginya tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Ezra. Dia juga tidak memiliki urusan apapun dengan Ezra.
"Gue nggak disuruh masuk nih?" sindir Ezra.
"Oh iya kak, maaf. Masuk yuk kak," ajak Elyn sambil membuka lebar pintunya lalu menutupnya lagi setelah Ezra masuk.
Ezra duduk di sofa. Elyn kebelalang untuk menyiapkan minuman.
Setelah beberapa saat, Elyn kembali bersama dua gelas sirup berwarna merah ditangannya. "Minum kak," katanya sambil duduk di lain kursi. "Jadi ada apa kak?"
"Gue kesini mau ketemu sama lo kok,"
"Aku ? Ada perlu apa kak?"
"Gue denger, lo mau lanjutin sekolah musik setelah lulus ini ya, Lyn?"
Elyn menyatukan kedua alisnya. Dia heran karena Ezra tahu rencananya untuk melanjutkan sekolah musik setelah lulus SMA ini. Dia merasa sama sekali tidak pernah menyinggung ini di hadapan siapapun termasuk teman-teman sekolahnya.
"Kok kakak tau?"
"Gue denger dari Alvaro. Jadi bener?"
Dasar kak Alvaro. Batin Elyn. Dia hanya menceritakan ini di hadapan Alvaro. Sudah pasti Alvaro lah yang menceritakannya. "Iya kak bener,"
"Gue ada beberapa relasi dan saran buat sekolah musik yang bagus sih, Lyn. Lo tertarik?"
Awalnya Elyn sama sekali tidak tertarik dengan obrolan ini. Dia juga tidak mengharapkan kehadiran siapa-siapa saat semua orang tidak ada di rumahnya seperti ini. Tapi setelah mendengar perkataan Ezra barusan, Elyn menjadi bersemangat karena menyangkut masalah musik.
"Kak Ezra serius? Mau dong kak. Aku lagi cari-cari beasiswa juga buat ke luar negeri. Rencana sih mau lanjut ke Itali kak," Elyn tampak begitu semangat.
"Di Itali juga banyak sekolah musik yang bagus kok. Gimana kalo kita bahas sambil jalan?" ajak Ezra.
Ini yang tidak Elyn suka. Memanfaatkan suatu keadaan untuk menguntungkan Ezra sendiri. Elyn sudah hampir puluhan kali menolak ajakan Ezra untuk jalan bersamanya. Elyn tidak ingin berurusan dengan laki-laki lagi setelah kejadian itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
FantasyIni cerita mainstream, kisah Arthur dan Evelyn -2 anak SMA yang masih malu-malu kucing kalau dicomblangin sambil sibuk mencari jati diri masing-masing- yang dramatis, penuh intrik, dan mungkin sekaligus bisa bikin kalian baper atau membayangkan baga...